Changbin pulang dari bekerja tapi tidak melihat tanda Han sudah dirumah. Changbin pun bertanya pada Pablo yang kian membaik dan sedang menyiram tanaman di sore hari. "Dimana Han?"
"Sejak tadi belum pulang tuan"
"Dia mengatakan sesuatu padamu?"
"Tidak ada tuan"
Mungkin ini maksud ayahnya Han alias mertuanya. Kenapa dia selalu kehabisan kata-kata dalam memarahi Jisung karna dia keras kepala. Changbin sudah memberitahu Han untuk tidak pulang malam tapi remaja itu pasti pulang malam. Changbin tidak akan masalah kalau dia memberitahu sebelumnya hendak kemana dan untuk apa. Ia hanya ingin tahu supaya ia tidak jadi khawatir dan tidak repot berbohong kalau saja orangtua Han Jisung bertanya padanya.
Bukan maksud untuk mengekangnya, Changbin paham kalau seorang remaja perlu kebebasan dan dia masih ingin mengeksplor banyak hal. Tapi entah kenapa Changbin merasa khwatir saja jikalau Han pergi sampai larut apalagi pergi dengan Minho. Meskipun pemuda bernama Minho itu sepertinya pemuda baik-baik.
Namun akhirnya Han pulang tepat pukul 7 malam. Changbin melepas kacamata baca itu. "Kau tidak memberitahu orang rumah kau pergi kemana sampai pukul tujuh." ucap Changbin datar
"Bukan urusanmu" balas Han jutek
Sekarang kenapa lagi dengannya? Changbin menaruh sejenak bacaannya diatas meja.
"Tunggu, kau lupa dengan apa yang aku pinta selama kau tinggal denganku?" tanya Changbin
"Apa?! Aku itu muak mendengarnya, kau sama saja seperti orangtuaku. Harus pulang tepat waktu, ini dan itu bahkan untuk aku mengalihkan perhatian dari pernikahan sampah ini saja sangat sulit. Karna aku merasa sangat sampah dimata teman-temanku."
"Apa yang terjadi?" tanya Changbin tak mengerti
"Kau bertanya apa yang terjadi? Lucu, Changbin-ssi. Ini karna aku menikah dengamu, semenjak aku menikah denganmu perlahan kehidupanku mulai hancur! Orangtuaku menjauh, aku tidak punya teman, lingkunganku asing. Itu karnamu!"
"H-hancur? Apa maksudmu. Aku tidak melakukan apapun" Changbin masih tak mengerti, kenapa ia jadi satu-satunya masalah dalam hidup Han.
"Kau mau tahu kenapa? Disekolah, mereka menyebutku pelacur, aku malu karna mereka meledekku didepan orang lain. Mereka bahkan menyebutku dipelihara oleh sugar daddy yang bodohnya aku tidak mampu berkata apapun pada bajingan itu! Tapi Minho, Minho menyelamatkanku dari serangan bullying itu. Aku berpikir seharusnya aku menikah dengan pria seperti Minho yang jauh lebih baik darimu!" sentak Han membuat wajah Changbin yang tadinya bingung berubah menjadi kusut.
"Lalu kau mau aku apa? Apa aku harus kerumah mereka satu persatu dan mengatakan kalau kau adalah istriku?" tanya Changbin dengan nada lelah, ia pun sama bingungnya menghadapi ucapan buruk tentang Han karna paksaan menikah diusia mudanya remaja itu.
Dan lagi cara itu pun bukan cara yang baik. Han terdiam, ia menahan emosinya. "Aku akan pergi darisini" ujar Han membuat Changbin menoleh
"Kau akan tinggal dimana?"
"Rumah Minho"
Changbin hanya bisa diam saja ketika jawaban Han memukulnya keras, tidak tahu harus merespon apa. Meski dalam hati ia tidak mau Han tinggal disana. Karna... Changbin berharap banyak Han akan tinggal dengannya selamanya.
"Aku minta kau jangan pergi..."
Han menghentikan langkahnya yang hendak ke kamar ketika Changbin bersuara dengan lembut.
"Ibuku mau datang besok"
•••
Kenapa Changbin tidak memberitahunya sejak kemarin sih. Kalau mertua perempuan, Han Jisung itu akan datang nanti? Han kini memilih bersantai di dekat kolam renang seraya mengayunkan kaki pada airnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GILA
FanfictionGila, gila, gila. Han Jisung adalah seorang remaja yang masih bersekolah namun ia diharuskan menikah dengan pria bernama Seo Changbin karna hanya untuk menutupi status sosialnya yang perjaka tua. Tidak adil! bottom Han Jisung top Changbin Started 2...