Pesta yang meriah

157 10 0
                                    

KRISNA = AYAH ARTHIT

KRISHNA = PAMAN/PERDANA MENTERI.


"Arthit! Kau harus pakai baju ini..." Cherry tiba-tiba masuk ke dalam kamar, walau Korn sudah berdiri di depan pintu namun ada celah beberapa senti. Wanita itu mengerutkan alis ketika tahu ada yang menghalangi pintu. "Kalian sedang apa, hah!? Kenapa pintunya dihalangi!?"

Arthit Memutar Matanya, ia sedang memeluk Mick yang menangis. "Korn biarkan dia masuk..."

Korn menggeser kakinya hingga dia tidak lagi menghalangi pintu. Cherry masuk dengan membawa satu set setelan jas putih dengan manik kristal di seluruh jasnya, Celana putih. Ada rantai emas di antara bahu dan saku atas, ada ekor seperti panjang menjuntai sampai mata kaki.

Arthit melongong dengan baju itu, itu mirip dengan baju Mick sekarang namun lebih feminin dari yang Cherry bawa. "Ada apa dengannya?" Cherry bertanya dengan dingin.

"Bukan urusanmu." jawab asal anak tirinya. Membuat Cherry ingin membuat racun dan memaksanya meminumnya, tapi sudahlah, toh sebentar lagi anak ini tidak akan bisa ngrecoki hidupnya lagi...

"Terserah, pakai baju ini." Cherry menyerahkan baju itu ke Arthit, namun tak diterima.

"Aku punya baju sendiri." jawab feminin male ke ibu tirinya, acuh tak acuh.

"Baju apa? Baju Seperti bajingan? Kau Mau buat Mick takut?..."

"Hah?" Arthit ngedipkan mata, tak ngerti maksud ibu tiri. "Apanya yang buat Mick takut..." bukannya kalian yang membuat takut Mick, lanjutnya dalam hati.

"Terserah, kalau kau tidak mau. Kau tidak boleh keluar kamar kalau masih ingin memakai pakai preman mu itu biar aim yang menemani Mick." Cherry melempar baju itu ke tempat tidur dan berbalik akan pergi.

Arthit tak berkata-kata, ia tentu tak ingin rencananya gagal dan harus terus menemani Mick sampai om datang menjemput Mick. "Ah, apa sih yang nenek sihir itu rencanakan..."

"Apa yang akan Arthit lakukan..." Mick berkata dengan suara pelan, masih di posisi memeluk Arthit. Ia memastikan Cherry pergi sebelum membuka mulutnya.

Arthit terdiam melihat baju yang tergeletak di tempat tidur, merasa ada yang tak beres dengan baju yang diberikan Cherry. Melepas pelukkan Mick, Arthit mengambil baju itu dan menentengnya, melihat dengan teliti. Baju itu sangat identik dengan baju Mick yang dipajang di ujung kamar. Bedanya cuma detail yang dibuat lebih maskulin. Seperti baju pernikahan atau pertunangan feminin male.

Arthit yang sadar hal itu, perlahan merekahkan bibirnya, lalu dari kekehan kecil menjadi tawa psycopat, yang menakutkan. Korn menghela nafas, sedangkan Mick mundur, ketakutan.

"Korn boleh aku bunuh tiga orang?" Tanya Arthit masih dengan senyum psikopat, membuat Mick makin takut.

"Anda hanya bisa membunuh jika terbukti kuat, anda tidak boleh melukai orang yang anda tidak sukai. Anda bisa ditahan, di tahanan rumah oleh militer." Korn menjelaskan.

Arthit menghela nafas, ia melempar baju set itu pada Korn, dan berkata, "persiapkan baju itu untuk ku, muat senjata untuk pertahanan diri..." Arthit menoleh pada baju yang akan dipakai Mick. "Buat itu seperti punya ku."

"Baik, tuan muda..."

"Ta-tapi aku tak b..."

"Itu untuk pemula. Semua orang bisa menggunakannya." Arthit berkata dengan datar.

Sementara Korn menyiapkan senjata untuk setiap baju. Arthit duduk di tempat tidur menutup mata, sementara Mick mengikut Korn karena takut aura kakak sepupunya yang gelap.

Weak FeminineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang