17- Tuh kan Kena

84 13 0
                                    

"Maaf nyonya, syarat yang satu ini kau belum menyerahkannya, dan setelahnya kau akan melakukan instansi supaya kau juga bisa mengakuinya atas dasar hukum"

"Kenapa banyak sekali, tidak usah aku itu sehat. Kenapa harus ada surat sehat, sakit jiwa segala?!"

Jane menyentuh kepalanya pusing, nyonya ini susah sekali diberitahu. Jane merasa kalau dia tidak serius mengadopsi Jungwon.

Sedangkan mereka yang mulai mengecek cctv, memperhatikan setiap layar yang dibagi menjadi empat bagian itu. Seketika semuanya tercengang kala melihat kejadian disalah satu layar. Kekerasan.

"Ini tidak bisa dibiarkan!"

Han merasa murka tiba-tiba. Changbin yang melihat wajah Han memerah seperti ada api didalam wajahnya menjadi sedikit panik. "Tunggu-tunggu kau mau apa?" cegah Changbin

"Menyingkir, aku akan menarik rambut perempuan tua itu sampai kepalanya terlepas." ucap Han emosi

"Kau tidak bisa melakukannya."

Han menatap Changbin tajam "Kenapa aku tidak bisa, kalau dia saja bisa memukul dan memarahi Jungwon!"

"Tenang, kita hanya perlu membatalkan adopsinya. Sehingga Jungwon akan mendapatkan orangtua yang jauh lebih baik." Changbin mengusap pundak Han lembut

"Tenangkan dirimu, kalau kau melakukan hal yang sama. Kau sama saja sepertinya, nanti aku akan membantumu untuk bicara" sambungnya menatap Han teduh tapi remaja itu malah merasa diremehkan

"Maksudmu aku tidak bisa bicara dengannya? Hm? Aku bahkan bisa langsung melaporkannya saja ke polisi karna dia sudah menyakiti anak-anak. Kalian setuju kan denganku?" tanya Han pada pekerja yang lain, yang langsung mengangguk

"Han, dengar aku—"

"Kalau begitu biar kita adopsi saja Jungwon" putus Han seraya menarik kerah baju Changbin

"T-tapi mengadopsi bukan perkara mudah"

"Iya, katakan iya padaku" mohon Han dengan mata membulat dan senyum memohon

"I-iya iya"

Han berteriak girang dan menarik tangan Jungwon untuk menari nari dan berputar seperti orang India. Changbin baru saja mengatakan iya dengan keputusan singkat, bahkan tanpa berpikir. Astaga Han hanyalah memberatkan pikirannya saja.

"Tapi tidak sekarang" kata Changbin tegas

"Arghh Changbin-ssi, kenapaa?" tanya Han Jisung dengan menggerutu

"Karna kau masih bersekolah"

Han menatap Jungwon yang terlihat agak sedih mendengarnya. "Tidak apa-apa. Hm, Kalau begitu tunggu aku lulus ya jagoan?"

Jungwon menganggukkan kepala semangat.

•••

"Aku dan Jane sudah menentukan keputusan, kenapa kau membatalkannya? Aku bahkan sudah ikuti syaratnya"

"Itu tidak semua nyonya" Jane menyatakan kontranya

"Maaf nyonya, begini, untuk saat ini kami belum bisa memenuhi permintaamu untuk membawa salah satu dari mereka pulang denganmu. Terutama Jungwon. Dia menolak untuk diadopsi. Kami juga ingin menghargai keputusan anak-anak. Kau juga mau kan kalau anak-anak yang ikut denganmu bahagia ketika diadopsi? Kesehatan dari orangtua yang ingin mengadopsi dan melakukan kewajiban sementara itu juga harus dilakukan dengan baik."

"Dan aku minta maaf, kau tidak bisa memenuhinya sebagai mana mestinya. Itu akan jadi persyaratan ketat, kami tidak mau kalau anak-anak diperlakukan tidak baik selama mereka bersama orangtua adopsi, juga Jungwon kami, kami putuskan untuk aku sendiri yang akan mengadopsinya. Setelah ini, kami tidak membuka adopsi untuk siapapun karna anak-anak masih perlu adaptasi" lanjut Changbin

GILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang