04- Berisik

153 25 1
                                    

"Bagaimana kalau kau ikut aku ke club?"

"Untuk apa kesana?" Changbin balik bertanya dengan wajah bingung

"Mencari pasangan, kau bisa memilihnya. Kalau kau suka bawa dia pulang, kalau tidak tinggalkan saja" Jisung tiba-tiba saja mendekat membuat Changbin menoleh kearahnya dengan pandangan waspada

"Cuma orang gila yang butuh pelampiasan seperti itu"

Jisung menoyor kepala Changbin dengan tidak sopannya "Itu bukan orang gila bodoh. Itu namanya mencari jodoh dibalik kesenangan. Aku pikir kau jauh lebih pintar dariku. Umur kita terpaut sangat jauh. Bahkan untuk berpikir mencari pasangan saja kau kalah jauh"

Changbin cuma diam saja. Lalu sebuah pertanyaan terlintas dibenaknya "Kau sering kesana?"

"Hmm, tidak juga" ujar Jisung pendek

"Jadi kau sudah pernah melakukannya disana seperti katamu tadi?" Changbin bertanya lagi

"Menurutmu? Aku terlihat cocok dengan sebutan badboy?"

Jisung menyisir rambut kebelakang tak lupa memasang wajah percaya diri didepan Changbin yang malah mengerutkan kening dengan wajah ilfeel. "Kau mau tau? Aku itu pintar memikat, jadi berhati-hatilah denganku."

Jisung tersenyum seraya mencolek dagu Changbin genit.

"Sepertinya pil mu habis ya?" Changbin berkomentar

"Iyaa, kau benar!! Sebelum kau kesana, kau harus minum pil biru hehehehe"

"Aku tidak mengerti, kau sekolah untuk belajar ilmu pengetahuan atau tentang sexualitas?" tanya Changbin heran.

"Jangan beratkan pikiranmu Changbin-ssi. Kita mulai saja date pertama. Tapi kalau aku bisa membawakanmu pasangan, kau harus memenuhi permintaanku"

"Terserah"

"Aku tidak mau terserah, aku mau kita deal"

Changbin melotot kala Jisung meraih tangannya untuk berjabat tangan.

•••

Jisung menatap Changbin dengan wajah cemberut. Mereka berpandangan sejenak sebelum Jisung memilih mengalih pandang dengan mendengus kesal. Super kesal dengan si perjaka tua itu.

"Kau harusnya bisa berbohong didepan orangtuaku! Kenapa kau mengatakan kalau aku yang mengajakmu ke club?! Kau senang kan kalau aku dimarahi?"

"Aku tidak mengada-ngada loh, lagipula itu baik untukmu untuk tidak kesana lagi bukan?" Changbin melirik kaca jendela mobil orang lain seraya membenarkan rambut

Jisung menggerutu "Kau memang perlahan menghancurkan hidupku."

Changbin tersenyum diam-diam. Lalu ia teringat sesuatu "Kau mau kita berkencan kan? Bagaimana kalau makan malam. Aku sudah memesan tempatnya. Mau pergi sekarang?" tawar Changbin

"Tidak perlu, suasana hatiku sedang tidak ingin pergi makan. Apalagi berkencan dengamu, yang ada mereka mengira aku anakmu" Jisung membalikkan keadaan meledek Changbin, pria itu relfek memegangi salah satu pipinya sendiri

"Memangnya aku setua itu?"

Jisung tersenyum remeh mendengarnya "Ternyata kau juga tidak menyadari parasmu ya, kau itu sudah t-u-a, tua!" Jisung mengeraskan suara pada Changbin supaya pria itu sadar

Changbin menautkan kedua alis, ia pun mendekati Jisung dan menatapnya lekat-lekat. Jisung menahan nafas, tubuhnya terdiam kaku kala Changbin mendekatinya dan menatapnya intens seperti itu. Changbin mulai tersenyum tipis ketika melihat mata Jisung yang mulai kelihatan panik. Namun itu tak berlangsung lama, Jisung mendorongnya cukup keras "Hentikan itu" kata Jisung menjauh

GILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang