⚠️ PRIVAT ACAK, FOLLOW SEBELUM MEMBACA ⚠️
Braak!!!
Manik coklat tajam itu menatap tajam gadis mungil yang saat ini sedang menatapnya balik dengan bingung. Pria itu tiba tiba menarik kasar rambut panjangnya yang sudah terlihat sangat kusut.
"MULAI SE...
Follow akun WP + Ig + tiktok author sebelum baca cerita ini
Jangan jadi siders, biasakan coment dan vote. Ingat coment dan vote itu gratis
• ~ •
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Braak!!!
Arya, ayah tiri Alena tiba tiba masuk ke kamar mandi itu dengan wajah marah. Berani sekali orang yang mendobrak pintu itu dan menemui Alena di dalam sana, begitu pikirnya tanpa tahu siapa orang itu.
"HEH!! KELUAR KAMU DARI SINI SEKARANG JU-"
Razkal dan Alena spontan menoleh, mereka mengangkat kedua alis mereka. Menatap heran ke arah ayah tiri Alena itu.
Senyum Razkal tiba tiba mengembang, "Papa mertua, apa kabar?" tanyanya dengan senyum itu, yeah....lebih tepatnya senyum miring itu.
"B-baik, ternyata kamu yang masuk ke sini." Dia menatap ketakutan Razkal.
"Papa mertua..." Razkal memanggil pria tua itu dengan nada manja, dia tiba tiba meletakkan satu tangannya ke pundak pria itu.
"Aku sama Alena mau jalan jalan, eh kencan deh. Jadi minta izin ya? Pasti diizinin kan?" Dia menepuk nepuk pundak pria itu.
"Ah, iya tentu saja. Silahkan kencan."
Razkal tersenyum, dia menurunkan tangannya dan berganti merogoh sakunya. Diam diam dia menyelipkan barang yang dia ambil dari sakunya ke tangan ayah tiri Alena.
"Makasih ya papa mertua, hari ini aku mau kencan. Besok, satu Minggu, atau dua Minggu lagi, aku bakal ngelamar."
Razkal sekali lagi tersenyum, dia berbalik, berjalan ke arah Alena lalu dengan lembut menggendong gadis itu dan membawanya pergi dari sana.
Namun, langkahnya sempat terhenti di depan kamar mandi. Tempat di mana Alan berdiri saat memandangi mereka sedari tadi.
"Kakaknya Alena kan? Gue izin kencan dulu ya..."
Setelah mengatakan itu, Razkal langsung berjalan pergi dari sana tanpa menoleh lagi. Meninggalkan Alan yang berusaha menahan emosinya saat melihat itu.
"Shiit...dia milik gue."
"A-alan, liat deh ini apa?" pekik sang ayah kencang.
"Apa?" Alan menatap benda yang ditunjukkan ayahnya dengan dingin, itu adalah benda yang tadi diberikan Razkal tadi.
"BLACKCARD!! GILA EMANG CALON MENANTU PAPA ITU!!" ayahnya semakin histeris sambil menciumi kartu berwarna hitam itu.
