Bagaimana dunia melihat sang feminin.

2.5K 231 49
                                    

Sebelum baca aku ingatkan, inti dari ff ini cukup berat dan nyata. kalian pasti merasakan apa yang di gambarkan ditengah masa remaja Arthit sebagai. perempuan, atau bahkan laki kemayu selalu identik dengan homosexsual atau perempuan yang maskulin adalah lesbi. yang sebenarnya belum tentu.

.

Sejak kecil, Arthit suka sekali membaca buku kuno dari seratus tahun lalu, ada banyak kisah menarik. Arthir kecil membacanya dengan serius tapi Ia tak pernah memikirkan arti ceritanya, ia hanya baca saja.

Anak manis itu suka dengan buku kompilasi cerita dengan judul 'kisah dua puluh enam orang saleh. Ia tak tahu itu kisah nyata atau cuma legenda. Entah kenapa ada satu kisah yang menarik perhatiannya, kisah itu adalah kisah seorang yang saleh menikahi wanita budak dari istrinya karena tak punya anak dan mereka sudah tua. Si budak sangat taat pada Tuhan, dan ia juga punya hati emas walau ia berkulit hitam. Dan pada akhirnya ia mengandung anak, melahirkan anak laki-laki, disaat yang sama istri pertama orang saleh itu mengandung bayi yang juga laki-laki.

Bahagia lah keluarga itu.

Namun Tuhan ingin menguji orang saleh dan istri-istrinya, IA perintahkan sang orang saleh untuk pergi ke padang pasir dan bersama istri serta bayi laki-lakinya, Tuhan menyuruhnya untuk meninggalkan istri dan darah dagingnya. Orang saleh itu tak tega sebenarnya tapi ini adalah perintah Tuhannya, tak bisa menolak. Dan pasti ada alasan kenapa Tuhan memberi perintah itu.

Saat ia akan pergi setelah membangun perlindungan untuk anaknya, sang istri mengejarnya. Bertanya pada suaminya, mau ke mana, dan kenapa ia ditinggal di padang pasir yang sangat panas bersama bayinya yang baru lahir.

Sang suami tak berbalik dan hanya berjalan ke depan, tak mau goyah. Sang istri bertanya apakah ini perintah Tuhan? Orang saleh itu menjawab "Ya" dan sang budak itu menjawab. "Kalau begitu aku ikhlas, pergilah. Ini adalah perintah Tuhan." Lembut.

Tuhan tak membiarkan mereka. IA memberi air dari kaki bayi yang menggali pasir, menangis karena haus, Setelah sang ibu bolak-balik berlari mengejar fatamorgana air yang tak pernah ada. Bertahun-tahun daerah itu menjadi kota karena air Mukjizat yang diberi Tuhan untuk bayi dan ibu itu.

Saat sang anak beranjak remaja, Tuhan memberi perintah untuk sang orang saleh untuk menemui anak remajanya dan istrinya yang telah lama ia tinggalkan.

Saat kebahagiaan muncul Tuhan memberi perintah yang sangat kejam untuk manusia zaman modern, yaitu menyembelih anak yang tak pernah ia temui bertahun-tahun. Orang saleh merasa kebingungan saat menjelaskan ini pada istri dan anaknya. Tapi istri dan anaknya tak mempermasalahkannya jika itu perintah Tuhan maka lakukanlah.

Dan Tuhan tak sekejam itu, IA menukar sang anak dengan kambing yang sehat.

Keluarga itu makan daging kambing dengan gembira dan membaginya dengan orang lain..

Arthit kecil berpikir bawah Tuhan dicerita itu benar-benar kejam, namun semakin dewasa ia mengerti maknanya, jaman dulu pengorbanan manusia adalah hal biasa dan cerita itu mengajarkan bahwa Tuhan tak butuh nyawa manusia. Yang ia mau hanyalah ketaatan hambanya.

Ratusan tahun dari kejadian itu dua agama besar mengadopsinya dari sisi berbeda. Bahkan satu agama menjadikannya ritual napak tilas yang wajib dilakukan.

Keluarga Arthit tinggal di negara yang tak peduli agama, orang-orangnya pun sebagian tak beragama. Juga keluarga Arthit.

Ia hanya suka membaca buku cerita, makin dewasa makin beragam buku yang Arthit baca dari filosof sosial sampai keagamaan, sastra mesum sampai puja-pujian ketuhanan. Ia baca semua buku.

Makin dewasa sifat kritisnya tumbuh. Ia berumur tiga belas tahun saat hatinya mempertanyakan hal yang aneh soal cerita yang dibacanya waktu kecil, cerita dari dua agama terbesar yang pernah ada.

Weak FeminineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang