[Limabelas] Menyusun Prajurit Bersama Taya

1.7K 220 8
                                    

"Abang sekarang apa yang dirasakan? Sakit kepala? Demamnya sudah turun ini, Alhamdulillah."

Kalau sedang sakit begini Taya menjadi lebih sunyi yah, tidak ada teriakan heboh yang membuat mama pusing, tapi rumah menjadi terlalu sepi.

"Ndak sakit Mama..."

Baheera bersyukur panas yang dialami oleh Taya sudah turun, dan kondisinya semakin membaik. Walaupun sudah lebih baik, namun kondisinya masih belum pulih seutuhnya. Nafsu makannya semakin parah dari biasanya.

"Kalau sakit kasih tahu Mama yah." Baheera sudah bisa sedikit bernapas lega. Kondisi imun Taya membaik dengan cepat.

"Mama, Dino Taya Mama.."

Bocah gembul itu ingin turun dari tempat tidurnya, kondisinya masih lemas sih tapi sudah cukup membaik.

"Buat apa Bang?"

Baheera tak habis pikir, kenapa sih bocah kecil selalu ingat maianan miliknya apapun kondisi yang dialaminya, mainan Dinonya tak boleh ketinggalan.

"Taya mau kasih sini Mama... Plajulit Taya juga, cal, ada Dino, semua Mama..."

Taya menyeret mamanya keluar kamar, menuju ruang tengah rumah mereka. Bocah gembul ini berniat untuk mengambil box mainan miliknya dan membawanya ke kamar.

"Abang mau main Dino? Pusing nggak kalau jalan?"

Aduh Baheera sedikit khawatir, perasaannya campur aduk sebagai orangtua. Rasanya ingin putra gembulnya hanya berbaring saja sampai sembuh, tapi disatu sisi senang karena Taya tak terkulai lemas di kasur miliknya.

"Mama bantu, plissss..." pintanya manis. Tenaga mungil itu tak kuat mendorong box mainannya menuju kamar.

"Buat apa Bang?"

Baheera masih heran, untuk apa Taya memindahkan mainan miliknya ke kamar. Baheera sudah bisa membayangkan pekerjaan tambahannya nanti jika Taya benar-benar berniat menjalannya misinya.

"Mau ada kamal Taya, nanti bobo ada jagain."

Eh bagaimana?

Apa maksudnya?

Selama sakit juga dari pagi mamanya selalu setia disampingnya, lalu fungsi mainan ini nanti apa? Menggantikan posisi Baheera?

"Abang istirahat saja yuk, mainannya nanti saja kalau sudah sehat betul."

"Ndak mauuuu, Taya mau susun ini Mama..." tolaknya cepat, Taya terlihat cemberut tak setuju dengan ide mamanya.

Taya merasa lebih aman kalau tidur dijaga oleh mainan Dino miliknya, nanti lebih cepat sembuh kok. Taya yakin, soalnya mereka sudah sering bersama.

"Mau Mama bantu susun?"

Aduh sejujurnya Baheera merasa gemas dengan kelakuan putranya, kenapa sih Taya punya banyak energi untuk membongkar semua mainannya. Memang sih terlihat tak berseri seperti biasanya, namun buktinya kelakuan Taya sekarang sudah bisa membuat mama lebih bersabar.

"Ndak Taya aja, Mama ndak bantu-bantu..." tolaknya lagi untuk kesekian kalinya.

Taya sudah mulai fokus membuat barisan penjagaan yang mengelilingi tempat tidurnya. Ia mulai Menyusun mainan prajurit miliknya dibarisan pertama, sangat rapi dengan memperhatikan jarak.

"Ummm Dino semua abis ini, sama Gillafe juga, umm Zebla, Holse, ada Lion ini..." gumamnya memperhatikan barisan yang sudah dibuatnya.

"Taya Mama tinggal yah? Mama ambil makan buat Abang, belum makan nasi dari pagi."

"Lotiii Mama..." pintanya lain begitu mendengar mamanya akan mengambilkannya nasi. Taya nggak mau makan nasi, mau roti saja.

Baheera pasrah, baiklah. Daripada Taya sama sekali tak makan, lebih menurutinya saja.

"Ummm Dino Taya kasih ini semua..."

"Ummm ada cal juga, tluk juga, ini kasih belakang."

Taya terus bergumam, tak merasa terusik jika lantai kamarnya sudah tak terlihat karena dipenuhi oleh mainan miliknya.

Bocah gembul itu begitu telaten menyusun mainan miliknya mengelilingi tempat tidurnya, tekadnya sudah bulat untuk membuat brikade penjagaan untuk dirinya ketika ia tidur. Entah dari mana Taya mendapatkan ide tersebut.

Kalau sakit harus ada yang menjaga, dan Taya percaya maianan miliknya bisa menjaganya.

Sedangkan Baheera tak mau memikirkan kamar putranya yang sudah penuh dnegan maiannya itu, nanti saja. Waktu masih panjan untuk berbuka puasa, dan tenaga Baheera sudah terkurang sejak pagi tadi.

Ramadhan with NatayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang