"Aku hanya ingin bilang kalau Nick itu mencintaiku dan dia akan tetap mencintaiku meskipun aku akan menjadi istri Andrew. Dan Andrew belum tentu tetap mencintaimu, Chloe. Apalagi kalau dia tahu tentang dirimu yang ternyata tidak seperti yang dipikirkannya."
Chloe menatap Garnetta. Matanya menyala-nyala dengan anggun. "Persetan dengan cinta. Aku bahkan tak memiliki perasaan apa pun lagi pada Andrew. Jangan kamu pikir aku tetap menyukai pria seperti Andrew. Dan Nick, itu terserah kalian saja. Aku tidak peduli sepenuhnya pada Nick dan kamu. Kalau boleh jujur, aku hanya mengkhawatirkan status Nick nanti saat tahu ternyata dia memiliki affair dengan calon istri sepupunya." Chloe tersenyum puas.
Chloe tampak seperti wanita yang tidak takut pada apa pun.
Sedangkan di dalam mobil, Olivia cekikikan. Dia sempat menginstal aplikasi penyadap suara di ponsel Chloe. Olivia tak menyangka perkataan Chloe begitu tajam, menusuk dan mengancam. Bukan Garnetta yang menyulut permusuhan tapi Chloe sendiri. Dan sekarang tugas Olivia bertambah lebih banyak lagi.
***
"Aku terbebas dari segala pekerjaanku dan aku merasa tidak berguna." Jade protes karena seharian dia tidak bekerja untuk Chloe. Seolah-olah dia tidak membantu pekerjaan Nick.
Chloe menggigit kentang goreng buatan Nick. "Karena pada dasarnya seperti itulah dirimu. Tidak berguna."
Olivia terkekeh mendengar perkataan menohok Chloe.
"Hei, Olivia, aku tidak mengizinkanmu tertawa." Sewot Jade pada Olivia.
"Oh, ngomong-ngomong, kamu tidak mau melaporkan soal aku yang menyuruh-nyuruh Tuan Muda-mu pada Tuan Besar?"
Jade dan Nick saling melirik sebelum menjawab pertanyaan Chloe. "Aku rasa tidak usah. Ini hal biasa dalam rumah tangga. Masalah sepele. Mungkin bahasa cinta Nyonya itu dilayani dan Nyonya merasa dicintai dengan dilayani oleh Tuan Muda."
"Alibimu oke juga." Chloe mengangguk sembari memikirkan soal bahasa cinta.
Nick tidak terlalu mengenal Chloe, tapi jujur saja kesempatan bersama dengan Chloe tanpa sikapnya yang seperti biasa rasanya berbeda. Rasanya seolah dia menemukan sesuatu dalam diri Chloe. Sesuatu yang menghangatkan atmosfer di antara keduanya.
Bagaimana kalau aku mulai menginginkan wanita yang menjulukiku sampah ini?
Nick menatap Chloe yang sedang minum coca cola. Chloe yang merasa diawasi Nick balik menatap Nick. Mereka saling menatap satu sama lain sepersekian detik lamanya. Waktu yang cukup singkat tapi sangat lambat bagi Nick maupun Chloe. Seolah waktu sedang menjalani ritme slow motion.
Chloe membuang wajah saat menyadari kalau mata Nick tampak indah di matanya. Begitu pun dengan Nick yang berusaha membuang kekagumannya pada mata bening Chloe.
"Aku sudah lama menjomlo." Keluh Jade sembari melirik genit Olivia.
"Lalu?" Ucap Olivia ketus.
"Aku hanya memberitahu."
Olivia mulai salah tingkah. Dia mengambil kentang goreng dan melahapnya. Chloe dan Nick memperhatikan bawahan mereka masing-masing.
"Itu artinya kode, Liv." Kata Nick.
"Kode?"
"Kode kalau Jade ingin punya pasangan." Tambah Nick.
"Apa urusannya denganku?"
"Jade ingin kamu tahu kalau dia sendiri dan berharap kalau kamu mau dengannya." Kali ini Chloe yang bersuara. Chloe menatap Jade. "Kalau hanya untuk bersenang-senang, baiknya kamu cari wanita yang tidak seperti Olivia." Kata Olivia angker.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect CEO (21+)
Romance*** Di saat semua wanita memuja Nicholas Dean Willis hanya Chloe yang berani menyebutnya 'sampah'dan itu membuat Nick tertantang untuk membuat Chloe bertekuk lutut padanya. mampukah Nick membuat Chloe bertekuk lutut ataukah yang terjadi malah sebal...