22

1K 140 47
                                    

kyusahi ft. seungsung in our area!

good days.

Arsa berdiri neduh di bawah pohon depan fakultasnya, nunggu Juna yang katanya baru keluar kelas, ceritanya mau pulang bareng, sebenarnya Juna udah bilang ke Arsa suruh nunggu di dalam gedung aja biar teduh, tapi Arsa males karena hari ini rame banget.

Mashi juga lagi ada urusan, dan katanya juga gak mau ganggu orang mau pacaran, padahal lebih sering Arsa yang nyempil di antara Panji dan Mashi.

"Arsa!"

Kaget dikit, Arsa noleh, Kevin datang bersama tiga orang temannya, Arsa ngehela napas dibalik masker yang dia gunakan.

"Pulang sama siapa, Sa?" tanya Kevin.

"Sama Juna," disahutin dong.

"Oh, Abang galak yang waktu itu?" celetuk temen Kevin, sebut aja Hesa.

"Lo beneran pacaran sama dia?" tanya Kevin, "maksudnya, beneran ada perasaan? bukan dipaksa?" tambahnya kemudiana.

"Iya," jawab Arsa sekenanya, dalam hati dia berdoa semoga Kevin dan teman-temannya ini pergi segera sebelum Juna datang, walaupun gak ngapa-ngapain, tapi Arsa trauma banget dah urusan Juna dan Kevin.

Akan selalu ada panas di antara keduanya, antara Kevin yang ibaratnya bensin sementara Juna adalah api, di tetes dikit bakal membara, Arsa takut ada keributan lagi.

"Padahal sama gue lebih bagus," kata Kevin bikin Arsa noleh.

"Bagusnya apa?" tanya Hesa.

"Jelas-jelas gue gak kayak Juna, arogan, siapa sih yang gak kenal dia, sok keras banget tuh orang, pasti dia maksa 'kan macarin 'lo, Sa?" ujar Kevin dengan santainya.

Arsa gak habis pikir kenapa Kevin jadi seperti ini sekarang, alih-alih menjadi semakin baik, mengingat awal kenalan mereka tuh Kevin soft dan hangat, murah senyum dan baik hati, ih sekarang kok begini, jadi sedih.

Ya walau emang bener sih, Juna maksa, tapi di awal doang, sekarang Arsa beneran suka Juna, suka banget tau!

"Daripada panas-panasan nungguin Juna, mending lo balik sama Kevin," ujar Hesa dan dua lainnya, Tama dan Bara mengiyakan.

"Mending lo balik naik mobil, adem daripada naik motor, panas, lo liat—"

Broom! broom! tin!

Jantung Arsa langsung salto begitu warna hitam khas motor Juna diikuti suara geberan dan sekali klakson itu terdengar, lalu berhenti tepat di depan mereka, tanpa ngelepas helmnya, Juna gak bicara apa-apa, dia cuma narik Arsa lebih dekat dan memakaikan helm yang dia copet dari temennya tadi, Arsa udah tau kalau begini, dia ikut diem aja.

"Wohoo, tenang aja Bang, pacarnya gak di apa-apain kok," ujar Kevin ngeselin banget.

"Naik," kata Juna ke Arsa, anggap Kevin gak pernah ada di dunia.

Tangan Arsa yang bergetar bertengger di bahu Juna, ngeremat jaket kulit yang lebih tua karena takut dikit, tapi kemudian Juna membawanya pergi begitu saja, sedikit lebih baik karena Juna yang biasanya bakal ngeladenin Kevin sekarang udah gak peduli lagi.

Atau mungkin udah muak sama kegabutan hidup Kevin yang selalu gangguin Arsa.

"Maaf," kata Arsa, nepuk bahu Juna pas mereka di lampu merah.

Juna gak jawab, dia cuma ngebales tatapan Arsa lewat spion motornya.

Arsa pikir mungkin Juna lagi badmood, gak jadi lega, masih takut.

Good Days [KyuSahi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang