Sorry for typo(s)
Kedatangan tamu pada malam hari mengejutkan keluarga Choi, pasalnya bukan orang dari kalangan biasa yang datang. Saat itu, dua anak di sana sibuk memainkan ponsel di ruang tamu karena weekend, posisi kaki Donghyuck berada di atas paha sang adik dan bersandar pada tangan sofa. Sementara Siwon membaca buku dengan Yuri yang dipeluk dari samping hampir pulas. Namun, ketenangan itu berubah kala seorang pelayan datang menghampiri mereka.
"Permisi, Tuan...."
Jaemin ikut mendongak dan sedikit menaikkan kedua alisnya melihat wanita berseragam itu memancarkan kepanikan pada bola mata. Bahkan sampai membuat Yuri terbangun dan menurunkan kedua kaki jenjangnya dari sofa.
"Kenapa, Bi?"
"Itu, Ibu Presiden di depan."
"Astaga!" Yuri berseru sembari berlari menaiki tangga tanpa alas kaki, karena penampilannya sudah memakai piyama.
Berbeda dari suami dan anak-anak yang masih memakai kaos rumahan.
"Kau juga tidak ganti?" tanya Jaemin pada saudara angkatnya. Maniknya turun seraya menunjuk.
Netra Donghyuck membola, melemparkan ponsel ke sofa dan berlari menuju tangga. Celana merah pendek sebatas paha sangat tidak direkomendasikan untuk dipakai di depan istri presiden. Di sana, Siwon menghela napas dengan meyakinkan diri sendiri bahwa anak itu benar-benar putranya bersama Yuri.
Trust issue karena apa yang dilakukan Jaehyun pada bayinya.
Tidak sopan membuat tamu menunggu lama, Siwon memimpin jalan untuk menemui sang tamu. Sebelum menyusul, Jaemin meminta tolong pada pelayan untuk segera membuatkan minum dan cemilan.
Maniknya menangkap seorang wanita paruh baya yang memakai gaun putih dengan surai dijepit dari dua sisi. Di belakang beliau, ada sosok anak kecil yang bersembunyi dan bergelayut malu-malu. Senyum Jaemin terukir tipis, ini pertemuan kedua mereka.
Namanya dipanggil oleh sang ayah sehingga membuat Jaemin sedikit lebih berlari untuk menghampiri. Badan anak itu membungkuk untuk menyapa, lalu tangannya melambai pada Jisung.
"Maaf ya, kami bertamu malam-malam seperti ini."
"Ah, tidak apa-apa, Nyonya. Mari, mari, silakan masuk," tangan Siwon memberi isyarat kepada beliau untuk berjalan terlebih dahulu.
Dan tepat waktu, Yuri dan Donghyuck sudah berada di tangga akhir dengan napas tersengal-sengal tetapi bisa menampilkan senyum yang lebar kemudian merapikan bantal sofa.
Setelahnya, Donghyuck mengendap-endap ke samping sang adik. Bahunya sengaja menyenggol Jaemin dengan gerakan dagu untuk menunjuk ke arah Jisung. Si bungsu Choi menganggukkan kepala. Berita Sejoon yang menjadi tersangka atas dalangnya pendiri pabrik obat ilegal telah tersebar, beriringan dengan kampanye pergantian presiden periode selanjutnya.
Tentu saja keluarga Jung sedang dipantau saat ini, jadi sudah dimaklumki saja mereka memilih bertamu malam hari.
Meskipun ada nenek kandungnya di sana, Jaemin justru hanya fokus pada si kecil Jisung yang hanya menundukkan kepala dengan jemarinya saling bertaut. Atensinya beralih ke Donghyuck di samping, kompak mereka menggulirkan bola mata ke atas di mana yang dimaksud ialah diajak bermain ke kamar.
Dengan senyum percaya diri, Jaemin mencondongkan tubuhnya untuk mendapat perhatian anak itu. "Jisungie, mau main game di komputer?" ajaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haravale✓
FanfictionChoi Jaemin adalah senjata bagi dua keluarga yang saling bermusuhan. ©piyelur, Mei 2021.