[Enam] Buka Puasa Bersama Taya

2.1K 238 3
                                    

"Ayooo Necan, ini mau buka puasa loh."

Taya terlihat paling antusias untuk berbuka puasa. Padahal ia sudah sarapan dari jam 9 dan makan siang jam 1.

Tapi Taya merasa dirinya puasa kok, soalnya habis makan Taya nggak makan lagi. Kan puasa itu nggak makan sama minum. Jadi Taya puasa kok, sedikit tapinya.

Semuanya sudah berkumpul dimeja makan, bahkan menu berbuka milik bocah itu sudah tertata rapi di depan tempat duduknya. Tak kalah meriah seperti orang dewasa sekitarnya. Benar-benar mendalami suasana ramadhan.

"Abang nanti menginap disini lagi yah. Mama sama Ayah saja yang pulang."

Sambil menunggu waktu berbuka ada saja obrolan yang mereka lakukan, kebanyakan fokus mereka kepada bocah gembul itu.

"Ayo buka puasa, mau minum."

Taya menghiraukan tantenya, tak menjawab. Dia terlihat sibuk meminta teh manis milik ayahnya.

"Itu ditanya sama Aunty loh Bang." Tegur Byakta pelan, namun tetap memberikan teh untuk bocah kesayangannya itu.

"Abang bobo sini lagi yah."

"Mama bobo sini? Ayah?"

"Wahhh Maglib, ada azan sana masjid. Taya dengal loh. Boleh maam Kasan, Necan, Aunty maam. Boleh maam Ayah, Mama maam banyak."

Bocah gembul itu terdengar antusias sekali mendengar azan magrib berkumandang. Saking senangnya sampai suaranya terdengar kencang dan riang sekali.

"Sebelum makan baca doa dulu yah, Abang bisa doa berbuka puasa?"

Neneknya mengingatkan untuk berdoa dulu sebelum makan dan berbuka puasa begitu melihat Taya yang sudah ingin menyuapkan kurma ke mulutnya.

"Bismillahilahmanillahim. Aamiin."

Taya membaca basmalah dengan cepat agar bisa segera makan dan minum.

Kakeknya mimimpin doa berbuka puasa, namun Taya tak begitu menyimak. Bocah itu terlihat sibuk sendiri dengan makanan di hadapannya. Padahal yang lain hanya minum teh hangat dan kurma. Biasanya mereka akan sholat magrib terlebih dahulu baru makan, lalu nanti berangkat untuk sholat isya dan sekaligus tarawih di masjid dekat rumah.

"Taya aja, Taya aja, Taya aja Mama... Ahhh Taya...."

Teriakan Taya terdengar menggema, perkara mamanya memindahkan posisi kurma ke tengah agar yang lain juga bisa mengambilnya membuat Taya tak senang. Seharusnya Taya saja yang memindahkannya. Namun masalahnya tubuh dan tangannya masihlah mungkin, belum bisa menjangkau meja makan keluarga dengan baik.

"Pelan-pelan yah Nak suaranya. Mama dengar kok suaranya Abang."

"Taya aja Mama pindah kulma. Taya aja..."

Sepertinya bocah gembul itu dalam masa tak mau mendengarkan, beberapa kali Taya mengabaikan orang yang mengajakanya berbicara, atau ketika mamanya juga memanggil, atau ketika berbicara dengan tantenya. Lebih parah lagi ketika bersama nenek atau kakeknya.

Beberapa situasi Taya lebih banyak membantah, menolak dan berteriak.

"Abang bisa pindahinnya?"

Kakeknya yang duduk didekat bocah itu dengan sigap membantu mengangkat wadah kurma yang cukup berat itu.

"Taya aja Kasan, Taya aja, Taya aja." Teriaknya tak suka dibantu.

Yasalam, perkara pindahin kurma ke posisi tengah begini bisa membuat bocah gembul itu menjadi menyebalkan.

Baheera dan Byakta menatap putranya tanda peringatan, tak perlu kata-kata mutiara, cukup lirikan maut dan keterdiaman orangtua sudah menjadi indikator anak-anak jika perilaku mereka tak baik.

Baheera dan Byakta banyak bersykur, sebab kedua orangtua mereka dari kedua belah pihak mendukung pola asuh yang mereka terapkan. Mau tak mau para nenek dan kakek tersebut tak ikut campur dan ambil pusing mengenai pola pengasuhan Taya, cucu mereka.

"Baiklah, Kasan nggak bantu Abang. Abang bisa sendiri." Pada akhirnya kakeknya membiarkan tangan mungil itu memindahkan kurmah ke tengah.

"Huuh Taya aja kan."

"Baiknya, termakasih yah sudah bantu pindahin kurmanya." Puji Balqis sayang.

Suasana ketika bocah gembul itu berteriak sedikit mencekam. Kedua orangtua bocah itu langsung terdiam dan tak langsung menegur, hal itu praktis dilakukan oleh nenek dan tantenya.

Tentu saja setelah ini Taya akan mendapatkan nasehat sayang dari orangtuanya.

Ramadhan with NatayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang