10- Keras Kepala

115 16 10
                                    

Changbin baru pulang dari bekerja, sekaligus mengunjungi rumah Han hanya untuk mengabari dan mengambil beberapa bajunya karna dia mulai tinggal dirumahnya. Entahlah sampai kapan, Changbin juga tidak tahu. Tapi kemana remaja laki-laki itu kini? Changbin mencari tanpa memanggil namanya disetiap ruang pada rumahnya. Hingga ia salah fokus pada gerumunan semut yang memenuhi wajah di bingkai fotonya pada dinding.

"Kenapa ada semut difoto? Pablo tidak membersihkannya?" tanyanya dengan bingung, langkah kakinya mengarah pada taman belakang dengan kolam melihat kalau Han Jisung sedang bersantai di kursi dan Pablo menyapu disore hari.

"Kau tahu Pablo, mengidam-idamkan suasana nyaman, tentram, dan aman seperti ini adalah dambaanku sejak kecil. Rasanya seperti—"

"Seperti surga dunia, maksudmu" Changbin berdiri tepat dibelakangnya jadi saat Han membuka mata wajah Changbin yang terlihat diatasnya. Han melonjak kaget,

"Haaah?! Changbin! Apa yang kau lakukan disini?"

"Ini rumahku asal kau tahu" balas Changbin

Han seketika panik, tapi ia segera melemas "Aku..oh tidak, aku merasa tidak enak badan. Kau adalah manusia tega yang tidak memberiku makan siang"

Changbin mendelik sejenak ketika Han mendekatinya seraya menarik kedua kerah kemejanya dengan wajah lemas.

"Kau bisa minta pada Pablo.." jawab Changbin menatap Pablo dengan wajah bertanya tapi Pablo menggeleng seperti tidak tahu apa yang terjadi pada bocah itu.

Han menjauh lalu menyentuh keningnya dramatis, lalu dengan cepat merubah gaya "Aku mana berani, kalau bukan kau yang menyuruh? Lagipula katamu aku harus menuruti permintaanmu"

Changbin menghela nafas, oke-oke. Dia akan mengalah, Han ada benarnya juga. Ia akan merubah peraturan itu kalau soal makanan "Mulai besok, hm bukan besok tapi selama kau disini kau bebas meminta apapun pada Pablo, kau juga boleh makan apapun ketika kau lapar. Tapi tetap jaga etikamu"

"Ouu, kau suami yang baik juga. Thank you" ucap Han genit seraya tersenyum.

"Kalau ini cuma pura-pura awas saja ya" gumam Changbin dengan wajah datar

Han tersenyum memberi jempol pada Pablo lalu melambaikan tangan, ia pun memilih mengikuti Changbin, setelahnya masuk kedalam rumah.

"Aku tadi kerumahmu, itu baju-bajumu. Mereka sempat menanyakan kabarmu. Aku bilang, mereka tidak perlu khawatir soal dirimu"

"Bagus, aku bangga padamu Changbin-ssi." Han tersenyum tampan seraya membenarkan rambut

Changbin mendekat untuk mengecek suhu tubuh Han. Pada dasarnya remaja 18 tahun  itu sama sekali tidak demam. Lalu bagian mana tentang yang ia katakan jika dia tidak sedang baik-baik saja?

"A-apa sih?" tanya Han menyingkirkan tangan Changbin

"Bagaimana perasaanmu?"

"Aku merasa...entahlah bangga pada diriku sendiri, ternyata mereka mulai merasa kehilanganku haha"

"Bukan-bukan itu yang kumaksud. Kau bilang padaku kau sedang tidak enak badan. Bagaimana perasaanmu? Kau tidak sedang berbohong padaku kan?" tanya Changbin dingin

"Ow! Aku, iya aku sedang tidak enak badan. Aku memang tidak demam tapi aku pusing, karna belum makan huhuhuhu" tangisnya pura-pura tapi itu terlihat semakin seperti drama di mata Changbin

"Hentikan itu, aku tahu kau berbohong"

"Yaya terserah. Lagipula lelah juga beracting didepanmu seperti tadi" Han mulai duduk disofa dengan tenang, seraya memejamkan mata.

"Kau tidak membantu Pablo sama sekali kan? Lalu, ini...siapa yang membuat foto ini dikelilingi semut?" Changbin menunjuk fotonya didinding. Han membuka mata sebelah lalu ia bangkit berdiri.

GILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang