09

1.5K 206 60
                                    

jangan lupa vote dan comment!

good days.

Malam ini, bintang bersinar terang. Dari balkon pukul tujuh petang Arsa berdiri memandangi langit yang tenang.

"Arsa," tiba-tiba ada suara, terus Panji bergabung sama dia.

"Eh, Iya, kenapa Kak?" tanyanya ramah, gak lupa senyum.

"Gak papa sih, tumben aja gue kemari mau ngadem, btw, Sa, gue boleh nanya gak?"

Panji mendudukan dirinya di undakan balkon bikin Arsa ikut bergabung, duduk menekuk lutut di sebelah Panji, "Boleh, nanya apa Kak?" sahutnya ringan, Panji jadi ngerasa angin malam kalah adem sama raut Arsa yang menenangkan banget.

"Lo deket sama Juna?"

Alis Arsa tentu bertaut, "deket Kak, kamar kita kan berhadapan," jawabnya kelewat santai nan polos bikin Panji mengulum bibir, ih, bener apa kata Haris, ngomong sama Arsa kadang butuh kesabaran extra, kudu sabar buat gak cubit Arsa karena gemes.

"Ya kalau definisi deket yang lo mengerti itu jarak mah kita juga deket, Sa, deket banget malah ini," kata Panji bikin Arsa terkekeh.

Ngobrol sama Kak Panji ternyata beneran berasa kaya nonton lenong.

"Terus definisi deket yang Kakak maksud itu gimana?" jadilah Arsa nanya.

"Deket yang, deket temenan atau lebih dari itu, mungkin?" kata Panji.

"Ah, itu, aku sama semua anak kontrakan juga deket kayak gitu, minus Kak Yudha ya, dia kan sepupu aku."

Sabar Panji, anak ganteng, anak soleh harus sabar, MasyaAllah.. gusti, Panji gemas.

"Eummm, bener juga sih, tapi yang gue maksud tuh, lebih spesifik gitu, Sa, kayak, deket sampai udah gak canggung buat ngerandom bareng gitu!" kata Panji menggebu.

Arsa malah ketawa ringan, dan Panji gak tau kalau ternyata di dunia ini ada suara tawa yang bisa terdengar begitu merdu, Panji sampai terdiam auto fokus menyaksikan Arsa yang tertawa.

Ah siap, Panji terpesona.

"Aku gak tau Kak, sejauh ini sih kalau ngobrol ya ngobrol, ngeramdom ya ngerandom," kata Arsa.

"Kalau yang Kakak tanyain kuantitas kedekatan aku sama Juna, aku sih, gak ngitung." Arsa berkata sejujur-jujurnya.

Toh dia berteman juga berteman biasa-biasa aja sama siapa aja yang mau.

"Lo bahkan panggil dia dengan namanya," kata Panji.

Arsa mengernyit, "Loh, kenapa emangnya?"

"Kita seumuran, Sa, gue, Juna, abang lo, Satria sama Haris."

"Eh, serius?"

"Iya, dia bahkan lulus SMA duluan, tapi jadi bareng masuk kuliah gara-gara dia gapyear setahun."

Sebenernya informasi ini bukan termasuk pada ranah yang perlu banget Arsa tau, tapi berhubung di kasih tau ya, ya udah.

"Juna aneh, makanya gue tanya gitu ke 'lo tadi," kata Panji kemudian.

"Aneh gimana maksud Kakak?"

"Meskipun tu anak emang cetakannya udah aneh, tapi sekarang lebih aneh," kata Panji, mukanya udah serius banget mulai cerita.

"Asal lo tau, si Juna terkenal banget di kampus sama arogansinya, dingin, dia gak akan nyaut kalau di ajak ngomong sama adik tingkat yang cuma manggil dia dengan nama tok, dia gak suka orang sokab," lanjut Panji.

Good Days [KyuSahi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang