[Delapan] Sayang Allah Bersama Taya

1.8K 213 15
                                    

"Mama, Allah sayang Taya ndak?"

Tiba-tiba saja Taya menanyakan hal seperti ini, tentu hal itu membuat mamanya kaget. Bagaimana menjelaskan konsep sayangnya Allah kepada anak umur tiga tahun, dengan kalimat yang mudah dipahaminya.

"Tentu dong, Allah itu sayang semua orang yang beriman. Abang sudah jadi anak baik Nak, terus rajin juga, anak sholeh. Allah pasti sayang."

Terkadang banyak hal tak terduga yang ditanyakan oleh Taya kepada orangtuanya atau kepada keluarga dekatnya, dan bocah itu harus mendapatkan jawaban yang memuaskan versi dirinya. Dia tidak akan berhenti bertanya sampai mendapatkan jawaban yang sesuai.

"Tapi Allah ndak kasih Taya Dino, tluk, ndak tlain juga. Kalau sayang kasih Dino banyak-banyak dong." protesnya tak terima.

Posisi berdua saja dengan bocah itu dirumah membuat suasanan semakin intim, nenek kakeknya serta ayah dan tantenya sudah pergi ke masjid untuk sholat Isya dan taraweh. Hari ini Taya tidak sholat taraweh dulu, karena lelah menangis karena tidak diperbolehkan menjadi imam sholat magrib tadi.

"Allah itu kasih Dino loh sama Abang, misalnya ada yang memberi Abang Dino itu karena Allah. Allah memberi Abang Dino melalui perantara manusia."

"Tapi Mama, tapi itu... umm Allah ndak kasih langsung loh sama Taya. Allah malu yah ketemu Taya?"

Oke, sebagai orangtua Baheera tidak boleh kaget dengan semua pertanyaan putranya. Sebisa mungkin memberikan jawaban dan penjelasan yang sesuai.

Menjadi orangtua itu adalah suatu pekerjaan yang tiada akhirnya. Sepanjang masa.

"Allah itu tak terlihat, Allah nggak malu kok sama Abang."

Aduh pembicaraan ini semakin susah saja yah.

"Kalau sayang kasih Dino, tluk, peluk juga, sayang kiss kiss juga kan?"

Taya masih memahami rasa sayang itu sebatas sentuhan fisik dan yang terlihat. Tentu menjadi tugas Baheera dan Byakta selaku orangtua Taya agar menjelaskan makna sayang dari Allah kepada putra kesayangan mereka.

"Sayang nggak harus kiss loh Bang, kalau Mama sama Ayah, sama Aunty, Kasan Necan, Ama sama Ami kiss masih boleh. Tapi kalau Allah, tanda Allah sayang sama kita banyak loh.

Ummm misalnya Abang bisa bangun setiap hari, terus masih bisa makan, bisa main, bisa lari-larian dan masih banyak deh. Itu tanda Allah sayang kita."

Baheera berusaha menjelaskan secara sederhana. Allah maha pemberi nikmat, sebagai umatnya kita tentu harus pandai menyukuri itu semua.

"Taya sayang Allah, ndak kasih Dino. Allah punya uang? Taya ndak ada, ndak kasih Allah."

Bagaimana yah menjelaskan kepada bocah gembul ini dengan sederhana, karena sederhana versi orang dewasa belum tentu mudah dipahami oleh anak seusianya.

Fase perkembangan usia tiga tahun ini juga lagi banyak tanya.

"Allah itu Maha Kaya nak, yang menciptakan Bumi dan seluruh isinya."

"Wahhhhh... Taya juga. Ndak lahil Mama, buat Allah?"

Oke ini jadi melebar kemana-mana. Makanya Baheera harus siap sedia dengan segala pertanyaan dan tingkah putranya.

"Mama lah yang melahirkan Abang, tapi Allah yang memberi kita kehidupan. Makanya Abang sholat, jadi anak sholeh, sebagai tanda sayang sama Allah."

"Ndak kasih kiss, ndak peluk. Sayang banyak-banyak Allah. Taya sholat Mama..."

"Bagus dong, Allah nanti sayang sama Abang banyak deh."

"Mama lahir Allah? Ndak lahil Ami?"

"Lahir Ami dong, Allah itu yang memberi kita kehidupan. Allah tidak melahirkan."

"Katanya Allah bikin semua..."

Bagaimana yah ini menjelaskannya lagi. Baheera harus usaha terus sampai Taya paham dan bocah itu bosan bertanya.

Ramadhan with NatayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang