9. DIHUKUM

84 12 0
                                    

Happy Reading🌈

"Dua aja Runi. Jangan banyak-banyak," ujar Reano segera saat melihat Arunika yang akan membeli es-krim sangat banyak.

"Gak mau. Aletha mau makan banyak es-klim." Aretha menekuk wajah mungilnya.

"Gak dibiarin Mama. Nanti Bang Rean lagi yang dimarahin kalau kamu makan banyak es-krim." Reano memandang gemas sekali pada adiknya.

"Kak Luni, Aletha mau banyak," Aretha memandang Arunika dengan mata berbinar-binar. Biasanya, orang-orang akan luluh dengan tatapannya itu.

"Emm, dua aja yah Retha. Nanti dimarahi Mama kata Kak Rean tadi. Lagi pun, kalau Retha makan banyak es-krim, nanti bisa abis lho giginya. Mau giginya habis, terus Retha kayak nenek-nenek gak punya gigi?" Kalian mau tahu, itu hanyalah karangan Arunika saja.

Aretha menggeleng keras seraya memeluk leher Arunika. "Gak mau. Aletha masih kecil, gak mau jadi nenek-nenek."

"Makanya, beli dua aja. Nanti Kak Runi janji deh, beliin Retha mainan. Mau nggak?" Arunika sangat suka anak kecil. Ia berharap sekali ingin mempunyai adik. Namun sepertinya, bunda nya sudah tidak ingin mempunyai anak lagi.

"Janji yah Kak?"

"Iya janji. Yaudah buru kita beli es-krimnya." Arunika mengambilkan Aretha dua buah es-krim besar berwarna pink.

"Kak, mau duduk disana," Aretha menunjuk sebuah taman.

"Mau ke taman?" tanya Arunika dibalas anggukan oleh Aretha. Arunika lalu menoleh pada Reano, berniat untuk meminta izin.

"Yaudah gak papa," ujar Reano singkat.

"Dibolehin sama Kak Rean. Ayok," Arunika menggendong Aretha dan berjalan dengan riang menuju taman tersebut.

Sampainya, ia segera duduk disalah satu kursi taman disana. Dengan Aretha, yang makan es-krim sembari bermain balon yang dimainkan oleh anak-anak.

Semua tindakan Arunika, tak luput dari pandangan Reano. Ia ikut duduk disana disamping Arunika.

"Jangan lari-lari Retha. Nanti jatuh," teriak Arunika sembari tertawa.

"Lu jago juga ngambil hati adek gue."

Arunika menoleh seraya terkejut. Pasalnya, ia tidak tahu jika Reano berada disampingnya.

"Emang, Retha gak mudah deket sama orang gitu Kak?" tanya Arunika.

"Hmm." Dehem Reano. "Dia kalau sama orang baru biasanya gak bakal cepet akrab. Tapi entah, kenapa sama lo dia langsung jinak gitu."

Arunika tersengir. "Gak tau juga sih Kak."

Setelah itu tak ada obrolan. Suasana tiba-tiba berubah menjadi canggung. Reano melirik sekilas pada Arunika yang masih memperhatikan Aretha didepan sana. Senyumnya tak pernah pudar dari wajahnya. Berbeda dengan Nayra yang bahkan, Reano lihat, tidak pernah memperlihatkan senyumannya kepadanya. Sebegitu mahalnya senyum gadis yang ditaksirnya itu.

"Run."

"Iya," Arunika menengok.

"Menurut lo, Nayra suka tempat kayak gini gak sih,"

AREANO  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang