17

3.1K 278 5
                                    

Renjun merasa sangat kesal karena jaemin selalu saja lengket dengannya saat ini. Bahkan saat dia sedang menonton televisi.

"Jung Jaemin! Pergilah!" Ucap renjun kesal.

"Kenapa? Aku hanya ingin lengket denganmu seperti ini." Ucap jaemin tersenyum sembari bergelayutan manja pada lengan renjun.

Renjun hanya menghembuskan nafas berat dan membiarkan jaemin melakukan apa saja asal tidak terlalu berlebihan padanya.

"Injunie, karena kita libur. Mari berkencan." Ucap jaemin.

"Aku sedang sakit tuan jung. Dan apa kau lupa kalau kau sendiri yang melarang ku kemanapun." Ketus renjun.

"Kau benar. Tapi, setelah hari ini ayo kita berkencan. Atau kita berkencan dirumah saja?" Ucap jaemin dan renjun hanya menghembuskan nafasnya berat.

"Jangan sampai kau membuatku naik darah Jung Jaemin. Lebih baik kau pulang saja. Kau hanya mengganggu hari istirahatku." Ucap renjun kesal.

"Jangan harap. Aku tidak akan pergi kemanapun." Ucap jaemin sembari mengeratkan pelukan tangannya pada lengan renjun.

"Kau benar-benar membuatku kesal. Lebih baik diam saja Jung Jaemin. Kau menganggu waktu bersantai ku." Ucap renjun datar dan jaemin hanya tersenyum lalu menatap renjun yang asyik menonton televisi dan terlihat sangat menggemaskan baginya.























At. Mansion Jung.

Jeno keluar dari kamarnya dan melihat sungchan yang baru saja kembali ntah darimana lalu melihatnya.

"Kau dari mana?" Ucap jeno.

"Dari mengantarkan barang-barang jaemin Hyung." Ucap sungchan datar.

"Memang dia kemana? Terus kenapa kau tidak ikut?" Ucap jeno bingung.

"Dia memutuskan untuk tinggal selama seminggu kedepan dirumah renjun ge. Sepertinya dia benar-benar buchin padanya. Apa hyung juga akan pergi untuk menginap selama seminggu di tempat kekasih hyung?" Ucap sungchan kesal.

"Sepertinya itu saran yang bagus." Ucap jeno lalu diapun kembali masuk kedalam kamarnya dan itu membuat sungchan kesal setengah mati dan memaki-maki kedua kakak kembarnya itu.

Didalam kamar jeno....

Diapun langsung mengambil ponselnya dan mengetikkan nama Haechan.

"Hallo jeno-ssi? Ada apa?"

"Haechan. Apa aku boleh menginap di apartemenmu selama seminggu."

"Kenapa tiba-tiba? Ada apa?"

"Soalnya sungchan akan pulang kerumah orangtuaku. Dan jaemin malah menginap dirumah renjun. Aku jadi sendirian." Ucap jeno berbohong soal sungchan.

"Aaa kasihan sekali. Kalau begitu, baiklah aku akan menyiapkan kamar yang akan kau gunakan di apartemenku. Lagian ini juga bagus untuk melancarkan kepura-puraan kita ini." Ucap Haechan.

"Baiklah.' Ucap jeno. Setelahnya diapun langsung membersihkan badannya dengan perasaan senangnya.







Sementara sungchan sedang menonton sembari memakan cemilan dengan wajah di tekuk karena kesal dengan kedua kakak kembarnya yang sangat buchin itu.

Drrt....Drrt....Drrtt...

"Iya Mark hyung? Ada apa?"

"Hyung akan pulang ke Korea. Kau pasti akan menjemputku bukan?"

"Kapan Hyung berangkat?" Ucap sungchan yang kaget dengan perkataan Mark Jung Hyung pertamanya itu.

"Setengah jam lagi. Nanti kalau sampai akan Hyung kabari lagi nantinya." Ucap Mark.

"Oke." Lalu panggilan itupun berakhir begitu saja.

Tepat saat itu, jenopun keluar dari kamarnya dan diapun melihat sungchan.

"Sungchan Hyung pergi dulu." Ucap jeno.

"Hmm. Hati-hati." Ucap sungchan datar dan jeno langsung pergi begitu saja dengan membawa kopernya bahkan perasaannya sangat bahagia sekali.
















At. Apartemen Haechan.

Jeno yang berada didepan apartemen Haechan langsung membunyikan bell pintunya.

Ceklek.

"Ayo masuk jen." Ucap Haechan.

"Makasih. Juga maaf merepotkan mu." Ucap jeno sembari masuk dengan membawa kopernya.

"Tidak masalah. Apa kau sudah sarapan?" Ucap Haechan.

"Belum." Ucap jeno sembari menggelengkan kepalanya.

"Baguslah. Ayo kita sarapan bersama." Ucap Haechan tersenyum dan jenopun langsung meletakkan kopernya di ruang tengah sebelah sofa dan mengikuti Haechan menuju meja makan.

"Ini." Ucap Haechan memberikan sarapan pada jeno.

"Makasih Haechan." Ucap jeno tersenyum dan itu benar-benar membuat Haechan terpesona bahkan jantungnya berdetak lebih cepat lagi.

"Sial jantung sialan. Diamlah! Kau bisa membuat jeno mendengarnya bodoh!" Batin Haechan.

Sedangkan jeno hanya diam karena melihat ekspresi Haechan yang malu dengan pipi memerah.





























∆∆∆












∆∆∆










Up nih reader-nim😁
Gimana suka gak sama kelanjutannya?🙄
Semoga suka ya😁
Jangan lupa votement nya ya😁
Jangan lupa jaga kesehatan😁
We love you💚😍😘

Seme & Uke (Jaemren/Renmin) END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang