07

1.4K 218 61
                                    

jangan lupa vote dan comment!

good days.

Panji punya pelampiasan sendiri selain membuat Mashi terjebak dalam zona gak nyaman berjudul friends zone.

Adalah MMA alias Mix Martial Arts.

Malam ini secara sangat terhormat, Panji mengundang seluruh penghuni kontrakan buat hadir menjadi suporter dia tanding di sebuah GOR di pusat kota.

Mereka semua di bisa-bisain buat hadir, tarung di mulai pukul tujuh. Karena menurut prakiraan cuaca bakal terang maka mereka semua naik motor bonceng-boncengan.

Satria sama Hanan, Haris sama Aldean, Yudha tentu saja bersama dengan Arsa dan Juna bonceng Mashi.

Setengah jam di perjalanan, mereka sampai pas-pasan sebelum Panji tanding. Pas MC nyebut peserta yang bakal tanding udah pasti ada dua kubu yang riuh menyuarakan dukungannya masing-masing dan itu berisik banget, lebih berisik dari demo buruh.

Arsa berada di antara Hanan dan Dean yang sedang memegangi lengan Mashi, takut si gemes satu ilang, siapa si gemes dua? Arsa.

Suara musik berdentum mengiringi peserta yang bakal bertarung, Juna berada di barisan belakang, dia mah gak masalah sebab tinggi badannya lumayan bikin dia gak perlu repot jinjit kaya Mashi biar liat situasi Sasana.

Mereka semua tepuk tangan antusias pas Panji keluar, Haris bahkan udah heboh nge-fanboy Panji dadakan malam ini. Panji yang di pertandingan ini cuma pakai kolor doang cuma bisa ketawa, tapi lumayan, nervous-nya mereda.

Juna narik Arsa pas liat anak itu nutup kedua telinganya. Suara musik berpadu sama riuh suara penonton. Hanan sama Dean kebawa arus dan sedang berusaha untuk di selamatkan oleh Satria dan Haris sementara Mashi berada di rangkulan Yudha yang udah pasang muka seremnya dari kapan tau. Matanya tajam, salah satu point utama betapa gantengnya Yudha sebenarnya.

Arsa bergerak mau minggir waktu ada tangan entah milih siapa noel-noel pinggangnya, terus bikin dia gemeter pas ngerasain ada tangan lain lagi yang ngeremes pantatnya. Itu bikin Arsa tiba-tiba panik dan semua itu juga gak luput dari pengawasan Juna.

Cowok yang malam ini mengenakan denim itu menarik Arsa semakin dekat sampai nabrak dadanya, lalu dia balut tubuhnya dengan denim yang terbuka, singkat kata di peluk dari belakang gitu lah ya.

Arsa mau berontak, jelas, Mashi dari tadi ngeliatin terus, dan Arsa cukup tau kalau temen barunya itu naksir Juna.

"Lepasin aku, Juna.." Arsa memohon. Tapi Juna gak bergerak seincipun karena berontakannya.

"Disini banyak orang liar, kalau lo mau berakhir rusak setelah keluar dari sini, gue lepasin."

Ucapan Juna membuat Arsa membolakan mata sipitnya, dia meringis merasa takut dan cuma bisa menatap Mashi dengan pandangan yang sangat merasa bersalah.

Sementara itu, Mashi juga sebenernya dari tadi sibuk ngehalau orang asing yang grepe-grepe badan semoknya bikin Yudha hampir nonjok orang andai kata Juna gak lebih sabar dari ini untuk tetep stay bukannya malah nonjok orang yang dia liat hampir ngeremes bokong Mashi.

"Kita pulang aja, nanti juga Panji pasti ngerti."

Juna memutuskan pulang duluan, raut mukanya gak bisa di bantah, gak beda jauh sama Yudha yang malam ini gak bisa nahan emosi, sampai Arsa dan Mashi cuma iya-iya aja.

Sepanjang jalan, Arsa rasanya mau mewek aja. Di bonceng sama Juna berasa di bonceng sama malaikat pencabut nyawa, rasa-rasanya Juna bukan mau antar dia ke kontrakan tapi kembali ke pangkuan Tuhan.

Good Days [KyuSahi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang