Cklek
Ayu dan keempat anaknya menoleh ke arah pintu luar, "om Dev?" Devar tersenyum sembari menenteng pesanan yang belum sempat dia berikan kepada keempat ponakannya
"Ini, om bawain pesenan kalian, tadi lupa hehe" Faisal langsung mengambil kresek itu, "makasih om"
Tak lama muncul Jefri dengan muka bantalnya, "kak, gue mau nginep disini sama bang Devar, gue izin ke kamar ya"
Faik dan Fakra memutar bola mata malas, "nih vid pesanan Lo, burger, ini pesenan pian sama Nana" Faisal memberikan pesanan adik adiknya.
"Loh perasaan Nana gak pesen apa apa deh mas?" Fatir mengerutkan keningnya.
Faik tertawa, "yaiyalah orang Lo pingsan, btw gue yang pesenin Na" Fatir membulatkan mulutnya, 'ohh'
"Yaudah dimakan ya? Om mau ke kamar nyusul Jefri, kak aku ke kamar ya?" Ayu mengangguk, "bunda mau gak? Ini cheese cake nya Nana masih banyak" ucap Fatir dengan senang
Ayu terkekeh seraya menggeleng gelengkan kepalanya, "udah cheese cake nya buat Abang aja, bunda mau ke dapur mau masak"
Kini mulut serta tangan Fatir sudah penuh dengan kue, dasar, blepotan sekali memang. "Ya Allah dek, umur Lo berapa sih? Haha, Yan ambil tisu noh buat nana" Faik mengangguk
Faisal dengan telaten membersihkan mulut Fatir yang sudah blepotan, "maaf mas, soalnya Nana udah lama gak makan cheese cake" ucap Fatir
"Mas fakra kenapa? Diem diem Bae" ucap Faik sembari memakan cheese cake miliknya, "mas nyesel bang cuma beli burger jadi sekarang udah abis, harusnya tadi mas beli cheese cake aja kayak kalian"
Sontak Fatir, Faik dan Faisal tertawa, "hahahaha, jadi dari tadi mas diem gara gara itu? Hahahaha" Faik tertawa kencang, sedangkan Fakra mengerucutkan bibir kesal, "percuma ah mas ngomong sama Lo! Gak bantu!" Cebiknya kesal
"Ahahahaha" Fatir tertawa. Namun entah kenapa tiba tiba kepalanya pusing bukan main, penglihatannya pun agak mengkabur, tubunya juga terasa lemas.
"Ini kenapa kepala gue pusing banget ya?" Gumamnya tiba tiba yang membuat ketiga kembarannya menoleh bersamaan, "kenapa na?" Tanya Faisal Cemas, Fatir menggeleng, "gak tau mas, kepala gue pusing banget"
"Yaudah Lo ke kamar aja istirahat dulu, yan temenin ya, gue mau bikinin teh dulu buat Nana, mas bantuin gue" Ujar Fakra yang dengan cepat berjalan ke dapur, Faik mengangguk
"Ayo na"
Ayu yang sedang memasak makanan kesukaan anak anaknya, terlonjak Kaget. "Kenapa sih mas? Kok grasak grusuk gak jelas?" Tanya Ayu heran
Fakra menoleh, "ini tadi katanya Nana kepalanya pusing Bun, jadi Fakra sama mas Ical mau bikinin bubur sama air teh anget"
Ayu terkejut, "Nana kepalanya pusing lagi? Bunda khawatir deh.. sebenernya dia kenapa?" Faisal menepuk bah Ayu, "bunda gak boleh kayak gitu, kita positif thinking aja dulu, mungkin efek tadi dia habis masuk rumah sakit, makanya pusing kan?" Ayu mengangguk
Perasaannya sekarang benar benar sedang berkecamuk, tidak enak."Semoga aja bener apa yang kamu omongin, dan gak kayak apa yang bunda pikirin."
𝐃𝐞𝐫𝐥𝐚𝐧𝐠𝐠𝐚'𝐬 𝐟𝐨𝐮𝐫 𝐜𝐡𝐢𝐥𝐝𝐫𝐞𝐧_⁹
"Masih pusing na?"
