Happy Reading🌈
"Kamu yakin mau ikut latihan Nay?"
"Iya." Nayra memunggungi tasnya.
"Tapi, kaki kamu sama tangan kamu masih sakit kan,"
"Udah santai aja Run. Gue kuat kok. Lagian ini lukanya gak terlalu parah sih," Nayra melangkah diikuti Arunika dibelakangnya.
Guratan cemas terlihat diwajah Arunika. Biarpun Nayra mengatakan bahwa dirinya kuat, tapi Arunika takut sahabatnya itu kenapa-napa.
"Gak terlalu parah gimana Nay. Tangan kamu aja, tadi habis dicakar sama Kak Brisia," kata Arunika dibelakang Nayra.
Mendengarnya, Nayra spontan menghentikan langkahnya. Ia berbalik, "gak papa Run. Gue bisa. Percaya sama gue." Nayra meyakinkan dirinya. Menurutnya, luka pada bagian siku tangan dan kaki bukanlah suatu hambatan untuk tidak latihan. "Lagi pula, kalau gak ikut, nanti dimarahi sama Kak Ratu."
"Kan bisa izin aja kalau kamu sakit." Arunika tetap kekeh.
"Enggak mau ah. Udah, ayok."
Nayra sangat keras kepala. Maka mau tak mau pun, Arunika harus menerima keputusan Nayra.
Sesampainya di lapangan indoor, keduanya segera mengganti pakaian dan berkumpul dengan teman-teman lain. Sedikit terlambat, gara-gara cekcok kecil mereka tadi.
Untung saja Ratu- Kapten cheerleaders SMA Gentara adalah kakak kelas yang baik. Andai Brisia masih menjadi kapten cheerleaders, mungkin saja keduanya akan mendapat semprotan dari orang itu.
"Nay, jangan dipaksa lho," ujar Arunika lagi-lagi.
"Run, plis deh." Nayra menatap malas sahabatnya.
"Yaudah. Iya-iya." Arunika meng-iyakan. Nayra memang sangat keras kepala.
Mereka mulai latihan dengan gerakan-gerakan yang dipandu oleh Ratu didepan sana. Setelahnya, semua membentuk koreografi. Bagian Nayra adalah sebagai base. Saat hendak mengangkat seorang temannya, kakinya tiba-tiba terkilir. Membuatnya hampir terjatuh jika tidak menahan keseimbangannya.
"Aduh, sakit," ringisnya.
Arunika segera menghampiri Nayra. "Kamu kenapa Nay?"
"Kaki gue kekilir kayaknya," ujar Nayra memegangi kakinya.
"Yaudah. Lo istirahat aja Nay. Gak usah ikut latihan dulu." Ratu menyarankan. Ia tidak mau jika ada anggotanya yang sakit, dan ia malah harus memaksakan kehendak demi anggota yang lengkap.
"Tuh kan, aku juga bilang apa." Arunika dan beberapa anggota lain membantu Nayra untuk duduk dibangku pinggir lapangan.
"Run, ini bukan karena tangan atau kaki gue yang luka gara-gara brisia sialan itu. Tapi ini gara-gara kekilir. Beda konsepnya."
"Tapi tetap aja. Kaki kamu kekilir, kamu jatuh, lutut kamu yang luka kena juga." Arunika menatap Nayra yang sudah duduk. "Kamu emang keras kepala." Arunika menggeleng-geleng.
"Sendirinya juga keras kepala, malah ngatain gue," Nayra tak habis thingking dengan Arunika.
"Udah udah. Pokoknya, kamu istirahat aja disitu." Arunika kembali menghampiri anggota cherleaders lainnya.
Nayra hanya bisa menghela nafas. "Ck, sakit banget lagi. Belum habis, sakit diluka-luka gue, sekarang harus nambah sakit lagi." Geramnya melepas sepatu beserta kos kakinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AREANO
Teen Fiction[FOLLOW FOLLOW] Menunggu. Itu yang selalu dilakukan oleh seorang Reano. Setiap saat ia menunggu gadis yang disukanya, membalas perasaannya. Sampai ia tidak sadar bahwa secara tidak langsung, ia sudah melukai hati seorang gadis lain. Hingga ia menyad...