Z

910 46 7
                                    

Mesin waktu.

Andai dunia berhasil menciptakan mesin waktu, saat ini Nathan pasti sudah berada di dalamnya, menyusuri setiap tahun, kembali di saat ia masih mempercayai Gabriel seutuhnya, tanpa rasa curiga dan iri sedikit pun.

Andai ia bisa membaca masa depan, atau ada alat yang bisa digunakan untuk membaca masa depan, sejak awal pasti Nathan tidak akan melakukan semua hal yang ia lakukan beberapa tahun terakhir.

Menyesal.

hanya itu yang kini ada di pikirannya. Andai dia tidak sangat bodohnya mengira Gabriel akan menyingkirkannya, atau rasa irinya yang ia pupuk terlalu dalam hingga membuat semuanya sekacau ini, andai ia tidak melakukan semua itu, Gabriel pasti masih bisa tersenyum padanya, menonton film bersamanya, hidup dengan tenang bersamanya.

Andai dia tidak seegois itu.

Nathan kembali memasuki ruangan yang penuh dengan peralatan tercanggih di dunia itu. Pandangannya terpaku pada saudara kembarnya yang masih saja betah menutup mata, bahkan setelah 132 hari sejak pembedahan besar yang harus ia lalui. Ventilator pun masih menjadi salah satu penunjang hidupnya.

Langkah Nathan gontai. seluruh tubuhnya lemas, seolah ia yang kehilangan harapan hidup. Tubuhnya terjatuh begitu saja di kursi samping ranjang Gabriel. Tangannya perlahan meraih tangan kurus dan pucat milik Gabriel. Merasakan dingin tangan Gabriel bersentuhan dengan tangannya yang hangat, air mata Nathan kembali mengalir tanpa bisa ia cegah.

"L, bangun. Please, gue mohon, L. Gue gak bisa hidup tanpa lo. Please, bangun buat gue, L."

Nathan kambali tercekat. Isak tangisnya menggema di ruangan itu, seiring dengan suara monitor yang berbunyi konstan. Tangannya menggenggam erat tangan Gabriel, berharap hangatnya mampu menghangatkan tangan Gabriel dan membuat adiknya itu membuka mata.

Cukup lama Nathan membiarkan dirinya menangis, menyesali semua yang telah terjadi, sesekali ia bercerita tentang masa kecil mereka, betapa ia berharap bisa memulai semuanya kembali suatu saat nanti.

"L, please wake up. I love you, so much!"

I love you too, Naa...

Till we meet again...

Nathaniel ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang