26

695 78 10
                                    

Pemandangan yang sangat mengejutkan bagi Soobin. Darah bercucuran dari tubuh orang di depannya dengan tangan dan kaki terikat di setiap sisi batang besar yang ada di kedua belah samping nya.

Baru saja sampai tentu hal ini cukup mengejutkan bagi Soobin, apalagi melihat kekasihnya yang tak berdaya di depannya. Sukses membuat nya marah besar, ia mengamuk di ruangan itu. Memukul dan menyerang para anak buah Ben yang mengelilingi nya.

Heeseung yang mengantar Soobin ke tempat Yeonjun pun di buat bingung karena amukan dari Soobin sekarang. Ia menghubungi Ben agar segera datang ke tempat nya lalu mengurus Soobin yang sekarang mengamuk.

Heeseung mengambil obat bius untuk Soobin, ia ingin membuat Soobin lemah untuk sementara. Tapi ada salah satu anak buah Ben yang memukul keras kepalanya hingga ia tak sadarkan diri.

Bagaikan rasa pusing biasa namun sangat kuat, Heeseung meninggal di tempat karena pukulan di kepalanya membuat kerusakan di otaknya berhenti bekerrja. Kepala Heeseung bercucuran darah yang keluar membasahi lantai.

Soobin sudah menghabisi semua yang ada di tempat ini, ia melepas tali yang melilit tubuh Yeonjun di bantu dengan anak buah Ben yang tersisa membantunya tadi.

Tubuh lemah Yeonjun di bawa ke klinik terdekat dari tempat sialan ini. Soobin menggendong tubuh Yeonjun dan berlari dengan cepat menuju klinik, di belakang ada satu anak buah Ben yang mengawasi dari belakang.

"Doctor!! Please, help me!! Please my friend now!!"

Dokter yang baru saja membuka pintu langsung bergegas menyiapkan segala kebutuhan untuk Yeonjun. Dengan mata kepala Soobin sendiri, wajah Yeonjun kini sudah tidak terlihat tampan lagi. Banyak luka dan lebam di sekitar wajah Yeonjun yang kini membengkak.

"Sekitar 2 Minggu kemungkinan luka dan lebam ini akan sembuh. Kalian harus sering mengganti bekas perban nya agar tidak infeksi nanti." Jelas Dokter.

"Terimakasih dokter." Balas anak buah Ben.

"Saya permisi dulu." Dokter itu pun pergi dari ruangan.

Yeonjun mendudukkan dirinya, ia berterimakasih kepada Soobin dan Taehyun yang membantunya keluar dari penjara sialan.

Kalian tidak salah membaca, itu benar Taehyun. Taehyun membantu keluar Yeonjun dari penjara Ben, ia yang membuat rencana ini sampai di titik ini.

"Bagaimana? Lanjut?" Tanya Yeonjun.

"Kau sembuh dulu. Setelah itu kita bergerak."

.

.

.

.

Di lain tempat. Ben sudah mempersiapkan kembali penerbangan Beomgyu ke Amerika, kini Yoongi kembali ikut karena Ben merasakan sesuatu yang buruk jika Yoongi tidak ikut.

Kim Taehyung juga memprediksi akan terjadi hal yang tidak mungkin ia terima nanti jika ia juga tidak berhati-hati. Ia ikut membantu Ben mengurus Beomgyu ke Amerika.

Rumah persembunyian Ben di Amerika akan menjadi tempat terbaik. Ben akan meminta bantuan Seo Johnny; orang yang dekat dengannya namun tidak ia publish.

Ben kembali mengubah penampilan nya menjadi Beomgyu, ia sedikit merubah gaya bicaranya agar mirip dengan Beomgyu. Semua sudah ia persiapkan dengan matang dan baik.

Permainan sebenarnya akan segera di mulai. Ben menyiapkan diri setelah mendengar kabar bahwa Heeseung telah meninggalkan nya untuk selamanya. Tidak ada tangisan yang keluar dari diri nya, hatinya kini sudah mati rasa. Tidak ada yang membuatnya bisa mengeluarkan emosi sekarang.

Ben kini bersama yang lain ada di bandara, petugas medis akan mengirim jenasah Heeseung ke negara nya. Beomgyu memeluk tubuh Ben dengan erat, memberi ucapan penenang yang padahal Ben sama sekali tidak menangis ataupun mengeluarkan emosi lainnya.

