41_Es Yang mulai mencair

1K 62 3
                                    

Assalamualaikum....Up lagi nih.Jangan lupa vote dan komen di setiap partnya.Hargai penulis teman teman.

Selamat membaca.....

________________________











Pagi pagi di ruang makan sudah di hebohkan dengan si kembar yang rebutan kulit ayam krispi.Mereka terus berebut membuat Zalfa pusing melihatnya.Beruntunglah Faiq tidak ada.Jadi tidak ada yang memarahi keduanya.

"Upin ipin bisa diam!"suara dingin milik kakak perempuannya membuat keduanya kicep.

"Bukannya bunda udah kasih kalian bagian?Masih mau serakah juga?"lanjutnya masih dengan suara dinginnya.

"Bagi abang kalian.Jangan mentang mentang teteh gak suka ya."

Rey terkekeh melihat wajah tegang adik iparnya.Dengan baik hati Rey membagi kulit ayam krispinya menjadi dua.

"Kalau bisa di bagi ngapain rebutan.Waktu di rahim bunda juga berbagikan?Bukan rebutan."

Acara sarapan pun berlanjut.Hanya ada 4 orang.Zalfa sendiri harus segera pergi keluar karena ada pengajian ibu ibu.

"Teh Nay.Nanti kalian bakal tetap tinggal di sini atau ikut ke rumah abang Rey?"si kepo Ara tidak bisa diam saja.Makan pun sering sambil bicara.

"Habiskan dulu makannya.Baru nanya nanya."

Ari melirik kembarannya dengan wajah tengilnya.Ara pun ikut melotot.Pipinya yang penuh dengan bola mata yang ingin keluar terlihat menggemaskan.

Rey yang melihat tingkah si kembar hanya menggeleng.Jika penglihatan Nayya masih baik.Mungkin keduanya sudah di tegur oleh gadis itu.

"Hari ini yang bagian beres beres bang Ari ya.Ara kan kemarin."

"Ngapain harus repot repot beres beres sih Ra.Kan ada mbak santri yang bisa di mintai tolong."

Ara memukul tangan kembarannya dengan sendok."Gak bisa gitu.Mereka kesini niat belajar,mengaji.Bukan jadi pesuruh kamu ya."

Keduanya kembali ribut saat makan di piring masing masing telah habis.

Nayya menghela nafas panjang."Kalian gak usah pada ribut.Cepat berangkat sekolah yang bener.Masalah beresin ini biar teh Nay aja."

Saat keduanya akan protes.Rey lebih dulu menyela.Tangannya menyodorkan dua lembar uang merah."Udah.Ada abang yang bakal bantuin teh Nay.Kalian cepat ke sekolah gih."

Siapa yang tidak kegirangan di beri uang.Apalagi jumlahnya cukup besar.

"Yaudah.Kita berangkat dulu.Assalamualaikum."pamit keduanya setelah salim.

"Nay.Gak papa,ini biar aku aja yang beresin.Kamu duduk aja ya."

"Gak.Masa kamu terus yang ngelakuin ini itu.Aku berasa gak berguna banget kalau gitu."

Rey yang mengerti perasaan Nayya yang selalu merasa tidak berguna dan selalu merepotkan.Hanya bisa pasrah.

"Yaudah.Kita bareng bareng ya.Kamu yang cuci piringnya.Aku yang bersihin.Ininya biar aku yang bawa."

Akhirnya mereka cuci piring bersama.

*****

"Kak Nay udah lama gak kesini.Waktu itu kak Karina sama kak Melody kesini.Katanya kak Nay kecelakaan.Kita sedih,pengen jenguk tapi gak bisa."

Nayya tersenyum mendengar nada sedih Tere.Gadis yang mulai beranjak remaja.

"Kakak udah baik baik aja kok.Tinggal penyembuhan mata kakak.Kalian gak perlu khawatir lagi."

NAYYARA  (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang