Jam istirahat Fahri kembali lagi ke ruangan konseling untuk menemui Pak Dimas yang tersenyum melihat kehadiran Fahri.
"Jadi selama dua bulan ini kamu kemana Fahri?" Tanya Pak Dimas.
"Abang kan sudah kasih tahu." Ucap Fahri.
"Jawab pertanyaan guru mu dengan benar Hendra!" Kesal Rahmat.
"Abang bilang kalau Fahri dua bulan kemarin sakit makanya tidak boleh sekolah dulu." Ucap Fahri polos.
"Jangan mengarang cerita Hendra kakakmu Aldo tidak bilang apapun sama mama." Ucap Linda.
"Aku kan tidak punya kakak bernama Aldo." Ucap Fahri.
"Apa maksudmu Hendra?!" Kesal Rahmat.
Rahmat akan memukul Fahri namun Pak Dimas menahannya sementara Fahri hanya memandang polos hal tersebut.
"Saya di skorsing lagi Pak Dimas?" Tanya Fahri.
"Tidak kok." Ucap Pak Dimas.
"Berarti urusanku disini selesai ya Pak Dimas." Ucap Fahri.
"Hendra urusanmu dengan papa belum selesai!" Kesal Rahmat.
"Selesaikan disini saja sih tidak perlu di rumah segala." Ucap Fahri.
Rahmat menarik Fahri keluar ruangan konseling sementara Pak Dimas menghubungi seseorang untuk mencegah keributan.
Ternyata Rahmat membawa Fahri ke gudang belakang sekolah yang sangat sepi sekali.
"Kau kemana sih?!" Kesal Linda.
"Seperti penjelasanku di kantor tadi." Ucap Fahri.
"Kau tahu sejak lama aku curiga bahwa sebenarnya kau bukan anak kandungku." Ucap Linda.
Fahri tersenyum smirk akan hal tersebut dan mengambil bungkus rokok yang berada di kantong celananya.
"Lalu aku harus bilang wow gitu?" Tanya Fahri tenang.
"Hendra jaga ucapanmu!" Kesal Rahmat.
"Selama ini sudah kujaga kok." Ucap Fahri.
Fahri menghembuskan asap rokok dengan tenang karena emosi Rahmat mengambil rokok Fahri dan menginjaknya begitu saja.
"Aku ingin bertanya satu hal deh." Ucap Fahri.
"Pertanyaan apa?" Tanya Rahmat.
"Bagi kalian Fahri itu siapa?" Tanya Fahri.
Kedua orangtuanya hanya diam membuat Fahri paham dan langsung pergi begitu saja meninggalkan mereka berdua.
Di kantin Fahri melemparkan botol Aqua kosong ke wajah Ujang yang sok ganteng banget.
"Maneh teh goreng Ujang nu kasep mah abdi!" Pekik Fahri.
"Dih ceuk emak urang ge Ujang teh kasep pisan nyaho!" Pekik Ujang.
"Lanceuk urang ge ngomong da Fahri teh pangkasepna!" Pekik Fahri.
"Ari ngelut di lapangan da tong di kantin rungsing nyaho teh!" Kesal Putra.
"Tah babaturan maneh nu ti heula!" Pekik Ujang.
"Tuda meuni sok kasep pisan!" Pekik Fahri.
"Oi kalian bertiga pake bahasa indonesia kalau berantem pada bengong semua kan!" Pekik Bisma.
Fahri dan Ujang malah tertawa akan hal tersebut yah kalau ada Fahri maka Ujang ada teman melawak bareng.
"Nih gua punya tebak-tebakan yang bener gua kasih duit seratus ribu nih." Ucap Fahri mengeluarkan uang seratus ribu miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fahri (END)
Подростковая литератураNot BL/Only Brothership. Ini hanya kisah keluarga saja tidak lebih. Mahendra Sabil Al Fahri cowok ceria yang menyimpan berbagai luka karena perlakuan tidak adil kedua orangtuanya. Fahri menggunakan topeng ceria di depan semua orang untuk menutup luk...