Changbin pulang kerumah dan melihat Jisung duduk sendirian di kolam. Ada apa lagi dengan bocil itu?
"Han...Waktunya mandi, makan, belajar lalu tidur"
Tak ada sahutan. Changbin menghampiri dan melihat Jisung sedang melihat selembar foto tanpa bingkai ditangannya. "Kau rindu keluargamu ya?" tanya Changbin membuat Jisung menoleh
"Ya sedikit"
"Kenapa tidak minta mereka datang kemari?"
"Aku tidak yakin, kau tahu kan. Aku itu masih banyak kurangnya. Ayahku pasti masih berpikir kalau aku tidak berguna kalau pulang. Dia akan menamparku lagi didepanmu"
Changbin menghela nafas mendengarnya.
"Ada lagi hal buruk yang belum kau sebut dari dirimu?"
"Yah seperti yang kau tahu, aku masih keras kepala, aku suka memutuskan hal dengan buru-buru, lalu sikap kekanak-kanakanku. Mungkin aku lebih memilih tidak usah pulang mengingat kejadian itu. Ngomong-ngomong terimakasih ya, sudah mengajakku tinggal dirumahmu"
Changbin mengangguk pelan. Perasaanya jadi sedih, seperti telah memisahkan seorang anak dengan orangtuanya secara paksa. Changbin menyentuh pundak Jisung dengan pelan "Kalau kau memang mau pulang, aku bisa mengantarmu besok"
"Aku belum mau melakukannya"
Respon Jisung membuat keduanya terdiam beberapa saat. Lalu remaja itu menoleh kearah Changbin "Ah iya kau bisa membatalkan pesanan untuk belajar privat itu"
"Tapi kenapa?" tanya Changbin agak tidak terima, karna barangnya sudah dipesan semua.
"Iya, Minho sedang sibuk. Jadi dia tidak bisa mengajariku, kalau aku punya tempat belajar tapi tanpa tutor? Bagaimana...?"
Changbin terdiam sesaat menatap Jisung tak percaya "Cuma karna Minho? Kau bahkan bisa memintaku untuk melakukannya. Aku punya banyak waktu untuk itu"
"Kau tidak mengerti, kau berbeda dengan Minho" jelas Jisung
Melihat raut wajah Changbin yang menatapnya kecewa. Han Jisung seketika terdiam. Astaga, ia salah bicara! Iya, ia tahu dalam hal ini mungkin ia terlalu memanfaatkan Changbin.
"Ku pikir kau ingin tempat belajar tanpa ada orang yang menganggumu itu memang karna kau ingin. Apa semuanya ide dari Minho? Kau ingin belajar berdua dirumahku tanpa aku ataupun Pablo. Asal kau tahu, aku tidak ada niat sedikitpun untuk menganggumu ketika kau sedang belajar. Nikmati saja ruang belajar tanpa tutor kesayangmu itu" Changbin bangkit berdiri dan pergi masuk ke kamarnya
"Yak! Changbin-ssi! Bukan begitu maksudku! Astaga aku salah bicara" Han panik, ia pun mengejar Changbin yang masuk ke kamar.
Berhubung pintunya belum ditutup, buru-buru Jisung masuk dan Changbin mengunci pintunya. Dia pikir Jisung ada diluar. Changbin berbalik melihat Han Jisung yang menyengir dengan tanda peace.
Tapi cuma hela nafas berat yang terdengar. Pasti Changbin kecewa padanya karna merasa di manfaatkan.
Changbin kesal pada Jisung, apapun pilihannya Minho adalah ide dari pilihannya itu. Sebegitu menginspirasi kah pacar anak dukun itu bagi Jisung. Istri bocahnya tidak tahu saja kalau Minho sudah punya pacar.
"Peace, maksudku bicara kau tidak pintar itu bukan ingin membandingkanmu dengan Minho. Aku tahu aku—
"Aku sedang tidak ingin diganggu. Kau keluar saja" pinta Changbin datar
Tapi Han tidak terima ia menghampiri Changbin dengan memegang kedua bahunya. "Aku tidak akan keluar sebelum kau mendengarku. Jadi dengar dulu aku" kedua matanya menatap Changbin dengan lekat namun perjaka tua itu memilih melepas pegangan Jisung pada kedua bahunya dan memilih untuk merapikan laptopnya di meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
GILA
FanficGila, gila, gila. Han Jisung adalah seorang remaja yang masih bersekolah namun ia diharuskan menikah dengan pria bernama Seo Changbin karna hanya untuk menutupi status sosialnya yang perjaka tua. Tidak adil! bottom Han Jisung top Changbin Started 2...