Happy Reading🌈
"Buruan bocil, lu lama banget sih."
Irfa yang dikatai seperti itu oleh Nayra, mulai merasa kesal. "Ih, Nayra cerewet banget sih. Irfa tuh, gak bisa cepet kayak Nayra. Irfa capek, capek Nayra. Jadi Nayra jangan nyuruh cepet-cepet kayak gitu dong. Nayra mau ngebunuh Irfa secara perlahan?"
Nayra menghela nafas. Lu yang cerewet pea' bukan gue. Ingin dia berkata seperti itu. Namun, jika ia mengatakannya, kemungkinan tidak ada habisnya.
"Yaudah. Princess Irfa yang cantik, lucu, imut, gemesin, dan rajin menabung, larinya dipercepat dikit yah, nanti kita gak nyampe-nyampe lho." Nayra menampilkan senyum terbaiknya.
"Seharusnya yang dipercepat langkahnya tuh Nayra, bukan Irfa. Nayra dari tadi lari pelan-pelan doang. Irfa larinya udah bener, cepat-cepat."
"Dasar bocil! Gue udah bersabar yah ngehadapin lu. Gue pelan-pelan karena lo juga pelan. Makanya tinggi dikit biar langkah kakinya juga gede." Nayra meneriaki Irfa. Membuat orang-orang yang jogging disana melirik mereka.
Yah, keduanya tengah jogging di taman. Sekarang baru masuk putaran ketiga, tapi sepertinya Irfa sudah tidak memiliki tenaga lagi. dan apa yang terjadi? Yah tentu saja muncul pertengkaran.
Irfa memberenggut. "Emangnya salah Irfa kalau Irfa pendek? Irfa juga gak mau pendek kali. Kalau mau, Irfa mau tinggi setinggi tiang listrik. Tapi yah mau gimana lagi, Tuhan ngasihnya cuma kayak gini. Kata Mommy, kita harus banyak bersyukur atas pemberian Tuhan. Kalau Nayra hina-hina Irfa kayak tadi, berarti Nayra menghina ciptaan Tuhan. Nayra menghina ciptaan Tuhan yang lucu ini."
Nayra menggeleng-geleng memegang kepalanya. "Sakit kepala gue Cil, sumpah." Ia menghela nafas. "Kenapa juga, gue ngajak lo yah,"
"Iya. Kenapa Nayra ngajak Irfa. Kenapa gak ngajak Runi aja. Biasanya juga sama Runi." Irfa baru sadar teman-teman.
"Ck, malas."
"Nayra musuhin Runi?" Irfa terkejut. "Nayra marah sama Runi, atau gimana?"
"Gue gak musuhan sama Runi. Gue juga gak marah. Gue cuma kesel dikit doang." Yah, semua hanya karena masalah di sekolah kemarin.
"Emang masalah apa?" Irfa kepo teman-teman.
"Ck, gue jelasin juga gak bakalan ngerti lu. Ini masalah orang dewasa." Nayra berkata dengan serius.
Irfa berpikir. Emangnya Nayra udah dewasa yah, sampai bilang kayak gitu. Perasaan sama aja kayak Irfa. Remaja.
"Udah. Gak usah banyak mikir lu. Ayok, lanjut," ujar Nayra kembali berlari.
Dibelakang, Irfa sudah misuh-misuh. Tolongin, Irfa tertekan banget kalau ada didekat Nayra.
"Nayra stop!"
Teriakan Irfa, membuat Nayra berhenti dengan malas. Ia menoleh kebelakang. "Apa sih?"
Irfa menunjuk sesuatu. "Liat itu,"
Nayra mengikuti arah telunjuk Irfa. Terlihat ada seekor anak anjing disana.
Irfa menghampiri anak anjing tersebut. "Lucu banget kayak Irfa." Katanya berjongkok.
Nayra hanya ternganga. Iya deh Fa, mirip lu. Sama-sama ucul. "Fa, udah deh. Buruan napa. Lu ngulur waktu banget tau nggak."
"Gak. Irfa mau bawa ah, anak anjingnya. Kayaknya, hilang deh. Kasian kan, mending kita bawa pulang." Irfa sudah menggenggam anak anjing itu dan hendak membawanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AREANO
Teen Fiction[FOLLOW FOLLOW] Menunggu. Itu yang selalu dilakukan oleh seorang Reano. Setiap saat ia menunggu gadis yang disukanya, membalas perasaannya. Sampai ia tidak sadar bahwa secara tidak langsung, ia sudah melukai hati seorang gadis lain. Hingga ia menyad...