⚠️ PRIVAT ACAK, FOLLOW SEBELUM MEMBACA ⚠️
Braak!!!
Manik coklat tajam itu menatap tajam gadis mungil yang saat ini sedang menatapnya balik dengan bingung. Pria itu tiba tiba menarik kasar rambut panjangnya yang sudah terlihat sangat kusut.
"MULAI SE...
Alena mengangkat satu alisnya ke atas, tanda mengiyakan pertanyaan Luna. Wajah Luna terlihat terkejut sekaligus tidak percaya.
"Nggak mungkin!! Nggak!!! Itu nggak mungkin!! Nggak mungkin lo-"
"Nggak mungkin apanya? Orang gue sama Razkal baru aja nanem benih lagi tadi malem." ucap alena dengan tatapan mengejek, membuat emosi Luna semakin meluap.
Kreek....
Luna kembali mendekatkan pistolnya ke kepala Alena, namun gadis itu masih terlihat sangat santai seperti sebelumnya.
"LO HARUS MATI DI SINI!!"
Alena tersenyum kecil, mengangkat kedua alisnya dan menatap Luna remeh, "Mati di sini? Gue? Yakin?"
"IYA!"
Braak!!!
Sesaat setelah Luna mengatakan itu, Alena kembali menggenggamnya pistol tadi dan dengan cepat menjatuhkannya ke lantai. Dia menarik tangan Luna, menyanderanya dan membalik tubuh gadis itu hingga hampir membentur tembok.
"AAA!!!"
Luna berteriak kencang saat Alena tiba tiba menarik rambutnya dan hampir membenturkan kepalanya ke kaca jendela. Untung saja Alena menghentikannya.
"Luna...selama ini saya sudah berbaik hati." Luna menggigit bibirnya, berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Alena.
"PENJAGA!!!" Teriak Luna keras, berusaha memanggil bodyguard yang tadi dia bawa ke sana. Dia tidak bodoh, tentu saja dia membawa lumayan banyak bodyguard bersamanya.
Alena menatap tajam saat mulai mendengar suara langkah kaki dari kejauhan, dia buru buru melepaskan Luna dan mengambil pistol yang tadi dia jatuhkan.
Dorr!! Dorr!!
Dengan brutal, Alena menembaki bodyguard Luna yang berlari mendekatinya. Tatapan tajam dan kemampuan menembaknya yang sungguh hebat membuat Luna gemetaran.
Siapa dia? Batin Luna kebingungan, saat ini hanya itu yang ingin dia tahu.
Di tengah kebingungan Luna, Alena tiba tiba berbalik. Menodongkan pistol itu ke arah Luna.