Fatir yang sedang berbaring mengangguk lemas, "iya bang, Nana gak tau kenapa, tapi rasanya badan Nana lemes banget... Terus kepala Nana berat, dan kaki sama tangan Nana itu kayak kebas gitu"
Faik mengerutkan keningnya, "mungkin itu efek tadi karena Lo udah masuk rumah sakit kali, udah sekarang Lo istirahat dulu sambil nunggu mas Ical sama mas David da-"
Cklek
"-tang. Baru aja disuruh istirahat ternyata udah jadi aja, yaudah mending Lo makan dulu na" Fatir terkekeh mendengar gerutuan Faik
"Mas."
Fakra dan Faisal menoleh, Fakra menaikkan alisnya, "kenapa na?" Fatir menunjuk bubur yang ada di tangan Faisal dengan bibir mengerucut, "Nana gak mau makan, perut Nana rasanya mual banget"
"Mual? Lo gak hamil kan na?"
Plak
Faisal menggeplak bahu Faik, "ngadi ngadi Lo, Nana itu cowok!" Faik menunjukkan cengiran khasnya dan jarinya membentuk peace, "maaf mas hehe"
"Beneran mual na?" Tanya Fakra, Fatir mengangguk, "gimana kalo kita ke dokter, periksa" saran Fakra, membuat Fatir menggeleng ribut
"Gak! Cukup satu hari gue disana, gue gak mau disana lagi!" Bibirnya mengerucut kesal, dan menatap tajam Fakra, "hehe maaf na, iya iya kita gak kerumah sakit, jadi Lo istirahat aja" Fatir Mengangguk lemas kemudian mulai mencari posisi nyaman untuk tidur.
"Semoga apa yang ada di pikiran gue itu gak bener ya na"
𝐃𝐞𝐫𝐥𝐚𝐧𝐠𝐠𝐚'𝐬 𝐟𝐨𝐮𝐫 𝐜𝐡𝐢𝐥𝐝𝐫𝐞𝐧_⁹
Sekarang Jefri tengah berada di balkon kamar yang di tempatinya, "ma.. pa.. Jef kangen" dada Jefri sesak dan sakit rasanya mengingat kedua orangtuanya yang telah tiada.
"Kalo aja waktu itu Jef gak bikin mama sama papa pergi buat nyari sesuatu yang Jef pingin, mungkin semua akan baik baik aja sampe sekarang" lirih Jefri
Matanya meneteskan cairan bening, "Jefri ngerasa bersalah banget, karena gara gara Jefri, Kebahagiaan keponakan keponakan Jefri ilang." Lanjutnya
Pikirannya mulai menerawang pada masa lalu, Sungguh. Sebenarnya Jefri ingin sekali melupakan kejadian itu, namun kejadian itu terus tergambar jelas di kepalanya bagaimana orangtuanya meninggalkannya tepat di depan matanya
"Maaf... Gara gara Jef, semuanya gara gara Jef- AKHHH" Jefri melampiaskan kesedihannya dengan memukul pinggiran balkon, membuat Ayu langsung mendekati adik iparnya itu.
"Jef! Ya ampun Sadar Jef, sadar.." Ayu mengelus punggung dan Bahu Jef dengan lembut, menyadarkan lelaki itu dari kesedihannya
"Kak... Maafin gue.." lirih Jefri di sertai tetesan air matanya, "gara gara gue.. anak anak kakak yang jadi imbasnya hiks.."
Ayu ikut meneteskan air matanya dan menggeleng, "enggak Jef, ini bukan salah kamu, itu semua udah jadi masa lalu Jef.."Jefri menggeleng sembari terus menatap kakak iparnya, "engga kak, kalo aja waktu itu Jef gak minta hal itu sama papa dan mama.. mungkin... Mungkin mereka masih ada disini sama kita dan-"
Jefri menghela nafas.
"-dan keempat keponakan gue gak akan kena imbas."
###
Duh.. jadi penasaran T_TKalian juga gak?
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓]Derlangga's Four Children : 00' line Nct dream
Ficção AdolescenteOr : Empat anak derlangga ❝Kata Bunda hujan itu Rahmat, tapi ini Rahmatnya kebanyakan sampe bikin kasih sayang Ayah ilang.❞ Kisah Si kembar empat yang harus menghadapi kerasnya sikap sang ayah. ーDFCー || - Nct dream - || →Wilma Septiani Ramadhani. ©...