1... 2... 3... I Hate If.

148 13 3
                                    

"Hah!!?" Andi ter-heran-heran dengan permintaan adik tingkatnya, mengaku-ngaku pemimpin keempat dari organisasi militer di usia dua puluhan itu sudah terasa anime sekali, apalagi diminta jadi anggotanya. Ini anak sehat kah? "kamu terlalu banyak nonton film?"

Arthit hanya tersenyum, ini reaksi yang wajar bagi orang seperti Andi yang awam masalah politik negara atau sejarah dunia. "Dengar, aku akan menunjukkan bawah ini benar... Eren muncul sebentar."

Arthit menekan pelipisnya dengan terlunjutnya, berbicara dan beberapa saat tiba-tiba seorang pemuda cantik tapi garang muncul tak jauh dari mereka, lebih tepatnya melompat dari atas. "Dia adalah pengawalku yang tak terlihat, apa kau tahu di mana dia sebelumnya."

Andi berkedip, ingin bertanya dari mana pemuda itu muncul. Itu bukan alat yang digunakan adiknya untuk menyamar karena ia bisa mendeteksinya dengan mata yang tak mudah tertipu tak mungkin bisa bersembunyi dengan alat remeh.

"Hai, Sun. Kau ingin dia jadi koordinator? Bukankah Itu terlalu tinggi untuk orang awam?" Eren berbicara, ia berdiri tegak seperti tiang.

"Dan aku juga tak bisa menembak atau berpengetahuan militer..." Andi berkata menambahkan keraguan Eren.

Arthit tersenyum. "Kita tidak punya perwakilan dari negara bagian jawa, setelah herry meninggal. Herry adalah perwakilan jawa terakhir yang meninggal di rumah jay saat bertugas. Dia belum punya keturunan dan itu membuat kita butuh orang yang paham daerah jawa.."

Eren mengangguk. "Kau benar, Sun. Tapi dia tidak tahu apa-apa, bahkan mungkin dia tak tahu tentang jawa..."

"Jay? Orang Yang tadi malam?" Andi tak peduli apa yang Eren katakan, fokusnya hanya pada nama yang disebut oleh Arthit.

"Ya, keluarganya adalah mafia yang kami curigai ikut dalam perdagangan manusia, terutama feminin male." Arthit menjelaskan dengan singkat.

Andi mengerutkan alis. "Bukankah dia temanmu? ... Dan tunggu kalian mengurus masalah kriminal? Bukankah itu butuh kemampuan?"

"Ya, dia temanku di SMA... Tapi keluarganya berbeda... Dan mungkin sekarang dia juga." Arthit menghela nafas. "... Dan ya, bukankah kau punya kemampuan?"

"Bela diri?"

"Tidak, tapi matamu...."

Pemuda asia tenggara itu mengedipkan mata. Ada apa dengan matanya, perasaan normal-normal saja deh.

"Kau mampu melihat adikmu padahal dia sedang menyamar dan tak sadar dengan hal itu, kau bahkan lebih kuat dari aku." kata Arthit dengan serius.

"Aku pikir ini tak berguna..." Andi menyentuh mata kiri.

"Memang tidak berguna..."

"Hah!!?"

"Tapi itu menunjukkan kau punya otak diatas rata-rata. Kau punya otak efisien dan kemampuan belajarmu seratus kali lebih cepat dari yang lain, itu kelebihan khusus dari feminin male type c." jelas Arthit. Yah, walau feminin male type c paling direndahkan pada kenyataannya mereka memiliki kemampuan melebihi yang lain, ini sama halnya dengan pelukis wanita jaman dulu yang diremehkan padahal ada kemampuan yang hanya bisa dimiliki wanita, yaitu membedakan lebih banyak warna. Sel warna wanita bisa dua set karena memiliki dua kromosom x, sedangkan pria tak bisa karena x yang ada hanya satu. Ini kenapa pria lebih banyak yang buta warna dibanding wanita. Dan y kecil punya sifat x dan Y bersamaan, maka karena itu mereka juga punya dua set sel warna, bisa mengerjakan dua tiga masalah tapi tak kehilangan fokus, rasional tapi juga peka.

Namun semua yang keunggulan itu tetap punya kelemahan, tubuh mereka akan cenderung melemah karena dua hormon meningkat dan bertarung saat masa haid. Tubuh mereka cenderung ke wanita namun mental ke pria, mental pria itu lebih mudah stres dibanding wanita, dan ini bermasalah saat haid.

Weak FeminineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang