Mengingat kalau Minho memberinya sesuatu yang katanya harus dibaca dengan pencahayaan senter. Jisung jadi penasaran apa isi pesannya. Ia buru-buru mematikan lampu dan menyalakan flash pada ponsel pemberian Changbin itu untuk membuka kotak dengan ukiran bunga mawar disetiap sisinya. Lalu, Ada surat kecil didalamnya. Tapi kok tidak ada tulisannya? Han pun mengikuti intruksi Minho dengan mengarahkan flashnya pada surat itu dan membacanya
Jisung perlahan tersenyum membacanya. Hingga ia menemukan kalimat "Bagaimana kalau nonton comedy minggu ini? Kalau horror terus aku jadi ragu ke kamar mandi sendiri"
Ia tertawa pelan membacanya, Minho penakut juga ya soal menonton horror.
"Kenapa main ponsel di tempat gelap?" tanya Changbin lewat ambang pintu yang sedikit terbuka
Jisung tergagap dan melempar surat itu kesembarang arah dan menendangnya kekolong tempat tidur. Semoga saja perjaka tua itu tidak melihatnya menendang sesuatu saat lampu kamar masih belum dihidupkan. "Ini aku, aku mencoba mengetes apa kencing semut itu terlihat atau tidak di bukuku" Jisung menyengir canggung
"Tidur, besok kau bisa mengantuk kalau tidak tidur sekarang"
"Iya-iya"
••••
Jisung berangkat kesekolah dan ia melupakan mengambil surat itu dikolong tempat tidurnya. Ia bersemangat untuk pergi kesekolah entah kenapa. Meski gaya pakiannya belum juga berubah. Ia masih suka seperti biasanya. Baju seragam yang dikeluarkan dari celananya. Terlihat keren dimatanya. Ia juga cukup rindu ketika rambutnya jadi bau matahari. Sekarang mungkin pakiannya jadi ikut bau stella jeruk karna setiap hari masuk mobil Changbin. Oh mungkin sekarang akan jadi bau lavender, dia telah menggantinya.
"Felix, kau tahu tidak? Kakakmu mau mengajakku nonton pulang sekolah nanti" ujar Jisung ketika di kantin bersama Felix.
"Oh ya? Tapi suamimu bagaimana? Dia tahu?" Bisik Felix pelan-pelan
"Untuk apa memberitahunya? Aku tidak akan memberitahunya. Dia bisa mencariku kemanapun aku pergi, atau dia pasti kerumah orangtua ku. Aku harus jadi orang baik-baik agar aku bisa pulang kerumah Lix" terang Jisung membuat Felix bingung dan memikirkan sesuatu
"Jadi kalau kau sudah merubah sikapmu, dia berjanji membawamu pulang begitu maksudnya?"
"Ya kurang lebih seperti itu, orangtua ku yang lebih tepatnya memintaku seperti itu. Tapi, Mereka bahkan tidak mau tahu kabarku"
Felix menyayangkan hubungan mereka. Ia lihat, Changbin adalah orang yang baik dan juga perhatian pada Jisung. "Ternyata kau tidak sungguh-sungguh ya dengannya? Aku pikir kau sudah punya perasaan"
Jisung hanya diam saja mendengarnya, ia mengabaikkan ucapan Felix. Ah entahlah iapun juga bingung soal itu. Tidak ada yang spesial sebelum ciuman bibir itu mengingatkannya dalam sekejap. Masa sih tidak punya rasa sedikitpun dengan si perjaka tua itu?
•••••
Changbin yakin kalau Jisung menyembunyikan sesuatu didalam kamarnya. Changbin harap itu tidak ada hubungannya dengan Minho. Ia menelesik ke beberapa tempat di kamar Jisung. Hingga ia menengok kearah kolong tempat tidur Jisung. Disana ada sebuah kertas bermotif indah. Changbin iseng mengambilnya. Sepertinya sih kertas ini yang ia lihat malam kemarin saat Jisung mencoba menyembunyikan darinya.
"Kertas apasih ini?" monolognya
Tapi tidak ada satupun tulisan disana. Hanya ada ukiran bunga mawar yang menghiasi kertas itu. Changbin melihat kertas itu sekali lagi tapi masih putih bersih. Ia pun menaruhnya kembali di nakas namun tangannya tak sengaja menyenggol vas bunga dengan air didalamnya hingga tumpah mengenai kertas tadi. Changbin panik karna membuat basah kertas itu. Tapi kepanikannya justru berubah jadi raut serius yang tak terduga.
