"Malem, Dok!" Seulas senyum tipis terlukis di wajah Sam sembari menganggukkan kepala, membalas sapaan beberapa orang yang ada di lorong. Kebanyakan perawat yang memang berjaga malam dan beberapa koass yang bertugas di UGD. Sam melirik jam yang melingkar di lengannya, tengah malam. Dia menghela napas panjang, tiba-tiba malas untuk pulang.
"Dok, gak pulang?" Sam menggeleng tanpa melepaskan senyum tipisnya, "nanggung, mau ke ruangan Gabriel aja. Permisi, ya?" Perawat itu mengangguk sambil tersenyum, kemudian menyingkir, memberi jalan pada Sam untuk lewat.
Sam mengetuk pintu yang tertutup di hadapannya beberapa kali. Namun, tidak ada jawaban sama sekali. Tebakannya, penghuni ruangan itu pasti sudah tertidur. Tanpa permisi, Sam membuka pintu itu perlahan, menampilkan dua orang laki-laki yang tengah tertidur, satu di sofa dan satunya di ranjang.
Tanpa diundang, Sam melangkahkan kakinya memasuki ruangan, memeriksa kondisi Gabriel sejenak sebelum menjatuhkan tubuhnya di sofa yang berhadapan dengan Nathan. Ia menatap Nathan, tersenyum sendu mengingat banyak hal yang sudah terjadi akhir-akhir ini, sebelum memposisikan dirinya seperti Nathan. Perlahan, bola mata kecoklatannya tertutup oleh kelopak mata. Dalam waktu singkat, napas teraturnya menyiratkan dirinya sudah jatuh, terlelap.
Uhuk! Uhuk! Uhuk!
Suara batuk beruntun dan berkali-kali membuat kesadaran Sam kembali. Seketika dia bangun, bahkan langsung berlari melihat kondisi Gabriel. Dia mengerutkan keningnya keheranan, Sejak kapan lelaki itu berkeringat cukup banyak dengan napas tersengal, padahal masker oksigen masih melekat menutupi mulut dan hidungnya? Sam memeriksa tekanan oksigen pada tabungnya, khawatir jika tabung itu habis, tapi kenyataannya justru membuat Sam lebih khawatir lagi lantaran tekanan tabung itu masih penuh.
Uhuk! Uhuk! Uhuk!
Sam refleks mengulurkan tangannya di kening yang basah itu. sensasi panas yang menusuk langsung memenuhi punggung tangannya. Sam bahkan sampai berjengit kaget. Tanpa banyak berbicara, Sam menekan tombol darurat, memanggil perawat untuk membantunya.
Sambil menunggu, Sam mencoba membangunkan Gabriel yang semakin kesulitan bernapas. Dia berkali-kali terbatuk dengan suara menyakitkan. Sam sampai mengerutkan keningnya dengan pandangan nanar, tidak tega melihat sahabatnya kesakitan seperti itu. tangan Gabriel tiba-tiba bergerak, mencengkeram dadanya dengan kepala mendongak ke atas. Matanya bahkan sudah terbuka lebar, memerah, terlihat sangat kesakitan.
"Naa!" Sam yang sudah hampir berlari membangunkan Nathan tiba-tiba disambar oleh Gabriel, membuat Sam kembali memfokuskan pandangannya pada Gabriel. Di tengah kesakitannya, lelaki itu menggelengkan kepalanya, seolah meminta Sam untuk tidak membangunkan Nathan yang tengah tertidur pulas. Tepat saat itu, beberapa perawat datang dengan wajah paniknya. Entah bagaimana, mereka sudah membawa brankar khusus dan tengah menunggu Sam untuk memberikan mereka instruksi.
"Bantu saya mengangkat Gabriel." Mereka mengangguk. Dengan cekatan, tiga orang perawat laki-laki memindahkan tubuh Gabriel dari tempat tidur ke brankar dan langsung mendorongnya mengikuti Sam yang sudah berjalan lebih dulu. Begitu keluar dari ruangan, Sam berlari, membuat orang-orang yang mendorong brankar Gabriel refleks ikut berlari.
"Bertahan, L!"
Kesadaran Gabriel sudah terombang-ambing. Dia kesulitan bernapas, kepalanya pusing dan dia sudah tidak bisa merasakan tubuhnya, kebas. Rasa panas dan nyeri di dada menyita seluruh inderanya, membuatnya hanya terfokus pada itu semua. Gabriel menyerah. Dia memejamkan matanya seiring dengan kepalanya yang awalnya menengadah mencoba meraup oksigen perlahan terkulai. Dia telah sempurna kehilangan kesadarannya.
^^^
"Di mana Gabriel?!" teriak Nathan pada perawat yang baru saja masuk ke dalam ruang rawatnya. Nathan panik saat tidak menemukan saudara kembarnya itu di sampingnya. Semalam dia masih tidur bersama dengan pemuda itu. Dia bahkan masih membenahi selimut di tubuh Gabriel beberapa jam yang lalu, tapi sekarang dia tidak bisa menemukan saudara kembarnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nathaniel ✔
Teen FictionDia Nathaniel, laki-laki yang akan melakuan apapun untuk Gabriel Dia Nathaniel, laki-laki yang akan berkorban apapun untuk Gabriel Dia Nathaniel, satu-satunya alasan Gabriel ada di dunia ini Apa yang membuat Nathaniel bertahan di dunia ini? Gabriel ...