"Finally, you make it, Naa."
Nathan mendongak, menatap lelaki yang tengah mengulurkan tangan padanya. Lelaki itu tersenyum begitu hangat padanya, seperti senyum seorang ayah yang selalu Nathan rindukan. Tanpa banyak bicara, Nathan meraih tangan itu, membiarkannya membantunya untuk naik.
"Ada yang luka?" Lelaki itu memeriksa beberapa bagian tubuh Nathan. Ada goresan sana-sini, beberapa luka terbuka cukup dalam, untungnya Nathan tidak kehabisan darah. Lelaki itu tanpa sadar menghela napas lega dan menarik tubuh Nathan ke dalam pelukannya.
Tubuh Nathan membeku. Pelukan hangat itu, pelukan yang benar-benar Nathan rindukan. Meski bukan ayahnya, paling tidak lelaki yang tengah memeluknya adalah saudara ayahnya. Orang yang sudah ia anggap ayah sendiri.
"Would you mind to help me first, Darl?" Leo terkesiap, lupa jika istrinya masih ada di bawah. Melihat kondisi istrinya yang kelelahan, Leo buru-buru mengulurkan kedua tangannya dan mengangkatnya dengan mudah, seolah tengah mengangkat bayi dari tempat tidurnya.
"So horrible, but beautiful as always," komentar Leo setelah meneliti tubuh istrinya. Seperti Nathan, Ficha juga terluka di banyak tempat, tapi yang tidak separah yang Leo bayangkan. Ia bahkan sudah menyediakan ambulan dan dokter-dokter terbaik kalau-kalau dibutuhkan.
"Ayo masuk. Kita tunggu Stevan di dalam. Tim bantuan sudah datang ke sana. Stevan tak lama lagi pasti menyusul."
Nathan mengekor Leo yang berjalan lebih dulu dengan Ficha dalam gendongannya. Sigap, tim dokter memeriksa kondisi keduanya, membersihkan luka-luka di tubuhnya dan memberikan segala yang mereka butuhkan.
Pandangan Nathan mengedar. Ia tidak pernah tahu rumahnya terhubung dengan halaman rumah lama Leo. Karena tidak pernah ada yang menempati rumah ini, Nathan selalu berpikir rumah ini kosong dan tidak terawat. Ternyata ia salah. Rumah ini sangat bersih, lengkap dengan perabotan terbaru.
"Jadi, sebenernya ada apa?" tanya Nathan, masih mencoba bersabar meski kebingungan dengan apa yang terjadi. Tiba-tiba saja banyak orang yang berusaha menyerangnya.
"Kamu menukar saham Dimitry kingdom dengan perjanjian dengan Dominic, 'kan? Dominic semalam ditemukan tak bernyawa di negara bagian Amerika. Joffey yakin ini semua ada hubungannya dengan kalian. Karena itu ia buru-buru ke perusahaanmu untuk mengurus pengalihan nama saham. Sayangnya, saham kalian, milikmu dan L, sudah kami ambil alih beberapa tahun yang lalu. Kami sengaja meminta tim finance untuk tetap menulis nama kalian, alih-alih nama Leo."
"Tunggu, Aunty. Kenapa Joffey semarah itu?"
"Karena sebelumnya, seluruh saham Joffey di luar negeri sudah diambil alih oleh Stevan, membuat saham Joffey hanya tersisa kurang dari setengahnya. Untuk tetap mempertahankan posisinya sekarang, dia butuh saham kalian, 'kan?"
"Tapi, apa hubungannya sama gue?" Nathan masih benar-benar tidak mengerti. Dia tidak pernah berurusan dengan Joffey dan saham-sahamnya, tapi kenapa ia yang menjadi sasarannya.
"Karena L di balik semua itu. Dia yang minta kita mengambil alih saham kalian karena banyaknya orang yang berusaha merebut saham kalian. Dia ingin kalian dipandang karena kemampuan kalian sendiri, bukan karena pemberian orang lain. Dia juga yang meminta Stevan membunuh semua kolega Joffey di luar agar kekuatan dia melemah dan berhenti menekanmu. Bahkan, Stevan juga yang meledakkan pesawat Dominic, atas keinginan L. Semua dia lakukan untuk melindungimu, Naa."
"Dan sebagai balasan, Joffey berusaha bunuh gue?"
"Karena Joffey tau, cuma Nathan kelemahan Gabriel."
"Jadi, di mana dia sekarang? Di mana adik bodoh itu sekarang?"
Ficha dan Leo saling pandang. Keduanya mengeratkan genggaman. Sejak meninggalkan negara tempatnya bersembunyi hingga detik ini, mereka belum bisa menghubungi siapa pun. Dan itu tidak baik. Kondisi Gabriel pasti lebih parah dari dugaan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nathaniel ✔
Teen FictionDia Nathaniel, laki-laki yang akan melakuan apapun untuk Gabriel Dia Nathaniel, laki-laki yang akan berkorban apapun untuk Gabriel Dia Nathaniel, satu-satunya alasan Gabriel ada di dunia ini Apa yang membuat Nathaniel bertahan di dunia ini? Gabriel ...