"Ayah celitaaa..." pintanya setelah mencari posisi tidur yang cukup nyaman, ia menyenderkan kepalanya dilengan ayahnya dan menunggu cerita pengantar tidur.
"Ayah certain kisah Nabi Ayub yah."
Bykata akan memulai sesi cerita pengantar tidur seperti yang biasa mereka lakukan. Kondisi putranya sudah membaik, sudah tidak demam lagi. Ketika tadi sampai rumah Byakta sudah khawatir, tetapi begitu melihat putranya rasa khawatirnya sirna.
Soalnya Taya sudah bisa membuat ulah.
"Siapa?" tanyanya ingin tahu, ia menarik buku yang ayahnya pegang untuk melihat lebih dekat, walaupun dalam buku itu hanya sekedar ilustrasi saja.
Baca saja Taya belum bisa, tentu saja bocah itu hanya akan melihat gambrnya saja.
"Nabi Ayub Bang, Nabi yang patut kita teladani kesabarannya atas musibah yang menimpanya."
"Musibah apa?"
Belum juga memulai cerita Taya sudah bertanya ingin tahu, pensaran sekali. Apa saja bisa ditanyakan olehnya.
"Penyakit kulit Bang. Nah Nabi Ayub dikenal memiliki kepribadian yang menawan, pandai bersyukur, dan senantiasa menghiasi lisannya dengan zikir. la tidak pernah meninggalkan perintah Allah. Hal tersebut membuat iblis iri. la ingin menggoda Ayub agar terjerumus dalam dosa. lblis segera menghadap Allah dan meminta izin untuk menguji kesabaran dan ketaatan Nabi Ayub. Allah pun mengabulkan permintaan iblis."
"Kenapa Allah teman iblis? Ndak musuhan?"
Apa?
Kan mereka tidak berteman. Allah yang menciptakan iblis. Byakta kok gemas sekali sih dengan putra ini. Suka keluar dari topik pertanyaannya.
"Allah itu yang menciptakan iblis nak, tidak berteman."
"Tapi Allah itu Ayah, itu Iblis minta sama Allah, Allah kasih. Temanan?" tanyanya lagi.
Kenapa sih anak kecil suka bertanya hal-hal yang tak pernah terpikirkan sebelumnya.
"Tidak berteman Bang, tapi ini adalah cara Allah untuk menguji keimanan dan kesabaran Nabi Ayub Bang. Allah mengizinkan Iblis untuk menggoda manusia."
"Iblis sama setan sama Ayah?"
"Sama Bang."
"Ndak temanan?"
"Siapa?" tuh kan, Byakta jadi kehilangan fokus dari pertanyaan putranya.
"Iblis sama setan."
"Iya mereka temanan. Tapi nggak baik yah, Allah tidak suka dengan setan karena tidak taat."
"Ummmm."
"Ayah lanjutin lagi yah ceritanya, berbagai cara nih dilakukan oleh Iblis untuk menguji kesabaran dan keimanan nabi Ayub. Salah satunya Iblis meniupkan penyakit kulit kepada Nabi Ayub." Byakta melanjutkan ceritanya.
Sejujurnya Byakta tidak yakin cerita ini akan sampai akhir, karena biasanya Taya suka gagal fokus.
"Ayah...." Pekiknya tiba-tiba, membuat ayahnya kaget saja.
"Kenapa Bang, pelan-pelan yah Nak. Ayah dengar." Nasehat Byakta sayang, bikin kaget saja sih sebenarnya.
"Setan kasih tiup sakit sama Taya. Kata Mama, Taya sakit loh. Tadi minum obat sama maam loti."
Byakta tidak tahu apakah setan sengaja menggoda manusia dengan penyakit, namun rasa kecil hati, tak bersyukur, mengeluh, tak mau beribadah merupakan bagian dari godaan setan.
"Alhamdulillah Abang sudah sembuh, Abang rajin berdoa yah sama Allah, dan harus makan dan minum obat. Oke?"
"Huuh..."
"Telus Ayah, telus... setan menang?"
"Allah memberikan cobaan sakit kepada Nabi Ayub lama sekali, tetapi Nabi Ayub yakin dengan Allah, rajin beribadah, dan terus bersabar. Nabi Ayub tidak mengeluh loh, tidak marah sama Allah karena sakitnya."
"Taya ndak malah kok, nangis aja sedikit." Selanya.
"Alhamdulillah nggak marah, kalau sakit harus bersabar yah."
"Huuh, sabal, sabal, sabal gitu kata Mama..."
"Semua kekayaan Nabi Ayub menghilang, anak-anaknya meninggal, kesehatannya menurun, namun tak mengurangi keimanan Nabi Ayub."
"Siapa meninggal?"
"Anak-anak nabi Ayub."
"Sedih ndak Ayah?" tanyanya polos, ingin tahu.
"Pastinya sedih, tapi tak boleh berlarut-larut dan menyalahkan Allah."
"Boleh nangis sedikit aja."
"Iya boleh nangis kok."
"Taya juga?"
"Iya semuanya."
Baiklah cerita nabinya tentu saja tak selesai satu sesi, biasanya lebih banyak Taya yang bertanya sih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ramadhan with Nataya
Historia CortaHaiii, ini adalah seri Ramadhan ketiga Nataya.. Semoga suka yah.. Nataya, bocah tiga tahun yang menyambut ramadhan dengan antusias. Bersama Mama dan Ayahnya ada saja tingkah Nataya yang membuat gemas.