12- Pembelaan

124 17 6
                                    

Pablo sudah beristirahat lebih dulu ketika sampai dirumah, Han tak sengaja melihat paperbag yang tadi dibawa Changbin saat menghampirinya kedapur tadi. Han diam-diam melihat isi didalamnya. Ponsel baru? Changbin membeli ponsel baru untuk siapa? Jangan-jangan untuknya. Han merasa bersalah karna membuat Pablo terjatuh karna kecerobohannya. Pablo sudah mengingatkannya beberapa kali tapi ia masih saja melakukannya.

Changbin menoleh ketika mencium bau kopi didekatnya, ternyata Han membawa secangkir kopi kepadanya saat mengerjakan sesuatu di teras dekat kolam dimana tempat Pablo terjatuh tadi siang.
Han mendekat lalu menyodorkannya secangkir kopi.

"Kau minum saja sendiri. Aku takut kau juga memberi racun pada kopi itu" Changbin melirik sebentar lalu kembali pada pekerjaanya

"Aku murni membuatnya sendiri, tanpa racun. Dengar ya, aku tahu aku ceroboh tapi dengan sengaja mencelakakan Pablo? Aku tidak pernah berpikir seperti itu. Kau menuduhku, seperti aku baru saja membunuh seseorang. Aku sakit hati" katanya terlalu jujur membuat Changbin meyunggingkan senyum tipis

"Iya aku minta maaf. Aku hanya ingin kau mengoreksi kesalahanmu. Aku juga tidak bermaksud menyakiti hatimu" kata Changbin seraya menatap Han

"Apa setelah kejadian ini kau akan mengusirku?" tanya Han sedih

"Kau membujukku dengan kopi supaya aku tidak mengusirmu saja? Bukan karna menyadari kesalahanmu yang ceroboh itu?"

"Iya itu juga"

"Coba minta maaf"

"Aku minta maaf, sudah" Han menatap Changbin dengan kikuk

"Yang benar" Changbin mengoreksi meminta pengulangan. Han menurut  "Aku minta maaf ya"

"Kurang benar"

"Ck, aku harus mengatakannya berapa kali sih?" omel Han sebal

Changbin terkekeh "Katakan dengan tulus"

"Changbin-ssi aku minta maaf, dan ini kopimu sedikit gula tanpa racun" ujar Han dengan senyum lebar

Changbin membeku kala Han mampu mengetahui kopi kesukaanya yang sedikit gula. Perlahan wajahnya menghangat karna Han menatapnya begitu. "S-sebaiknya kau tidur, besok kau harus sekolah. Dan aku mau kau juga minta maaf yang tulus pada Pablo besok"

"Iya-iya"

•••

Han sudah minta maaf pada Pablo sesuai permintaan Changbin. Pria itu mungkin tahu bagaimana Han mulai mengangumi sosok Pablo yang rendah hati dan juga pengasih. Tapi, Han harus menggantikan pekerjaan Pablo sesaat, sampai dia cukup pulih. Itu bagian dari konsekuensinya jadi Han rela melakukannya.

"Ada apa denganmu?" Changbin bertanya membuat Han membuyarkan lamunan sebelum berangkat kesekolah

"Hari ini ada ujian, aku tidak punya ponsel untuk ikut ujian" keluhnya

"Aku lupa memberitahumu, ambil paperbag di meja kerjaku. Itu ponsel untukmu, ya..sebagai permintaan maafku karna aku tidak sengaja melempar ponselmu waktu itu"

"Woah?! Kau serius!" Han memekik girang dengan lompatan kecil

"Iya"

Han tersenyum lebar  "Terimakasih ya." setelahnya ia pergi ke ruang kerja Changbin dengan berlari kilat. Changbin ikut tersenyum melihatnya.

Malamnya saat Changbin duduk bersantai didepan kolam lagi seperti kemarin, ada Han yang ikut duduk disebelahnya. Merasakan cukup canggung ketika berdekatan maka satu dari mereka tidak ada yang membuka suara. Sampai pada akhirnya Han memulai duluan "Aku tiba-tiba rindu orangtuaku dan rumahku" katanya pelan

GILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang