"Nyonya, sepertinya lipstik warna mauve lebih cocok di bibir, Nyonya, daripada lipstik warna merah menyala begitu, Nyonya." Kata Olivia sembari menatap bibir merah Chloe.
"Karena warna mauve cocok denganku makanya aku memilih warna yang tidak cocok untukku." Chloe tersenyum sembari mengolesi kembali lipstik warna merah menyala itu di bibirnya.
Semakin mengenal Chloe, Olivia semakin tidak mengerti. Tapi, satu hal yang pasti Nyonyanya itu bikin penasaran dengan sikap dan tiap tindakannya. Apalagi saat Chloe dengan begitu mudah menghilangkan perasaannya pada Andrew, meskipun Chloe tidak bisa menghapus semua kenangan dan sisa rasa cintanya tapi setidaknya, Chloe maju setingkat daripada Olivia yang pernah menangisi dan mengemis cinta pada pria yang memilih wanita lain selama bertahun-tahun.
"Apa Nyonya berniat membuat Tuan merasa jijik atau sebaliknya dengan pilihan lipstik warna merah itu."
"Sebaliknya? Maksudmu apa? Membuatnya bergairah?" Chloe tersenyum.
Olivia senang melihat Chloe tersenyum. Jarang sekali dia melihat Chloe tersenyum. Senyuman Chloe cukup membuat nyaman. Andai saja, Chloe bisa bersikap seperti ini pada Nick. Olivia yakin Nick pasti akan luluh juga. Dan mungkin saja kebencian pria itu akhirnya kalah dengan cinta. Cinta bisa mengalahkan segalanya bukan?
"Nyonya, sebenarnya Nyonya ingin membuat Tuan membenci atau mencintai Anda?" Tanyanya dengan hati-hati namun penasaran.
Chloe mengenakan gaun tipis berwarna hitam tanpa lengan. Sebenarnya, dia agak kedinginan mengenakan gaun tipis itu, tapi mau bagaimana lagi, dia tidak punya banyak gaun seksi dan itu agak disesalinya. Mungkin nanti dia akan meminta Olivia membelikan gaun-gaun seksi untuknya. Untuk membuat Nick menginginkannya kemudian menjatuhkan pria itu.
Chloe menghela napas. "Aku ingin dia membenci sekaligus menginginkanku." Chloe menoleh pada Olivia.
"Kenapa? Kalau Tuan bisa mencintai Anda seharusnya Nyonya juga melakukan hal yang sama."
"Aku membencinya dan dia membenciku. Pasangan kami akan menikah. Dan aku terjebak di dalam pernikahan yang mendesakku untuk cepat hamil. Aku bukan pabrik pembuat bayi." Chloe kecewa dan kesal pada Emma. Ibu mertua yang haus akan harta kakek Nick. Dia rela mengorbankan kebahagiaan Nick agar Dean Willis memilih Nick sebagai pewaris utama kekayaannya dibandingkan Andrew.
"Akan lebih seru kalau dia membenciku, tapi juga menginginkanku."
"Bagaimana kalau yang terjadi sebaliknya, Nyonya?"
"Aku tidak akan pernah menyukai Nick." Kata Chloe yakin. Bibirnya bisa membuat Olivia percaya tapi hatinya meragu. Tak terlalu yakin dengan apa yang dikatakan mulutnya.
"Nyonya, Tuan sudah sampai di rumah. Dia menyuruhku keluar dari kamar Anda."
"Dia mengirimimu pesan?"
Olivia mengangguk.
"Kita keluar bersama, Olivia."
"Jade sedang bersama Tuan di ruang tamu."
"Memangnya kenapa?"
Kedua daun bibir Olivia terbuka kemudian tertutup. Dia ingin mengomentari gaun tipis Chloe tapi sungkan.
"Olivia?"
"Ya, Nyonya."
"Kenapa kalau ada Jade bersama Nick?" Tanya Chloe mulai curiga.
Olivia menggeleng. "Tidak. Tidak apa-apa."
Chloe keluar kamar diikuti Olivia.
Mata Nick tertuju pada Chloe yang mengenakan gaun tipis yang menembus tubuh indah Chloe. Kedua daun bibir Jade terbuka, matanya melebar melebihi mata Nick saat Chloe berjalan mendekat.
"Kamu..." Nick tidak pernah melihat Chloe mengenakan gaun seksi. Tidak pernah sama sekali. Nick melirik Jade yang ternganga dan dia langsung menutupi mata Jade dengan tangannya. "Aku tidak mengizinkanmu melihat keindahan tubuh istriku." Ancamnya seakan Chloe adalah istrinya. Benar-benar istrinya.
"Tuan... astaga... kapan lagi aku..." Nick menarik Jade menjauhi ruang tamu dan mengunci Jade di kamarnya.
Setelah mengunci Jade, dia kembali ke ruang tamu menatap Chloe dari atas ke bawah dan ke atas lagi. "Kamu berkeliaran dengan gaun seperti ini di dalam rumah?" Matanya menatap serius Chloe.
Chloe ingin tertawa, tapi dia menahan tawanya. Bagaimana bisa Nick melarangnya mengenakan gaun seksi ini sedangkan Nick sendiri bertemu Garnetta di hotel. Dengan ego sebesar itu, Nick sama sekali tidak layak mendapatkan tubuh Chloe apalagi cinta Chloe.
"Lalu?" Tanya Chloe dengan tatapan menantang.
Nick mengalihkan tatapannya pada Olivia yang berada di belakang Chloe seakan meminta jawaban dari apa yang Chloe lakukan. Akhir-akhir ini Chloe memang berani mengenakan pakaian yang sebenarnya tidak mencerminkan dirinya sama sekali. Untuk apa dia mengenakan pakaian seperti itu? Untuk menarik perhatian lelaki? Atau hanya untuk mempermainkan mata Nick?
"Aku tidak mengizinkanmu mengenakan gaun seperti itu di depan Jade atau pria lainnya kecuali aku."
"Memangnya kenapa?"
Nick tampak kesal dan agak frustrasi. "Karena kamu istriku. Jaga image-mu sebagai istri Nicholas Dean Willis."
Mata Chloe menatap tajam Nick. "Kamu menyuruhku menjaga image?!" Dari nada suaranya, Chloe jelas marah.
"Kamu sendiri tidak pernah menjaga image-mu sebagai CEO di perusahaan kakekmu. Bahkan kamu bertemu dengan Garnetta di kamar hotel kan?" Sebelah alis Chloe tertarik ke atas.
"Apa..." Nick tidak menyangka kalau Chloe tahu dia dan Garnetta bertemu di kamar hotel. Nick mengalihkan tatapannya pada Olivia. Merasa bersalah Olivia membuang wajah. Nick mulai mencurigai Olivia. Matanya menyipit menatap Olivia dengan sanksi.
"Jadi berapa lama durasi permainanmu bersama Garnetta, Nick?" Sebelah sudut bibir Chloe tertarik ke atas.
Nick tidak bisa membantah tuduhan Chloe karena apa yang Chloe tuduhkan adalah fakta. Dia hanya merasa menjadi tampak lemah di mata Chloe. Bagaimana bisa dia tetap menemui Garnetta yang jelas-jelas memilih menikah dengan Andrew dibandingkan dengan tetap bersamanya sebagai simpanannya.
Chloe mendekati Nick, dia berjinjit agar bibirnya bisa berbisik di telinga Nick. "Kalau kamu ingin pernikahan kita baik-baik saja dan rahasiamu aman, maka turuti semua perintahku."
Nick menatap Chloe dengan mata menyipit.
Chloe tersenyum menang. "Mulai sekarang aku yang mengatur alur dan ritme sandiwara pernikahan kita. Aku akan menuliskan daftar hal yang harus kamu patuhi sebagai suami Chloe Dean Willis."
"Oh ya, Olivia," Chloe menoleh pada Olivia.
"Ya, Nyonya."
"Mulai besok kamu tidak usah beres-beres dan masak."
"Hah?" Olivia melirik Nick.
"Semua tugas rumah Nick yang akan kerjakan." katanya dengan nada suara anggun yang menyakitkan bagi Nick.
"Apa?! Chloe, kamu tidak bisa menyuruhku mengerjakan pekerjaan yang seharusnya dikerjakan Olivia!"
"Mau menuruti perintahku atau aku bongkar rahasiamu dengan Garnetta pada kakek dan orang tuamu. Ah, bagaimana ya ekspresi mereka mengetahui putra kesayangan dan cucu kesayangannya mengkhianati istrinya yang sangat mencintainya."
"Chloe!"
"Aku punya bukti yang sangat kuat, Nick." Chloe memberi senyum terakhir sebelum dia masuk ke kamar disusul Olivia.
"Berengsek!" Umpat Nick.
***
Mampus deh Nick :D
Dikira Chloe selemah kain lap kali ya.
Rameikan kolom komentarnya ya ^^
Boleh nyepam deh ^^
Pengen double update tapi nunggu 50 komentar deh xoxo :D
The Perfect CEO udah tersedia di playstore ya 🩷
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect CEO (21+)
Romance*** Di saat semua wanita memuja Nicholas Dean Willis hanya Chloe yang berani menyebutnya 'sampah'dan itu membuat Nick tertantang untuk membuat Chloe bertekuk lutut padanya. mampukah Nick membuat Chloe bertekuk lutut ataukah yang terjadi malah sebal...