03

1.5K 240 96
                                    

Mashi hari ini ada satu kelas, dan jatuh tepat satu jam dari sekarang.

"Ayo, berangkat bareng!" Yudha yang emang kebetulan ada kelas juga itu udah siap mau kasih tebengan. Serius cuma kasih tebengan kok, gak ada unsur-unsur modus. Yudha kan anak baik bunda.

"Ay—" ucapan Mashi terpotong.

"Eh, apaan?! enggak ya, Mashi sama gue aja!" itu Panji, dia nyerobot sambil ngegeragas keripik pisang yang dia rampok dari kulkas, entah dah itu punya siapa.

"Dih, gue duluan yang ngajakin?!" Yudha kesel.

"Tapi biasanya juga sama gue?!" Panji gamau kalah.

"Lo kan gak ada kelas, Ji, sama gue aja udah, biar sekalian!" Yudha masih membalas.

"Ah, gak urus. Pokoknya Mashi sama gue aja," Panji masih ngotot.

"Ck, sok ngatur lo! Mashi sama gue aja!" Yudha ikutan kebawa suasana.

Sementara Mashi yang sebenernya udah cukup sering melihat perdebatan semacam ini masih aja kagok, si cowok manis itu cuma bisa menghela napas.

Ketika Yudha dan Panji sibuk adu bacot. Turunlah pangeran kegelapan dengan setelan khasnya. Setelan mau ngelayat.

"Jun, mau kemana?" bisik-bisik Mashi nanya.

"Mau ke kampus lah, kemana lagi?" Juna ngejawab, sambil mengisi sebuah gelas dengan air.

"Nebeng boleh?" Mashi nanya di imbuhi dengan senyum maut andalannya.

Juna cuma ngangguk kecil, "Ayo aja, tapi ntar malem masakin nasi goreng ya?" pintanya.

"Siap!" Mashi berseru. Nasi goreng doang mah kecil, yang besar adalah kenyataan mengenai nasi goreng buatannya adalah makanan favorite Alvin Junagara alias ngerti gak sih? ini Mashi naksir!

"Ayo."

Mashi ngumpet di samping tubuh besar Juna, menghindar dari Yudha dan Panji yang sekarang bergulat di karpet.

Bernapas lega ketika dia udah keluar kontrakan, naik ke atas boncengan motor gede Juna dan poin plus bisa meletakan kedua tangannya di kokohnya bahu seluas samudra itu.

"Langsung ke kampus, atau mau kemana dulu?" Juna nanya, setelah mereka sampai persimpangan, nunggu bisa lewat karena jam sepuluh gini jalan raya rame banget.

"Ya ke kampus, emang kemana?" tanya Mashi.

"Siapa tau laper, kita bisa makan dulu," kata Juna.

"Boleh, kalau Juna laper mah aku temenin dulu," kata Mashi, ketauan sih, dia mah udah hapal kalau Juna kebiasaan makannya pas nyambut siang, sarapan sama lunch di colab.

Juna pun cuma mengangguk, gak nanya Mashi bakal telat atau gak karena Mashi adalah orang terajin sejagat raya, jadi dia gak mungkin mau kalau tau gak ada cukup waktu.

Lagipula Mashi pasti mau, soalnya dia Juna. Meskipun emang Mashi sering julid dan ngatain Juna limbah neraka seperti kemarin, Mashi tetep punya alasan kenapa dia sebenernya suka sama cowok kelahiran september itu.

good days.

Panji agak sebel ketika sadar ternyata Mashi udah pergi dan perginya sama Juna. Selain Mashi sendiri, Panji juga tau kalau cowok kecil satu itu naksir Juna.

Good Days [KyuSahi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang