Diruang rawat Fatir, Kini Ada mereka berdelapan, tenang, mereka bisa masuk berdelapan kok, sebab ruang rawat Fatir itu VVIP.
"Gak ada niatan mau bangun gitu bang?" Lirih Jisan Seraya menggenggam tangan Fatir
"Biarin abangnya istirahat ya? Mending sekarang kamu pulang sama pak Adnan, kan besok sekolah" ujar Ayu sembari mengusak Surai lembut Jisan.
Jisan menggeleng, "Jisan gak mau sekolah, Jisan maunya jaga bang Nana!" Kemudian menggenggam tangan Fatir lagi.
"Yaudah, Esan juga mau disini?" Tanya Ayu menatap Jesan, Jesan mengangguk. Ayu menghela nafas, "hhh, yaudah, nanti bunda bilangin pak Adnan biar nganterin surat izin kalian"
"Bun, kita juga ya?" Ucap Faisal
dan Ayu terpaksa harus mengangguk juga, "yaudah sekarang bagian mas sama Abang yang temenin bunda disini, kalian pulang dulu, mandi, makan, baru kesini lagi" Jesan dan Jisan hanya mengangguk patuh
"Dek" Jesan menoleh kepada Faisal, "kenapa mas? Ada yang perlu dibantu"
"Idih bahasanya cem penjaga kasir wkwkwk" cibir Faik, "hush! Gak boleh gitu, but not wrong sih haha" Tambah Fakra
"Heh oces oces, jangan pada berisik! Kasian noh si Nana, kebangun kan! Eh bentar-"
"NANA UDAH BANGUN?!" Ucap mereka semua yang ada disitu kecuali Ayu bersamaan.
Fatir menatap heran semuanya, dia meniup tangannya dan di dekat kan ketelinga berkali kali, Sangat berisik.
"Berisik amat!" Gerutunya
Faik mendengus, "ya lagian, bangun gak bilang bilang"
Fatir memutar bola matanya malas, "ya terus, gue harus Ngirim Chat sama Lo gitu? Bilang 'eh nanti bentar lagi gue bangun', yang bener aja Lo!"
"Ih si oces oces, dah dibilangin jangan pada berisik! Masihhh aja, apa harus gue solatip satu satu mulutnya?" Gerutu Jefri yang sedang sangat mengantuk
"Om kalo mau tidur ya tidur aja deh, gak usah ganggu" ucap Jesan, Kelima anak Derlangga hanya menahan tawa, "durjana banget Lo sama om sendiri" Dumel Jefri
"Udah udah, ayok Esan, Isan, tuh pak Adnan udah nunggu diluar" Ucap Ayu, "hh, yaudah, bang, Isan sama esan pulang dulu ya, Abang cepet sembuh!"
Fatir terkekeh, kemudian mengangguk, "iya dek, makasih ya, dah sana, kasian pak Adnan" Jesan Jisan mengangguk.
"Assalamualaikum" pamit two children itu bersamaan, "waalaikumsalam"
Cklek
Setelah kedua anak itu keluar, Fatir menelan saliva nya, "waduh, mampus gue disidang" ujarnya takut menatap tiga kembarannya yang seperti akan memakannya.
"Hueeee Nana akhirnya adek gue bangun jugaaa, gue pikir lo- Lo udah- hueeee" Faik memeluk erat Fatir membuat si empu memekik
"Aduh! Abang! Abang! Gue gak bisa nafas woy! Lo mau gue itu beneran?" Sontak Faik langsung melepas pelukannya dan menggeleng, "ya engga dong!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓]Derlangga's Four Children : 00' line Nct dream
Novela JuvenilOr : Empat anak derlangga ❝Kata Bunda hujan itu Rahmat, tapi ini Rahmatnya kebanyakan sampe bikin kasih sayang Ayah ilang.❞ Kisah Si kembar empat yang harus menghadapi kerasnya sikap sang ayah. ーDFCー || - Nct dream - || →Wilma Septiani Ramadhani. ©...