Taya sudah antusias sejak tadi, bocah itu menatap kagum pesawat yang terparkir. Mereka sudah check in, dan tinggal menunggu panggilan saja.
"Mama naik ailplane kan? Punya kita mana?"
Heh dikata pesawat punya sendiri.
"Umm itu sepertinya. Yang itu tuh..." tunjuk Baheera kearah pesawat yang terparkir di gate dekat mereka tunggu.
"Taya naik itu, nanti di telbang."
"Iya, Abang naik pesawat itu nanti."
Walaupun sudah bukan bayi lagi, bepergian dengan anak kecil itu sedikit merepotkan. Untung saja penerbangan mereka hanya membutuhkan waktu satu jam setengah. Mungkin akan lebih lama dengan antrian bagasi nanti.
"Mama lihat sana boleh?"
Taya ingin berdiri di dekat kaca sana, agar bisa melihat lebih dekat.
"Boleh, tapi disana saja. Jangan ke tempat lain yah, nanti Mama nggak bisa lihat."
Taya antusias sekali, berlari ke arah kaca dan melihat pesawat dari dekat.
Ini bukanlah penerbangan pertama Taya, bocah itu sudah beberapa kali naik pesawat bersama orangtuanya.
"Mama ada olang bawah sana..." pekiknya heboh menghampiri mamanya. Informasi barusan itu terdengar penting.
"Orangnya lagi apa?"
Pokoknya apapun yang diceritakan oleh anak Baheera harus terlihat antusias. Biar mood bocah gembul itu bagus.
"Taya lihat lagi.."
Taya meninggalkan mamanya, berlari ke arah kaca ruang tunggu mereka. Memperhatikan sekitar dan mencaari jawaban atas pertanyaan mamanya.
"Mama olangnya kecil yah, bawah sana." lapornya lagi ke arah mamanya.
Taya senang bolak balik dari jendela ke mamanya atau dari mana ke mamanya lagi.
Pengumukan dari pengeras suara bandara terdengar, mereka harus mulai memasuki pesawatnya.
"Abang sudah boleh masuk. Yuk Nak..""Ayoo Mama....."
Dengan sendirinya Taya menggandeng tangan mama, takut mama hilang. Kan Taya anak baik, kata ayahnya tadi harus jagain mama.
Taya sudah besar kok. Sudah abang.
"Itu apa?"
"Tangga Nak.."
"Mama ini apa?" tanyanya lagi, cerewet sekali.
Selain itu Taya menjadi super ramah kepada semua orang. Masih malu di awal, tetapi setelahnya mulai bisa berbaur.
"Pembatas antrian Bang."
Harus sabar pokoknya.
"Masa masih lama?"
"Sebentar lagi, jalannya sedikit aja kok. Setelah masuk ini jalan dilorong itu masuk deh."
"Ayo Mama, nanti tinggal ndak?"
Aduh Taya kok nggak ada rasa capek sama sekali yah. Untung saja bawaan mereka sedikit, soalnya strolernya masuk bagasi. Baheera tak sanggup harus menggendong Taya lama jika bocah gembul kesayangannya mogok jalan.
"Nggak kok Bang."
"Mama ndak lewat bawah sana?"
"Umm kita langsung masuk dari pintunya nak, ini sudah terhubung."
Baheera harus menceritakan ulang nanti kepada putra gembulnya ini betapa cerewet dan banyak tanya karena rasa ingin tahunya tinggi sekali.
"Lewat bawah Mama."
"Nggak bisa Bang. Nggak ada tangga loh Bang."
Ketika sudah di dalam pesawat bocah itu semakin kagum. Tadi merengek minta duduk di dekat jendela, dan untung saja kursi mereka dekat jendela.
"Mama pakai ini?"
"Iya Bang, biar aman yah nanti waktu take off sama landing."
"Mama... Mama ndak awan loh." protesnya lagi melihat keluar jendela pesawat.
Baheera bersyukur mereka membeli tiktet pesawat jauh hari, sehingga harganya belum melonjak tinggi.
Ayahnya Taya lumayan royal yah, membelikan tiket business class. Harganya hanya beda sedikit dengan harga tiket ekonomi sekarang.
"Sebentar lagi ada awan. Kita sudah mau terbang yah, Abang berani?"
"Huuh."
"Bukan huuh tapi apa?"
"Iya Mama, ndak takut loh."
"Wah terimakasih yah, Abang sudah jadi anak pemberani."
Sejauh ini masih aman, Taya masih banyak tanya karena penasaran.
![](https://img.wattpad.com/cover/306451829-288-k877758.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ramadhan with Nataya
ContoHaiii, ini adalah seri Ramadhan ketiga Nataya.. Semoga suka yah.. Nataya, bocah tiga tahun yang menyambut ramadhan dengan antusias. Bersama Mama dan Ayahnya ada saja tingkah Nataya yang membuat gemas.