Tulisan dengan warna tinta emas itu mulai terlihat. Disana tertulis kalau Minho ingin mengajak Jisung untuk menonton film comedy pulang sekolah nanti.
"Ohhh nonton film comedy ya" ucap Changbin dengan sekilas senyum
Changbin membawa surat itu dalam genggamannya sebelum mengambil jaket dan helm untuk kesekolah Han Jisung.
Changbin harus menyegah Jisung pergi dengan Minho, bagaimanapun juga Changbin tidak mau kalau kebersamaan mereka merubah segalanya. Ia tidak mau kalau Jisung menjadi dekat, menjadikan Minho spesial layaknya sahabat, pacar atau bahkan pasangan hidup. Changbin berhenti seketika, ia menatap sepion motornya yang memantulkan wajahnya dan ekspresinya yang khawatir.
"Kalau aku egois atau posesif sekali saja tidak masalah kan? Dia memang punyaku" monolognya seraya mengerling kearah sepion, sebelum kembali menuju ke sekolah.
Sesampainya di sekolah, Changbin melihat Felix sendirian hendak pulang kerumah. "Kau Felix bukan? Temannya Han Jisung?"
"Eh, iya kak, ada apa?" Felix bertanya balik
"Kau tidak pulang dengan Han? Dimana dia?"
Aduh bagaimana mengatakannya? Suara hati Felix bisa saja terdengar karna ia tidak pintar mengarang.
"Hmm" Felix bingung
"Katakan saja secara jujur padaku, aku tidak akan mengatakannya pada Han kalau kau memberitahuku yang sebenarnya" ucap Changbin lembut
"Hanie, pergi dengan kak Minho ke bioskop yang ada didekat sekolah kak"
"Oke, terimakasih infonya"
"Kak! Tapi jangan bilang kalau aku yang memberi infonya!" pekik Felix risau saat Changbin malah pergi begitu saja
Felix tidak mendapat jawaban apapun dari Changbin karna orang itu langsung menancap gas motornya tanpa basa basi lagi.
Minho memegang tangan Jisung dengan ragu sebelum Jisung meraih tangannya lebih dulu. Mereka tertawa bersama saat menyadari moment terlalu awkward. "Kali ini komedi, kita lihat sejauh apa dia bisa membuatku tertawa" Minho memperlihatkan tiketnya
"Kau itu jarang tertawa ya?" tanya Jisung
"Kita lihat nanti, ah sebentar aku angkat telpon dulu"
Minho menjauh dari Han untuk melihat siapa yang menelponnya. "Untuk apa sih manusia gila ini menelponku terus" gumam Minho kesal, tapi ia tetap mengangkatnya.
"Apa?" tanya Minho ketus
"Kau dimana?"
Minho melirik Han yang melambaikan tangan menunggunya menelpon. "Hei! Dengar tidak?" dia terdengar bernada kesal
"Aku sibuk bekerja" Minho asal menjawab
"Apanya yang bekerja, aku tanya teman kerjamu, mereka bilang kau cuti hari ini—hei—!"
sambungan tiba-tiba diputus oleh Minho. Ia memilih mematikan ponselnya daripada harus dihubungi terus menerus oleh orang itu.
Minho kembali lagi ke arah Jisung. "Maaf ya menunggu lama. Ayo kita masuk" ajak Minho
"Han Jisung"
Jisung melotot horror kala mendengar suara Changbin yang terdengar dibelakangnya. Ia dan Minho menoleh secara bersamaan. Darimana perjaka tua itu tahu kalau Jisung ada disini bersama Minho? Apa dia tahu lewat Felix? Atau justru dia menemukan surat itu. Astaga Han Jisung kau benar-benar bodoh.
"Kau sudah janji kan padaku? Kau lupa? Ayo pulang" ujar Changbin dengan senyum
"Tidak bisa, aku sudah pesan tiketnya jadi sayang sekali kalau tidak ditonton kan? Pleaseee" mohon Jisung menunjukkan tiketnya
Tiba-tiba mata dingin Changbin melunak kala melihat nama film pada tiket Jisung. "Kalian mau nonton film ini? Kenapa tidak bilang padaku, aku juga mau menontonnya!"
Jisung menganga tak menyangka karna Changbin langsung lari ke arah loket.
KAMU SEDANG MEMBACA
GILA
FanfictionGila, gila, gila. Han Jisung adalah seorang remaja yang masih bersekolah namun ia diharuskan menikah dengan pria bernama Seo Changbin karna hanya untuk menutupi status sosialnya yang perjaka tua. Tidak adil! bottom Han Jisung top Changbin Started 2...