Minho melepas pelukan dari pacarnya itu dengan lesu. "Aku mau kau tetap bersamaku. Kau sudah janji sayang. Jangan ada orang lain diantara kita oke?" Chris menangkup kedua pipi Minho seraya tersenyum tampan
"Iya-iya. Pulang lah, aku tidak mau kalau bos melihatku tidak bekerja saat jam kerja"
"Iya aku pulang. Semangat bekerja sayang" Chris memberi lambaian tangan dengan senyum manis pada Minho yang kemudian masuk kedalam cafe.
Changbin menurunkan majalah masak-memasak itu dari wajahnya. Ohh jadi mereka itu pacaran? Tapi, siapa yang memegang hak sisi penuh dalam hubungan mereka. cowok berjaket denim hitam dengan kain perca dibeberapa sisinya atau justru Minho yang mendekati istri bocahnya itu? Changbin jadi penasaran. Pepatah pernah mengatakan kalau"Jangan malu bertanya nanti sesak nafas" Yakk! Itu sih pepatah dari si perjaka tua.
Changbin pun memulai aksi dan menghampiri Chris yang hendak pulang dan menaiki motor ala pembalap liar itu pakiannya serba ada nuansa hitamnya dan ada aksesoris rantai-rantai kalung anjing di celana mirip seperti anak punk. Tapi rambutnya tidak punk. Jadi bingung menamakannya apa.
"Maaf, kalau boleh aku bertanya. Apakah kau butuh pekerjaan?" tanya Changbin membuat Chris mematikan motornya lagi dan menatapnya dingin
"Apa aku terlihat sepengangguran itu dimatamu pak?"
"Bukan, bukan begitu maksudku. Kenalkan aku Seo Changbin. Aku punya bisnis dibidang industri pakian juga. Aku lihat jaketmu keren. Siapa tahu kau mau berbisnis denganku soal jaketmu ini" sembari Changbin memberikan kartu namanya pada Chris
"Jaket ini keren? Ini cuma sampah yang di jarit dengan benang murahan dan kain bekas nenek-nenek"
Changbin tertegun, jawaban pemuda ini agak sinis, seperti tidak mau diganggu. Ah tapi ia harus berusaha mencari perhatiannya.
"Oh, bagaimana dengan sepatu?Boots mu keren juga" komentar Changbin
"Aku meminjamnya, kebetulan temanku handal dalam mengoleksi boots. Dia bisa dapat dimana saja. Kalau kau mau kau bisa berkunjung ke tempatnya"
Changbin terdiam sejenak, mengoleksi dan dapat dimana saja? Apakah temannya pencuri handal sepatu boots di beberapa toko? Soalnya sepatu yang dipakai pun terlihat seperti baru.
"Ah tidak perlu, aku cuma ingin menambah kesan baru pada material di industriku. Ya, sekarang yang aku lihat-lihat trend anak muda banyak yang mengikuti trend lama. Contohnya saja seperti kau ini, kau anak motor bukan? Punk atau rocker? Anak paranormal seperti Dukun? Atau apa?"
Chris menatap Changbin dengan bersidekap dada.
"Jaga bicaramu. Aku anak motor bukan anak dukun, aku kembalikan kartumu" Chris menyerahkannya dan kembali memakai helm"Yasudah. Aku cuma menawarkan sekali saja kesempatan untukmu, soal pakian-pakian yang kau kenakan. Sayang sekali kalau kau tidak mau, padahal itu akan jadi mimpi indah yang nyata untukmu kalau mau. Hmm, selain itu aku juga punya tawaran yang lebih penting dari ini. Ya tapi karna kau tidak merespon apapun, aku pergi saja ya dukun"
Chris melirik Changbin yang terlihat memanipulasinya untuk bergabung. Ya tidak ada salahnya juga sih untuk memikirkan tawaran Changbin sejenak.
"Aku tidak setuju kalau kau sebut aku anak dukun, tapi aku setuju kalau jaket jelek ini jadi pilihan untuk industrimu itu"
"Kerja bagus"
•••••
Changbin mengajak Chris untuk melihat industri pabrik yang ia punya. Cowok geng motor itu terkesima. "Wah, aku tidak percaya kau akan mempercayaiku sebagai rekan bisnis" komentar Chris berdiri disebelah Changbin yang tersenyum
"Ya tentu aku percaya, aku butuh warna baru dalam industri ini. Pakaian-pakaian polos saja juga tidak cukup bukan?"
