Nick menguap saat berada di ruangannya. Dia bangun dua jam lebih awal dari Chloe demi bisa membuktikan kalau dia menuruti perintah Chloe. Taktik ini dilakukannya sesuai dengan instruksi Jade karena Nick meminta bantuan Jade untuk memasak sarapan Chloe. Nick berharap Chloe bisa luluh padanya sedikit saja. Hanya sedikit saja. Karena berurusan dengan Chloe itu sangatlah rumit.
Tepat jam makan siang, Nick menjatuhkan wajahnya di atas meja. Dia sangat mengantuk. Kantuknya tak tertahan dan dia akhirnya tidur. Chloe yang mampir sejenak di kantor Nick dan masuk ke dalam ruangan Nick. Dia melihat Nick tertidur dengan kepala di atas meja. Chloe menggeleng. Mencoba mengusir rasa kasihannya pada Nick. Masakan Nick tadi pagi enak sekali. Sarapan dengan berbagai jenis makanan yang cocok untuk sarapan membuat Chloe ingin sekali mengatakan terima kasih pada Nick. Tapi, tentu saja dia mengatakannya hanya di dalam hatinya saja.
Chloe duduk di depan meja Nick dan Olivia menunggunya di lobby kantor. Selama lima belas menit dia menatap Nick yang tertidur. Dia ingin mengatakan sesuatu pada Nick tapi tak ada kosa kata yang keluar dari kedua daun bibirnya yang dilapisi lipstik warna maroon itu.
Mata Nick perlahan terbuka. Dia menatap sosok di depannya itu. Chloe? Matanya terbuka lebar antara terkejut dan heran. "Chloe?"
"Aku tadi melewati kantormu dan aku rasa aku ingin mampir ke sini untuk mengecek pekerjaanmu."
"Kamu ini bertindak seperti kakekku saja sampai harus mengecek pekerjaanku."
"Dan ternyata kamu malah tidur di saat CEO lain sedang bekerja keras."
"Ya ampun, aku baru saja selesai meeting yang menguras tenaga dan otak. Aku hanya ingin istirahat sejenak. Semalam aku tidur kemalaman dan bangun lebih awal dari biasanya. Memasak dan bersih-bersih rumah saja sudah mengurangi energi dan kemampuan otakku ditambah meeting. Aku bekerja keras lebih dari mereka yang sudah bekerja keras. Aku bekerja keras agar kesalahanku dimaafkan istriku. Aku tahu aku salah dengan menemui Garnetta, tapi, ya, seharusnya kamu memakluminya karena kamu sendiri yang bilang mengizinkan aku bertemu Garnetta di awal pernikahan kita." Nick mencari pembelaan.
"Apa kamu cemburu?" Nick bertopang dagu sambil tersenyum kecil pada Chloe.
"Cemburu?" Chloe bertanya dengan dahi mengernyit seolah-olah Nick bertanya bagaimana cara membuat bayi yang baik dan benar dengan Chloe.
"Aku cemburu padamu. Hahaha." Chloe tertawa kaku.
"Kalau kamu cemburu kamu tinggal bilang saja, Chloe."
"Kamu sinting, Nick." Chloe angkat kaki dari ruangan Nick.
Nick tersenyum setelah menggoda Chloe. Dia sudah berusaha agar Chloe kasihan padanya dan menutup mulut tentang pertemuannya dengan Garnetta dari keluarga Nick.
***
Garnetta meminta bertemu dengan Chloe. Entah apa yang ingin dibicarakannya dengan Chloe. Awalnya Chloe menolak tapi Olivia mencoba mempengaruhi Chloe untuk menemui Garnetta karena Olivia sendiri penasaran dengan keinginan Garnetta yang ingin bertemu istri dari kekasihnya itu.
"Aku tidak menyukai Garnetta, Olivia." Kata Chloe sembari menatap jalanan melalui kaca mobilnya.
"Aku tahu, Nyonya. Tapi, apa Nyonya tidak penasaran dengan alasan kenapa Garnetta ingin menemui Anda."
"Tidak."
Olivia menatap sekilas Chloe dari kaca spion.
Hening.
Olivia tidak lagi mencoba mempengaruhi Chloe hingga mereka sampai di depan rumah mereka.
"Olivia."
"Ya, Nyonya." Olivia menoleh pada Chloe.
"Sepertinya kamu benar. Aku seharusnya menemui Garnetta. Bagaimana bisa aku tidak penasaran dengan apa yang ingin dibicarakannya?"
Olivia tersenyum. "Baik, Nyonya. Garnetta mengajak Anda bertemu di restoran makanan Asia. Aku akan mengantar Anda."
"Rasanya aneh menemui calon istri mantan kekasihmu yang sekaligus kekasih dari suamimu."
"Ya, memang." sahut Olivia. "Tapi, aku rasa Tuan tidak akan lagi menemui Garnetta diam-diam setelah Anda mengancamnya. Nyalinya paling ciut kalau urusannya dengan Tuan Besar."
Mendengar perkataan Olivia, Chloe tertawa kecil. Kalimat terakhir Olivia lumayan menarik untuk menghiburnya.
***
Garnetta menunggu lebih dari lima belas menit. Dia mengenakan jam tangan mahal dari salah satu brand terkenal dunia. Jam tangan berwarna silver itu pemberian dari Nick. Garnetta mencintai Nick tapi cinta itu menginginkan sebuah pengakuan dari Nick.
Pengakuan kalau dirinya adalah wanita yang dicintai Nick. Pengakuan untuk keseriusan. Dan Nick tidak bisa memberikannya pada Garnetta karena dalam surat perjanjian Nick dengan kakeknya disaksikan orang tuanya dan orang tua Andrew, tertera kalau Nick harus menikahi Chloe. Bukan wanita lain. Itu kalau Nick mau menjadi pemilik perusahaan kakeknya. Salah satu alasan Andrew seperti cucu tiri adalah karena orang tua Andrew tidak memiliki banyak andil dalam bisnis Dean Willis.
Berbeda dengan Peter yang seorang pekerja keras selagi dia masih muda dan mengembangkan bisnis ayahnya hingga ke Tiongkok. Peter memiliki andil yang sangat besar dalam keberhasilan bisnis ayahnya dan keambiusan Peter menurun pada Nick.
Garnetta tersenyum tipis pada Chloe saat Chloe sampai di restoran tempat mereka bertemu. Chloe meminta Olivia menunggu di dalam mobil. Olivia agak menyayangkan perintah Chloe itu. Dia tidak bisa mengetahui banyak hal mengenai perbincangan Chloe dan Garnetta tapi dia berharap Garnetta tidak menyulut permusuhan pada Chloe.
"Apa kabar, Chloe?" tanya Garnetta berbasa-basi.
"Kabar baik." Chloe menanggapi dengan ekspresi dan nada suara dingin. "Bagaimana rasanya bercinta dengan suami orang?"
Mata Garnetta melebar mendengar pertanyaan Chloe yang menyudutkannya.
"Mau bagaimana pun, Nick adalah suamiku. Kamu salah dengan bertemu dengannya di dalam kamar hotel. Bagaimana kalau aku mengajak bertemu Andrew saat Andrew menjadi suamimu dan aku mengajaknya tidur bersama? Aku tidak menyalahkanmu saja, aku juga menyalahkan Nick." Jeda sejenak. Chloe menyesap kopi dinginnya. "Bagaimana kalau orang tua Andrew tahu akan hal ini. Apalagi Tuan Besar yang tahu. Bisa-bisa Nick dicoret dari daftar pewaris utama bisnis keluarga. Kamu bisa bayangkan kalau Nick hidup melarat. Katanya cinta, tapi kok malah menambah-tambah masalah untuk orang yang dicintainya."
Garnetta seperti kehabisan kosa kata. Garnetta sempat mengira Chloe adalah tipikal wanita yang hanya menerima tanpa melawan. Namun, Chloe menyudutkannya lebih dari yang dipikirkannya.
"Apa kamu mengancamku, Chloe?"
"Apa aku seperti mengancammu?" Chloe balik bertanya dengan senyum setipis pangsit. Chloe memainkan gelas kopi dinginnya. "Aku hanya memberitahumu, Garnetta. Aku hanya ingin kamu lebih berhati-hati berurusan denganku."
"Aku akan bilang tentang ini pada Nick."
"Silakan. Aku senang kalau Nick tahu." Chloe mengedipkan sebelah matanya pada Garnetta yang memasang wajah kalah.
***
Chloe is backkk!!
Menurut kalian kalo Garnetta ngadu ke Nick, tanggapan Nick bakal gimana nih?
Next?
Mau double apa tripple? Kalo komentar udah banyak aku update lagi ya ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect CEO (21+)
Romance*** Di saat semua wanita memuja Nicholas Dean Willis hanya Chloe yang berani menyebutnya 'sampah'dan itu membuat Nick tertantang untuk membuat Chloe bertekuk lutut padanya. mampukah Nick membuat Chloe bertekuk lutut ataukah yang terjadi malah sebal...