Happy Reading🌈
Reano kini tengah berada di rumahnya, bersama dengan para sahabat laknatnya. Kamarnya sudah bagaikan kapal pecah dikarenakan sampah makanan dimana-mana.
"Mar, temenin gue ke Mall yah bentar. Soalnya besok gue mau dinner sama Widya." Delon merangkul pundak Martha yang sedang duduk disampingnya.
"Bayarannya apa sama gue?" tanya Martha menantang. Saatnya untuk menjalankan aksi memoroti Delon.
"Ck elah. Minta bayaran mulu lo anjing. Yaudah, gue minta nemenin sama Galang aja." Delon menoleh pada Galang yang sedang berada di balkon kamar bersama Reano. "Gal, lu temenin gue ya-"
"Gak! Jangan ngerepotin gue." Galang menolak dengan tegas. Ia tidak mau ikut ke Mall bersama Delon. Karena manusia itu benar-benar merepotkan.
Lagi-lagi Delon berdecak. Ia menoleh pada Zero yang seperti biasa menggunakan AirPods ditelinga, seraya membaca buku. "Zer-"
Kali ini, bukan Zero yang memotong ucapannya, tapi Martha yang berada disampingnya. "Lu sama Zero, lu bakal jalan sama patung Del," bisik Martha.
Lagi dan lagi Delon berdecak. "Zer, lu ngomong kek bentar kalau sama gue di Mall. Masa lu doang yang gak ada dialognya disini? Guna lu jadi pemeran disini apaan?"
Dengan tatapannya, Zero mampu membuat Delon diam tak bergeming. "Sorry Zer, salah ngomong gue."
"Udah, lu sama Martha aja napa." Teriak Reano yang juga berada di balkon. Dirinya pusing karena Delon yang memperdebatkan hal seperti itu.
Ia lalu menstalking ig dari Nayra. Selalu seperti itu. "Gila. Cantik banget yah, cewek gue." Reano geleng-geleng melihat foto Nayra pada ponselnya.
"Berhenti halu deh lu. Diterima aja kagak."
Perkataan Galang mampu membuat Reano menghela nafas kasar. "Gak papa Gal. Itu adalah cara gue supaya tetap bahagia."
Galang tidak habis pikir dengan pikiran Reano. Sudah terlihat jelas, bahwa Nayra itu tidak menyukai nya. Terlihat dari bagaimana sikap Nayra pada dirinya. Tapi, kenapa dia masih saja mendekati perempuan itu.
"Gak ada yang lain napa Rean? Dipikiran lo cuma ada Nayra?" tanya Galang.
Reano terdiam sejenak. "Gak ada," jawabnya.
"Emang sebesar apa rasa suka lo sama Nayra?" jujur Galang kepo.
"Gak tau. Yang intinya, pertama gue ngeliat dia, gue langsung kagum sama Nayra." Reano menerawan ke langit-langit balkonnya. Mengingat saat pertama kali dirinya melihat Nayra di sekolah.
"Dia cewek kelas sepuluh pertama yang lo liat di sekolah sampai lo suka banget sama dia?" tanya Galang mengernyit.
Lagi-lagi Reano terdiam sejenak. "Enggak," ucapnya sambil berpikir. "Dia bukan cewek pertama yang gue temui, tapi Runi."
"Runi Arunika?" tanya Galang.
Reano mengangguk. "Emang kenapa lu nanya-nanya gituan. Kepo banget lu jadi orang." Reano memposisikan duduknya lalu lanjut bermain game diponselnya.
"Elah, kepo sama teman sendiri masa gak boleh." Galang memutar malas bola matanya. Ada sesuatu yang mengganjal dalam pikirannya tapi ia tidak tahu apa itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
AREANO
Teen Fiction[FOLLOW FOLLOW] Menunggu. Itu yang selalu dilakukan oleh seorang Reano. Setiap saat ia menunggu gadis yang disukanya, membalas perasaannya. Sampai ia tidak sadar bahwa secara tidak langsung, ia sudah melukai hati seorang gadis lain. Hingga ia menyad...