"Kau benar"
"Ngomong-ngomong selain jadi anak motor kau bekerja apa? Soalnya aku menyinggungmu soal kerjaan" tanya Changbin iseng
"Aku pengacara"
"Kau bercanda" Changbin terkekeh canggung
"Pengangguran banyak acara"
Keduanya reflek tertawa bersamaan. "Yang benar saja, tidak satupun pekerjaan yang cocok?" ujar Changbin terheran
"Kita baru bertemu sejam yang lalu dan aku tidak keberatan sama sekali kalau jujur dengan orang baru sepertimu. Aku itu pencuri" kata Chris membuat Changbin mematung sejenak
"Kali ini kau bercanda lagi kan?" tanyanya dengan senyum getir
"Kali ini aku serius, aku sudah pernah coba pekerjaan yang lain tapi tidak ada hasilnya, itu kenapa pacarku suka mengomentari pekerjaanku. Katanya tidak berguna lah, bau, tidak cocok, banyak resikonya. Ah, banyak lagi yang dia katakan membuatku pening"
Changbin rasa bukan hanya itu alasan yang membuat wajah Minho merah seperti cabai pada Chris tadi. Tapi sependengaran Changbin, pacar Minho ini memang suka membuat keributan karna masalah sepele di tempat kerja Minho. Ah tapi....Sudahlah, Changbin tidak mau ikut campur soal hubungan mereka. Bukan itu rencananya awalnya.
"Ya karna ada kau. Jadi aku merasa dipercayai, aku melakukan sebaliknya. Bahkan pacarku sendiri tidak percaya padaku. Menurutnya setiap sesuatu yang ku lakukan tanpa dia ketahui alasannya adalah tindakan kriminal, selalu begitu." Chris curhat seraya melihat proses seorang buruh melakukan pewarnaan pada kain didepannya
"Kadang-kadang pacar memang seperti itu. Berlebihan pada apa yang belum dia ketahui. Ngomong-ngomong, pacarmu yang tadi itu ya?"
Chris menatap Changbin dengan datar. "Aku tahu kau sudah duduk selama 15 menit di cafe tempat pacarku bekerja sebelum aku datang. Jadi kau pasti tahu siapa orangnya"
"Oh iya juga. Maaf aku itu pelupa. Lee Minho bukan namanya?"
"Kenapa bertanya soal dia? Kau juga suka padanya" ucapan tanpa nada tanya dan terdengar ketus itu membuat Changbin agak kaget dalam hati, astaga anak muda satu ini memang kelewat sinis kalau soal Minho.
"Aish tidak usah berpikir seperti itu padaku. Tenang saja aku sudah punya istri. Biar aku beri tahu sesuatu padamu ya. Pacarmu itu suka dekat dengan istriku. Kau tidak mau kan mereka jadi dekat lalu kita berdua sengsara? jadi yaaa paling tidak kau jaga pacarmu seperti lagu balonku ada lima kupegang erat-erat"
"Kau mau aku diputusi?! Sialan. Dia tidak suka kalau aku mengurusi hidupnya. Lagipula dia dekat dengan istrimu apa masalahnya?"
Ctak!
Chris mengaduh kala jidatnya disentil oleh Changbin. Ia mengusap jidatnya. "Seenaknya saja kau menyentil jidatku. Aku bisa menyentil nyawamu kalau aku mau" protes Chris
"Dengar, masalahnya adalah pacarmu itu dan istriku sama-sama berbohong soal status mereka. Pacarmu beranggap seperti dominan mendekati istriku yang tidak tahu kalau Minho punya pacar, lalu istriku berbohong tidak mau diakui menikah. Paham anak muda?"
Pffttt, Chris terbahak. "Aku tidak sedang mendengar curhatan mu yang tidak diakui sebagai suami kan? Nasib kita sama, pantas saja dia menganggapku orang asing selama seminggu" Chris langsung berubah dari tertawa menjadi datar lagi. Sungguh, Changbin cukup meneliti hari ini. Pacar Minho cukup gila.
"Lupakan curhatku. Jadi bagaimana kau setuju kan mau menjauhkan mereka berdua?"
"Apa yang harus aku lakukan? Membunuh istrimu?"
"Bodoh, bukan membunuh. Jauhkan otak udangmu itu! Kau cukup ambil perhatian pacarmu, jaga dia"
"Itu soal yang gampang" ucap Chris meyakinkan.
Changbin menggeleng mendahului keluar dari pabrik. Dimana sih Minho mendapatkan orang dengan akal pendek seperti pacarnya itu? Pantas saja dia tidak tahan dengan kelakuannya, benar-benar otak udang.
KAMU SEDANG MEMBACA
GILA
FanfictionGila, gila, gila. Han Jisung adalah seorang remaja yang masih bersekolah namun ia diharuskan menikah dengan pria bernama Seo Changbin karna hanya untuk menutupi status sosialnya yang perjaka tua. Tidak adil! bottom Han Jisung top Changbin Started 2...