Sorry for typo(s)
Sejak kecil hidup dalam lingkup keluarga terpandang seperti ini ibarat berada dalam sebuah permainan dengan segudang peraturan yang harus dipatuhi. Untuk bertutur kata pun dijaga — meskipun pada semua kalangan memang sedemikian rupa. Dan ternyata, hal ini juga menguntungkan bagi Jaemin. Sifat patuh dan penurutnya seperti menjadi senjata di mana orang-orang telah menyembunyikan rahasia darinya, ia bisa menggali tanpa perlu dicurigai.
Dari orang terdekatnya terlebih dahulu, Jaemin bukan curiga melainkan merasa aneh pada Jaehyun. Pemicunya sendiri adalah sang saudara kembar — Donghyuck.
Waktu itu keduanya duduk di bangku kelas delapan, sekolah mengadakan perjalanan penelitian untuk salah satu mata pelajaran di sebuah kebun raya dengan berbagai macam hewan perternakan sampai pohon dan tanaman. Dua anak itu memisahkan diri ketika Donghyuck ingin melihat secara dekat memerah susu sapi. Hanya bermodalkan nama, penjaga di sana tahu siapa dua bungsu kembar Choi tersebut.
Yang pertama menyadari mereka terlalu lama asyik memerah adalah Jaemin, pukul dua siang seharusnya mereka sudah berkumpul di bus. Lewat satu menit, si kembar kemudian tanpa berpamitan segera keluar dari arena pemerahan sapi.
Belum ada sepuluh langkah diambil, mereka dikejutkan oleh kehadiran Jaehyun yang sedang berlari menghampiri dengan napas tersengal.
"Loh, Jaehyun Hyung kenapa bisa ada di sini?" celetuk Donghyuck dengan tatapan keheranan.
Sedikit Jaemin tahu, pasti di luar sana juga ada beberapa pengawal yang akan mengawasi mereka — apalagi berada di luar gedung sekolah seperti ini.
"Maaf, Tuan Muda. Bus sudah menunggu kalian."
Walau ucapannya terdengar tegas seperti biasa, Jaemin bisa menangkap getaran bawah mata, kepalan tangan, dan tentu saja raut wajah yang terlihat lega.
Ketika manik mereka bertemu, Jaemin menyunggingkan senyuman.
"Ayo, Jaeminie!" seru sang kakak seraya merangkul bahunya.
Dalam langkah mereka, Donghyuck berceloteh ingin memelihara sapi sendiri di rumah, beralih ke mimpi ingin membangun kebun raya sendiri lalu pada akhirnya satu celetukan membuat Jaemin tertegun di sana.
"Jaehyun Hyung selalu bisa menemukan kita — ah, maksudnya kau! Aku masih ingat saat kau tersesat di mall dulu. Belum ada lima menit dia sudah menemukanmu di toko kaset film dan lagu. Padahal aku dan Noona sudah lelah-lelah berlari sambil berteriak."
Dan masih ada lagi momen di mana Jaehyun selalu bisa menemukannya.
Namun, yang masih diingat jelas pernah sekali berada di pesta acara sang ibu. Dengan lokasi di sebuah restoran dan begitu banyak penonton di sana, apalagi ibu-ibu rumah tangga yang mengidolakan masakan Kwon Yuri.
Awalnya, ia dan Donghyuck bermain di sebuah ruangan khusus menunggu acara ibu selesai. Koeun pada waktu itu memiliki berbagai les yang tidak bisa ditinggalkan sehingga tidak ikut di sana. Sang kakak kembar mengusulkan untuk bermain petak umpet meskipun hanya berdua saja.
Seluruh pengawal ditugaskan untuk menjaga venue di luar karena menganggap bahwa hanya staff terpercaya yang boleh memasuki lorong ruang untuk para talent di sini.
Tanpa alas kaki yang dipakai supaya tidak terdengar ketika Jaemin keluar dari ruang tunggu dengan Donghyuck yang sedang berhitung. Manik jernih anak itu membaca satu persatu nama ruangan di sana, siswa SMP itu hanya masuk ke sembarang arah karena tidak mungkin juga untuk keluar dari arena ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haravale✓
Fiksi PenggemarChoi Jaemin adalah senjata bagi dua keluarga yang saling bermusuhan. ©piyelur, Mei 2021.