Fakra berlari secepat mungkin dengan Fatir di gendongannya, Faisal, Devar dan Faik mengikuti dari belakang, dengan berlari juga.
Semaunya panik, hingga mereka tidak sadar jika mereka belum memberi tahu Ayu dan yang lainnya.
"DOKTER ALFIN!! TOLONG NANA DOK!!" Teriak Fakra, Alfin yang sedang mengurus berkas-berkas Pasien terkejut, melempar Asal berkas-berkas itu kepada salah satu perawat.
"Ini Fatir kenapa?" Tanya Alfin panik, tanpa ba-bi-bu atau pun menjawab pertanyaan Alfin, Fakra langsung menidurkan Fatir di Brankar.
Alfin pun bergegas masuk ke dalam UGD di ikuti beberapa suster dan perawat. "Kalian tunggu di sini," Ucap salah seorang suster sebelum menutup pintu UGD.
Faik dan Faisal terus mondar mandir, Fakra mengusap rambutnya kasar, sedangkan Devar masih mencoba untuk berpikir jernih, melihat wajah pucat keponakannya tadi membuat otaknya berpikir yang tidak tidak.
"Kak ayu!" Gumamnya tiba tiba teringat akan kakak iparnya yang sedang menunggu di rumah bersama Jefri. Pasti mereka khawatir.
Devar mengeluarkan benda miliknya dari saku, mengotak Atik line mencari kontak sang kakak ipar, entahlah tangannya sangat gemetar saat ini. "Kak ayu kak ayu, nah! Ketemu juga kontaknya"
Devar pun menekan tombol logo telepon, berharap pulsa atau kuotanya masih cukup untuk menelpon jangka lama. Dia tahu pasti ini akan panjang lebar.
"Halo kak?"
"Dev?! Kamu kemana dulu? Kok belum pulang juga,, kakak khawatir!"
"Adus gue harus bilang apa ya" gumam Devar pelan,
"Halo Dev??? Kamu denger kakak kan??? Kamu dimana sekarang??"
"..... Ee a-anu kak... Dev lagi... Dirumah sakit"
"APA?! KENAPA?! KAMU SAMA SI KEMBAR KENAPA?!"
"K-kakak tenang dulu.. Dev sama kembar tiga gak kenapa Napa, tapi Nana..."
"Nana kenapa?!"
"Nana.. Nana tadi pingsan kak, sekarang lagi di periksa bang Alfin" Ucap Devar lesu.
Tidak ada balasan lagi, panggilan sudah di matikan oleh Ayu, dia yakin Ayu pasti akan segera sampai dalam jangka 10 menit. Kakak iparnya itu akan sangat cepat jika sudah menyangkut anak anaknya.
Hebat.
Fakra masih menunggu di kursi tunggu, sedangkan Faisal dan Faik masih senantiasa mondar mandir, "kalian duduk dulu lah.. gak cape apa bolak balik Mulu kek istrikaan?"
Keduanya menunduk lesu dan memilih duduk di samping Fakra. "Mas" Faisal menoleh pada Fakra yang nampak lesu.
"Gue akhir-akhir ini sering ngerasa lemes sama pusing, Lo juga gak?" Faisal mengangguk, "iya.. gue juga, gue yakin salah satu dari kita pasti ada yang sakit, bukannya gue mau ngedoain atau apa, tapi kita ini kembar, kita bisa ngerasain yang di rasain satu sama lain."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓]Derlangga's Four Children : 00' line Nct dream
Teen FictionOr : Empat anak derlangga ❝Kata Bunda hujan itu Rahmat, tapi ini Rahmatnya kebanyakan sampe bikin kasih sayang Ayah ilang.❞ Kisah Si kembar empat yang harus menghadapi kerasnya sikap sang ayah. ーDFCー || - Nct dream - || →Wilma Septiani Ramadhani. ©...