☠️Bab 4 : 100 Debay☠️

142K 9.2K 2.2K
                                    

⚠️PLAGIAT SILAHKAN MENJAUH⚠️

Ig : eliovanya153
Tiktok : cuma manusia

Follow akun WP + Ig + tiktok author sebelum baca cerita ini

Jangan jadi siders, biasakan coment dan vote. Ingat coment dan vote itu gratis.

• ~ •

Alena meletakkan tas merah marunnya si sebuah sofa besar depan ruangan seorang editor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alena meletakkan tas merah marunnya si sebuah sofa besar depan ruangan seorang editor. Dia kemudian duduk di sana sambil memainkan tangannya, jantungnya berdegup kencang karena ini pertama kalinya dia datang ke kantor penerbitan.

Telefon kemarin saja sudah sangat memuatnya terkejut, apalagi panggilan untuk datang ke kantor penerbitan. Itu benar benar membuatnya tidak bisa tidur semalaman.

"Anda Alena?" Alena spontan berdiri saat namanya dipanggil.

Seorang wanita cantik dengan pakaian kerja yang sangat stylish berdiri di depannya dengan senyum merekah.

"Ya, saya alena. Anda?"

"Saya Emma, editor yang kemarin mengubungi anda. Jadi...kita bisa bicarakan sambil duduk."

Alena tersenyum canggung dan duduk kembali di tempatnya. Begitu mereka duduk, Emma langsung menyerahkan sebuah dokumen ke depan Alena.

Alena mengangkat satu alisnya ke atas, "Itu dokumen apa?"

"Sebelumnya kami tertarik dengan karya anda yang berjudul FIRE. Jadi kami berniat menerbitkan karya itu, anda bisa baca dulu kontraknya di rumah."

Alena mengangguk angguk mengerti.

"Kalau anda setuju, anda bisa menghubungi saya lagi." Lanjut Emma lagi.

"Ah, baik. Sebelumnya makasih..." Alena berdiri dari tempatnya dan mengambil dokumen itu, "Tapi maaf, saya harus sekolah pagi ini. Jadi..."

"Saya mengerti, silahkan..."

Alena kembali tersenyum, dia menundukkan kepalanya sebelum akhirnya melangkah pergi dari tempat itu.

Sementara itu, begitu Alena pergi Emma langsung mengambil ponselnya dan menelfon seseorang.

Tuut...

"Ini saya, nona Alena sudah kemari dan saya sudah memberikan kontraknya. Saya rasa dia akan setuju."

Gerakan bibir yang tersenyum terdengar jelas dari seberang telefon.

About AlenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang