"Jadi apa yang terjadi tadi malam?" Arthit bertanya pada pemuda botak cantik yang sedang duduk di tempat tidurnya.
Noh, sang pemuda itu menggeleng kepalanya. "Aku tidak tahu, aku minum dan tertidur, beberapa saat kemudian aku merasa panas dan sakit, lalu teman SMA kita kebetulan ada di sana dan membawaku ke ruangnya....... Kami pergi ke rumahnya pada dini hari..... Dan dia mengantarku ke kampus namun aku tak mau belajar dan ke arpatreman mu."
Arthit yang berdiri di sisi tempat tidur mengerutkan alis. "Dengar, laporkan temanmu ke pol..."
"Aa? Tidak, tidak perlu. Aku baik-baik saja dan aku juga yang mabuk.. "
"Itu dia!! Dia seharusnya tahu kau terpengaruh obat, harusnya dia membawamu ke rumah sakit, bukan membawa ke kamarnya dan melakukannya. Itu kriminal namanya!" Arthit berkata tak sabar.
Noh menunduk, ia tahu, itu salah. Namun Phun juga memberinya perhatian berlebihan, beberapa kali berkata akan bertanggung jawab. Namun apa yang harus ditanggung-jawabkan? Ia adalah normal male, ia tak mungkin punya bayi. Atau apapun itu tidak ada kerugian bagi pihaknya... Yah. Itu cuma luka. "Aku tahu. Tapi aku tak bisa melaporkannya, dia baik, dan lagi aku takut pada keluarga kita, ayahku akan menyalahkanku untuk segala hal yang terjadi, Kau tahu?"
Arthit mengelah napas. "Lalu siapa dia?"
"Tidak ada hubungannya denganmu."
"Noh!! Kau gila?"
"Aku tahu, tapi sungguh Arthit, aku tak ingin dia terluka. Jangan lakukan apapun padanya."
Arthit terdiam, melotot ke arah Noh. Tak mengerti apa yang dipikirkan sepupunya ini. Pada akhirnya ia melangkah ke kamar mAndi dalam diam. Ia memikirkan siapa yang Noh temui di bar, teman SMA? Harusnya ia mengenalnya, namun sayang selama SMA Arthit tidak mengenal siapa pun diluar kelas mereka, sedangkan Noh adalah ketua club musik jadi teman-temannya sebagian Arthit tidak mengenal. Jadi sulit untuk menembaknya.
Selama Arthit mandi, Noh hanya diam. Ia lelah tapi tak bisa tidur, ia memikirkan semua hal yang telah terjadi. Pertemuan dengan Phun dan kesalahan mereka, tentang hubungannya dengan Yuri, Em dengan Phun. Semua itu hampir membuatnya gila.
Noh pada akhirnya terbaring di tempat tidur Arthit.
.....
Pagi harinya, Arthit bangun dengan tidak enak badan. Noh masih tertidur di sampingnya, ia harus bersiap-siap ke kampus karena ada banyak kegiatan yang harus Arthit lakukan hari ini.
Arthit butuh waktu lima belas menit untuk bersiap, Noh masih di alam mimpi ketika Arthit sudah selesai dan pergi kuliah. Arthit tidak mengbangunkan Noh karena ia tahu bahwa sepupunya itu masih belum pulih dan ya mentalnya lebih buruk.
Hari ini masih ada pertemuan pagi untuk mahasiswa baru dan Arthit harus memimpinnya, tidak ada perubahan berarti untuk pemimpin ospek.
Arthit masih menyenyit kesal ketika melihat juniornya bersandaar di minihyper hitam miliknya, menunggu Arthit turun. menyebalkan rasanya melihat pemuda itu pamer senyum dengan minihyper keren, mungkin Arthit akan minta dibelikan minihype type itu pada sepupunya nanti.
''Pagi,-" suara lembut yang ankrab menyapa membuat Arthit memutar matanya....
Kongpope tersenyum seperti biasa, tak peduli dengan reaksi seniornya ia tetap menunjukkan rasa senang bertemu Arthit. Dua pemuda beda gender itu menaiki mini hyper milik Kongpope.
Arthit hanya diam dan menutup mata. Hari ini tidak banyak kegiatan di kampus, hanya pertemuan dengan teman-teman panitia ospek. Dan selebihnya kegiatan untuk persetan sun. Hari ini adalah latihan pertama menari untuk sun, Arthit tentu tidak menunggu-nunggunya sama sekali.....

KAMU SEDANG MEMBACA
Weak Feminine
Science FictionArthit adalah senior tingkat 3 yang menjadi ketua panitia ospek yang galaknya minta ampun, orang mengira ia adalah super male yang memiliki lebih dari satu kromosom Y. Tapi ada satu anak baru yang cukup gila menggodanya dan ingin menjadikannya ibu d...