"Dulu Terry, sekarang Heeseung. Di masa depan siapa lagi? Kalian? Aku tidak akan membiarkan semua orang melukai kalian! Tunggu pembalasan ku!"

"Kak. Ayo kita pulang. Kita istirahat yaa, katanya kita mau ke—

Mulut Beomgyu di bekap dengan kuat oleh Ben hingga susah bernafas. Saat tubuh Beomgyu melemah, Ben langsung membawanya pulang. Bukan pulang ke rumah yang sudah di ketahui Taehyun, ini rumah yang ia punya. Hanya rumah kecil tapi cukup terpencil dari Kota.

Di perjalanan, Beomgyu akhirnya sadar setelah Ben beri minyak angin yang di oleskan di dada Beomgyu. Ben turun dari mobil bersama Beomgyu.

Melewati semak semak belukar yang cukup lebat, akhirnya Ben dan Beomgyu sampai di jalan pedesaan. Mereka langsung menyewa ojek yang tersedia, mereka pun berangkat ke rumah Ben.

"Berhenti di sini pak." Ucap Ben.

Motor itu berhenti bersamaan dengan motor ojek di belakang yang menggandeng Beomgyu. Setelah memberi uang kepada ojek, Ben menarik kuat Beomgyu berjalan ke arah lurus. Padahal tadi bisa saja tukang ojek mengantarkan sampai tempat tujuan, tapi Ben tidak mungkin memberitahu keberadaan rumahnya dengan mudah kepada orang yang tak di kenalnya.

Kembali melewati hutan kecil, Ben sampai di bukit kecil yang di balik bukit itu terdapat pintu besi yang di tutupi dedaunan yang merambat. Beomgyu ikut masuk ke dalam ruangan itu yang bisa di bilang rumah.

Lampu di nyalakan, Beomgyu cukup terpana dengan nuansa rumah ini yang sangat luas dan lengkap. Beomgyu terus mengikuti kemana perginya Ben yang berjalan ke sebuah ruangan.

Clek!

Lampu pun menyala. Beomgyu terkejut dengan isi ruangan satu ini. Banyak sekali senjata tajam dan senjata api yang sangat lengkap. Terdapat juga bom rakit yang terjejer di lemari etalase.

"Jangan pernah menyentuh Bom. Ini, pegang ini dan pakai ini di saat terdesak."

"A-aku tidak b-bisa melakukannya."

"Ingat Beomgyu. Orang di sekitar mu itu bajingan semua! Termasuk aku, aku bisa saja membunuhmu sekarang tapi aku ingat bahwa kau adalah orang yang masuk list orang ku jaga. Tolong pakai ini agar kau bisa berjaga-jaga."

"Tapi..."

"Besok keberangkatan mu ke Amerika, jadi jangan berbuat gegabah sekarang. Aku akan mengurus 3 orang bajingan yang membuatmu menderita. Jangan percaya siapapun sekarang, kecuali aku, kak Yoongi, Kak Taehyung dan orang yang akan menjagamu di Amerika."

Beomgyu terdiam ketika Ben bersiap dengan tas yang di penuhi senjata api yang pasti akan sangat berbahaya. Beomgyu tau di negara Indonesia adalah negara demokrasi yang artinya pemerintah di Indonesia sangat ketat. Beomgyu hanya takut jika Ben tertangkap polisi.

"Jangan keluar dari markas ini. Di sana ada dapur dan semua bahan sudah ku sediakan untuk kau makan. Aku akan kembali besok, jangan nyalakan internet apapun, nyalakan saja tv tapi jangan lama lama. Gelombang tv bisa terlacak."

Earphone terpasang di telinga kanan Ben, tas yang penuh senjata ia bawa, ponsel Beomgyu di bawa paksa oleh Ben. Semua yang di miliki Beomgyu sekarang sudah tidak ada, hanya sendirian di markas besar ini dengan tv sebagai temannya.

"Beomgyu... Jaga bayi itu."

.

.

.

Tbc~

Hayoloh bayi siapa itu haha..
Makin rumit aja nih cerita wkwk.

[✓] Bastard's | TaeGyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang