10. perlombaan

119 37 20
                                    

Up

***

"Lo itu penyakitan"

Kata itu masih terngiang di dalam pikiran Daniel. Daniel mengacak rambutnya kasar dan menghembuskan nafas gusar. Daniel merebahkan tubuhnya dan memejamkan matanya sejenak untuk menghilangkan rasa penat nya.

"Daripada mikirin itu, mending gue mikirin hadiah yang bakal gue kasih ke alysa," gumamnya.

Daniel mengambil benda pipih yang tergeletak di sampingnya. Cowok itu membuka room chat grup geng motornya dan mulai mengetikkan sesuatu di sana.

Me : "kalian bisa bantuin gue
Nyiapin hadiah buat alysa nggak?"

Zidan : "emangnya alysa kenapa?
Ulang tahun?"

Andra : "pasti buat hadiah kalau alysa menang lomba ya?"


Me : "yup, betul sekali"

Fadlan : "kita rencanain besok aja di markas."

Me : "anjay... Tumben tumben
si Fadlan bijak."

Arya : "kerasukan reog kali."


Daniel tertawa kecil ketika membaca pesan dari Arya. Arya memang cowok yang suka menghibur orang lain. Tidak hanya ramah, ia juga selalu tersenyum ke semua orang. Apalagi saat tersenyum hingga matanya menyipit, BEEH IDAMANNYA PARA CIWI-CIWI.

Sore harinya, Daniel pergi ke lapangan basket yang ada di sekolahnya. Cowok itu memutuskan untuk berlatih basket sendirian. Ketika sedang fokus berlatih, tiba-tiba lintang datang menemui Daniel dengan membawa sebotol air mineral ditangannya. Seketika Daniel memasang wajah datar ketika melihat kehadiran lintang disana. Lintang yang melihat perubahan wajah Daniel hanya bisa memendam amarahnya dalam hati. Ia selalu memikirkan mengapa disaat lintang yang menemui Daniel, Daniel terlihat cuek dan sangat tidak perhatian. Sedangkan Alysa? Daniel selalu memberikan perhatian lebih kepadanya.

"Mau apa lo kesini?" Tanya Daniel dengan nada dingin nya.

"Gue bawain lo air, nih minum. Lo pasti capek kan habis latihan seharian." Balas lintang lalu menyodorkan air mineral kepada Daniel.

Daniel tidak menggubris penawaran lintang, cowok itu lebih memilih untuk duduk di tempat duduk yang sudah di sediakan di pinggir lapangan. Merasa tidak diperdulikan, lintang sedikit merasa kesal. Ia mengikuti Daniel lalu duduk tepat disebelah cowok itu. Daniel tetap tidak mempedulikan lintang, ia mengambil benda pipih di tas yang ada di samping tempat duduknya.

Hening cukup lama diantara mereka. Daniel yang dari tadi sibuk memainkan ponselnya, dan lintang yang tidak pandai dalam hal memulai topik pembicaraan. Sekali-kali lintang hanya menoleh dan memperhatikan wajah daniel. Tapi masih saja Daniel lebih fokus dengan ponsel genggam nya. Lintang memainkan kuku jarinya berharap Daniel memulai pembicaraan. Karena merasa kasihan pada lintang, akhirnya Daniel pun membuka suara.

"Lo kenapa sih selalu perhatian ke gue terus?" Tanya Daniel. Masih dengan wajah datarnya.

"Ya gue suka," timpal lintang.

"Suka apa," tanya Daniel lagi.

"Ck! Nggak peka."

"Maksudnya?"

"Nggak usah dipikirin, nggak penting juga." Lintang mendengus kesal.

"Owh, yaudah." Balas Daniel lalu kembali fokus ke ponsel genggam nya.

ALYSA [On-Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang