"Permisi Bu, adek-adek, maaf menganggu waktunya, tapi sekarang kami akan memeriksa keadaan pasien."Faisal, Faik, Fakra, dan Ayu mengangguk pasrah, berjalan keluar ruangan. Fatir menatap salah satu suster.
"Suster."
Yang di panggil menoleh, "kenapa ya dek?" Tanya suster itu, dengan name-tag Joy Diana. Sepertinya dia blasteran.
"Nana mau tanya, kemoterapi itu sakit gak?" Tanya Fatir, Joy tersenyum tipis, "kalo kamu relaks dan gak punya beban pikiran, saya jamin pasti gak akan sakit."
Fatir tampak berpikir, "emang iya?" Joy tertawa kecil, mengusak rambut Fatir gemas, "iyaaa, gemes banget sih kamu dek!"
"Hehehehe, suster bisa panggil Nana aja, soalnya Nana gak semuda itu buat di sebut dek" Joy mengangguk, "iya, kamu juga panggil saya jangan suster, tapi kak Joy aja ya, kita kan pasti bakal sering ketemu."
"Yaudah, sekarang kamu tiduran, sebentar lagi dokter Alfin datang." Fatir mengangguk. Dan mulai merebahkan dirinya lagi di ranjang pesakitan.
Sementara di luar, Ayu terduduk di kursi tunggu. Dirinya sedang menunggu Alfin saat ini, karena akan mengatur jadwal kemoterapi Fatir.
"Alfin"
Alfin menoleh sebentar, "Ayu nanti setelah aku periksa Fatir, kamu ikut keruangan aku ya?" Ayu mengangguk meskipun Dadanya berdegup kencang lagi.
"Udah bunda tenang aja, pasti dokter Alfin cuma mau ngomongin jadwal kemo nya Nana." Ujar Faisal menenangkan.
Cklek
Suster ber- nametag Joy Diana itu menyunggingkan senyum kecil ke arah Ayu dan Ketiga anaknya. Yang juga di balas senyuman oleh Ayu.
"Anak ibu gemes." Setelah berucap demikian, Joy kembali melangkah menuju Ruangan pasien lain. Sedangkan Ayu hanya menyunggingkan senyum tipis.
"Mas Ical, mas David, sama Abang pulang aja ya? Kalian pasti belum makan, dirumah bunda udah masak udang saus tiram, kalian makan dulu ya? Nanti sakit loh.."
Ketiganya mengangguk pasrah, mereka sadar, menjaga seseorang itu butuh tenaga, dan mereka tidak mau merepotkan nantinya.
"Yaudah bun, kita pulang dulu ya, assalamualaikum" Faik, Faisal dan Fakra menyalimi Ayu, kemudian melenggang Pergi.
Di dalam, Fatir tidak henti-hentinya memperhatikan Alfin, "dokter. Udah belum?" Alfin tersenyum, mengusap pucuk kepala Fatir, "udah kok, yaudah dokter mau keluar ya, mau omongin sesuatu sama bunda kamu."
Fatir mengangguk.
Cklek
Ayu mendongak cepat, "Nah yu, ayo ikut aku"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓]Derlangga's Four Children : 00' line Nct dream
Ficção AdolescenteOr : Empat anak derlangga ❝Kata Bunda hujan itu Rahmat, tapi ini Rahmatnya kebanyakan sampe bikin kasih sayang Ayah ilang.❞ Kisah Si kembar empat yang harus menghadapi kerasnya sikap sang ayah. ーDFCー || - Nct dream - || →Wilma Septiani Ramadhani. ©...