Bersiap untuk jadi Sun

174 22 8
                                    

Aku ingatkan. ya.

ATURAN COMMENT DI SINI, JANGAN COMMENT "NEXT, SELAJUTNYA, DITUNGGU UPNYA/BAB SELAJUTNYA" KALAU MASIH INGIN COMMENT KAYA GITU MONGGO DI TRAKTEER AI BELIIN LISTRIK 1.400RB.

Ga mau keluar duit? yah, jangan comment kaya gitu, jangan ngeyel, ai nulis ini untuk bersenang-senang bukan dikejar death line, ya.

silahkan comment selain yang di atas dan sopan.

silahkan comment selain yang di atas dan sopan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

Arthit dan Eijun duduk di taman yang tak jauh dari gedung yang mereka tuju. Eijun harus ditenangkan dulu setelah kejadian tadi.

Arthit merasa hari ini cukup membuatnya kesal, semua kakak kelas yang menyebalkan muncul satu-persatu. Itu membuatnya kesal sampai mati. Semua yang merasa superior selalu merasa punya hak untuk melakukan apapun pada orang lain. Entah apa gender atau jabatannya, walau itu bukan miliknya sendiri.

"Sawamura, apa kau baik-baik saja?" Arthit bertanya dengan khawatir.

Eijun hanya diam, rasanya ingatan-ingatan yang tersegel di alam sadarnya memaksa keluar dan merusak segelnya, dan membuatnya sakit kepala.

Dikelilingi orang-orang yang berhasrat padanya bagai dikelilingi monster-monster yang lapar dan ingin memakannya, merobek dagingnya, memakan hidup-hidup dirinya. Hanya Miyuki yang tak menakuti-nya, hanya Miyuki yang lembut saat berhadapan dengannya. Tidak ada tatapan menyayat kulit dengan hasyat.

Eijun tahu itu hanya trauma yang terjadi di masa lalu, dan bahkan ia tak mengingatnya. Namun rasanya tubuhnya mengingat apapun yang terjadi di masa lalu. Ia tak ingat apa yang mungkin terjadi pada masa lalunya.

"Ayok, pergi kita tak punya waktu lagi." Arthit berkata, ini memang hari menyebalkan.

...

Gedung seni itu terlihat besar dan luas, punya ruang musik dari berbagai alat musik, ruang lukis, ruang teater, ruang tari, ruang orkestra yang megah, ruang rekaman yang kedap suara. Semua ada di satu gedung itu tak lupa ruang pertemuan besar yang bisa menampung ratus ribu orang, dengan fasilitas lengkap.

Di ruangan luas itu sudah banyak sekali orang yang berkumpul, banyak dari mereka memakai rompi beragam. Kebanyakan dari mereka adalah maskulin female yang bisa masuk ke manapun. Tak seperti gender lain yang hanya bisa masuk satu-dua kategori.

Di Ujung ruangan ada panggung besar, lengkap dengan lampu pertunjukan. Di sana ada empat orang berdiri dengan ceria, hal yang mencolok sekali untuk Arthit yang gelap, itu cukup menggambarkan betapa jauhnya dunia empat orang ini dengan dunia Arthit yang penuh darah dan kematian.

Eijun yang terbiasa dengan hidup normal dan musik tampak menikmati acaranya.

"Halo, teman-teman. Aku Andi Adinata host acara hari ini dan ketua dari sun tahun ini, kalian yang kandidat sun akan diawasi olehku." kata pria bersosok jangkung, bersurai hitam dengan biru muda ujung rambut depannya. Jika katakan dia adalah bulan maka semua akan percaya. Ia sangat, sangat tampan sekali, tak terlihat cantik seperti sun tahun-tahun lalu.

Weak FeminineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang