09- Pembantu

109 20 6
                                    

Ya, Han Jisung menyetujui tawaran Changbin yang menawarkan tinggal dirumahnya. Mereka berdua kembali berjalan ke arah mobil Changbin parkir dan mulai berangkat kerumah Changbin tanpa membawa apapun. Dalam hati, Changbin merasa bangga karna mampu membawa Jisung pulang kerumahnya walaupun dengan alasan berbeda. Ya setidaknya rumahnya tidak sepi ketika ia tinggal bekerja.

"Kenapa kita berhenti?" tanya Jisung ketika Changbin tiba-tiba memberhentikan mobil di pinggir jalan.

"Aku mengantuk. Aku tidak mau mengambil resiko kalau aku menyetir dengan rasa kantuk" ujar Changbin mengusap mata

"Maksudmu tidur di mobil? Yang benar saja?" Jisung mendumal

"Sekarang aku bertanya padamu, memang kau bisa menyetir?"

Jisung menggeleng lucu, membuat Changbin bersandar pada kursinya. "Dasar tua..." ledek Han

Changbin mendekat membuat Han melotot
"Eh! Eh! Kau mau apa!" Jisung reflek mendorong wajah Changbin kebelakang sampai kepala pria itu terpentok kekaca mobil

Changbin mengusap kepalanya yang baru saja terkena kaca mobil. "Kenapa kau mendorongku sih?" tanya Changbin menatap Han kesal

"Lalu untuk apa kau mendekat hah!" Han memekik ikut sebal

"Aku cuma mau ambil ponselku di sebelahmu tuh." tunjuk Changbin dengan arah matanya membuat Jisung menoleh kesamping. "Bukankah kita juga sudah menikah..." lanjut Changbin dengan gumaman

"Masa bodoh. Aku tidak peduli. Jangan sampai kau mencuri kesempatan padaku." Jisung menunjuk matanya dengan dua jari sebelum melempar tatapan membunuh kearah Changbin.

Pagi-pagi kepala Han terantuk ke arah kaca jendela mobil. Sewaktu ia membuka matanya, mobilnya sudah berjalan kembali alias pria disampingnya sedang mengemudi.

"Rumahmu jauh ya? Kenapa lama sekali?" tanya Jisung dengan gumaman ala orang bangun tidur, ia mengerjap membuat Changbin menoleh sebentar kearahnya "Kau tidur saja, sebentar lagi juga sampai"

Han menuruti kata Changbin dan kembali tidur, tidak usah sekolah karna seragamnya ada dirumah. Lagipula ia tidak membawa apapun selain ponsel dan dirinya sendiri.

"Sudah sampai, ayo turun dan buka matamu" pinta Changbin seraya membuka pintu mobil.

"Iya-iya ah. Dasar tidak sabaran"

Jisung membuka pintu dan mulai turun. Wajah ngantuknya seketika membeku ketika melihat lingkungan tempat Changbin tinggal. Apalagi rumah Changbin ia tidak percaya rumah Changbin si perjaka tua itu sebagus ini. Oh tunggu, pasangan hidupnya juga hehe.

Han menoleh kearah depan rumah Changbin yang mana disana ada panti asuhan. Banyak anak-anak yang bermain di taman bermainnya. Mereka kelihatan asik dengan teman-temannya. Jisung jadi ingin merasakan, bagaimana rasanya punya teman sebanyak itu?

"Kau bisa pergi kesana sewaktu-waktu kalau kau mau" sahut Changbin tiba-tiba

Han menoleh kearah Changbin disebelahnya "Tanpa membawa apapun? Apa mereka mengizinkanku kesana?" Han bertanya

"Tentu, mereka pasti butuh orang pengangguran sepertimu"

"Sialan. Aku masih bersekolah Changbin-ssi"

GILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang