Hari ini kantin ramai seperti hari hari sebelumnya, namun kantin lebih berbeda sedikit, karena salah satu penjualnya ada yang pergi.
"Sekarang suasana kantin jadi beda ya" Celetuk Fatir, diiringi anggukan Faik
"Iya, kayak ada yang kurang.."
Tak hanya mereka, namun semua murid, menatap sendu pada bibi bibi penjual di kantin yang sedih, ditinggal sahabat seperjuangan mereka.
Felix mendengus, "drama banget anying, orang cuma pergi ke kampung nya doang kok segitunya, lagian bi hada pasti cepet pulang, gitu aja lebay banget!" Cibir si anak julid itu
Asu sekali Felix ini, tidak tau saja si kembar sudah sangat serius malah di ganggu, "ya emang beda anjir! Coba sekarang lo liat noh" tunjuk Faik ke arah pedagang
"Ada yang kurang gak? Ada kan. Makanya kita sedih, soalnya gak ada yang jual kebab lagi hueeeee"
Felix menggerling kan mata malas, "males banget gue sama Lo Pian sumpah! Lebay banget!"
Faik mendelik, "heh yang lebay bukan gue doang ya njing! Mereka juga noh" tunjuknya kepada tiga kembarannya yang hanya diam.
Sudah terlalu biasa.
"Dah dah dah! Jangan buat gue pusing ya monyet, mending sekarang makan aja udah" lerai si sulung empat kembar, Faisal.
"Oke, siap bos!"
𝐃𝐞𝐫𝐥𝐚𝐧𝐠𝐠𝐚'𝐬 𝐟𝐨𝐮𝐫 𝐜𝐡𝐢𝐥𝐝𝐫𝐞𝐧_²
Karena kesal akan perseteruan Felix dan Faik tadi, Faisal mendiami dua anak itu, "duh mas, jangan ngambek dong, Lo kalo ngambek kek kambing soalnya, hehe."
Fatir melototi Faik, "jangan di dengerin kata katanya Faik mas, kan dia yang mirip kambing"
Fakra menatap malas ke arah kembarannya, "mas." Faisal menoleh pada Fakra, "mending pindah aja yuk! Disini kuping gue gak bisa adem, panas Mulu dengerin dedemit ngomong"
Faisal terkekeh singkat, kemudian menggeleng, "jangan kayak gitu dek, kalo mereka dedemit, terus Lo apa? Olaf yang ada di film kesukaannya adek gitu?"
Fakra menggeleng ribut, "enak aja! Olaf itu Buntet sama gak bisa jalan, masa gue jadi Buntet"
Faik mendelik kesal kepada Fakra, "yeuh si Mas, frojen shaming! Awas Loh mas... Kedengeran Jisan, ngamuk Loh"
Fatir ikut mengangguk membenarkan, "hayoloh mass" ucapnya kompor
"stop! Ih, kuping gue lama lama meledak kalo dengerin kalian lagi nih" Jengah Haris di sertai tatapan kesalnya.
Empat kembar F itu langsung berhenti berseteru, duh ada ada saja memang mereka nih.
𝐃𝐞𝐫𝐥𝐚𝐧𝐠𝐠𝐚'𝐬 𝐟𝐨𝐮𝐫 𝐜𝐡𝐢𝐥𝐝𝐫𝐞𝐧_²
Tidak terasa sudah 11 jam di sekolah, tanda bahwa sekarang waktunya untuk pulang, ah mereka sudah tidak sabar bertemu bunda.
"Mas, gue mau nanya dong"
Ketiganya kompak menoleh ke pada si bungsu kembar empat, "mau nanya apa bang?" Si sulung menginterupsi.
Fatir tersenyum tipis, "menurut lo, ada harapan ayah bisa jadi Deket sama kita gak?"
Ketiganya mematung mendengat penuturan adik kembar mereka, mata sendu sang adik membuktikan bahwa dia sangat ingin di sayang sang ayah.
Fakra mengusak Surai sang adik, "Lo sabar aja bang, semua hal itu butuh proses, begitu pun sama ayah ke kita"
Faisal tersenyum tipis, dalam dirinya dia bersyukur memiliki adik sedewasa fakra, Faik pun tersenyum dan merangkul sang kembaran. bahkan,-
-supir pribadi mereka pun ikut tersenyum melihat nya.
Perjalanan sekolah sampai rumah itu lama, karena kota kini sedang macet, akan menambah kelamaan yang tersurat jelas.
Si bungsu kembar empat sudah tertidur di bahu Faik, Faik sendiri sudah menundukkan kepalanya, dia mengantuk.
"Bang, kalo ngantuk nyender aja di bahu nya mas" titah si sulung kepada Faik, yang dengan cepat Faik turuti, kini mereka saling bersandar.
Fatir di bahu Faik, dan Faik di bahu Faisal. Giliran Faisal yang menyandar pada bahu Fakra, "gue ikut nyender ya dek, berat banget nih bahu"
Supir pribadi mereka, sebut saja ーpak Adnan, tersenyum lembut melihat itu semua, tuan mudanya sangat sangat menggemaskan meskipun mereka sudah kelas 3.
"Tetaplah seperti itu Aden semua, bapak akan sangat senang jika kalian terus dekat dan saling bersandar."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓]Derlangga's Four Children : 00' line Nct dream
Novela JuvenilOr : Empat anak derlangga ❝Kata Bunda hujan itu Rahmat, tapi ini Rahmatnya kebanyakan sampe bikin kasih sayang Ayah ilang.❞ Kisah Si kembar empat yang harus menghadapi kerasnya sikap sang ayah. ーDFCー || - Nct dream - || →Wilma Septiani Ramadhani. ©...