Saat malam tiba keadaan rumah hanya ditinggali Chloe dan Nick. Chloe menyuruh Olivia membeli sayur dan buah di supermarket ditemani Jade. Chloe mengenakan piama motif floral sembari menonton serial favoritnya. Dia menggigit kentang saat pemeran utama dalam serial favoritnya berciuman.
Nick muncul di hadapannya setelah meeting yang melelahkan dengan para jajaran direksi dan komisaris. Laba perusahaannya sangat besar tahun lalu hingga Nick berencana membagi dividen kepada para pemegang saham namun terlebih dahulu dia ingin mempertanyakan soal berapa besarnya dividen yang akan diberikan kepada para investor.
Mata Nick tidak sengaja menonton adegan ciuman di televisi, Chloe yang merasa agak malu segera mematikan televisi. Wajahnya menegang.
"Kenapa dimatikan? Aku pikir kamu penyuka serial thriller atau horor." Dia tersenyum seakan baru menemukan kelemahan Chloe. "Ternyata kamu menyukai serial percintaan juga." Nick duduk di samping Chloe. Dia sangat lelah dengan pekerjaan hari ini. Apalagi Chloe datang ke kantor. Chloe bukan hanya mengejutkannya, tapi juga mengejutkan kedua temannya, Noah dan Steven.
Ponsel Nick berdering. Emma meneleponnya.
"Ya, Mom."
"Nick, Andrew sudah menentukan tanggal pernikahannya dengan Garnetta..." Nick menelan ludah.
Nick mematikan ponselnya. Kelelahannya lenyap digantikan dengan rasa sakit yang seakan mengiris-iris hatinya.
Chloe memperhatikan ekspresi Nick yang berubah muram. "Ada apa?"
"Tidak ada apa-apa." Dustanya.
Chloe menatap Nick lekat. Nick jelas berbohong dan siapa pun pasti bisa meraba kebohongan dari nada suara Nick. "Apa ini tentang Andrew dan Garnetta?"
"Aku bilang tidak ada apa-apa." Mata Nick tidak bisa membohongi Chloe.
Chloe menarik napas berat dan mengembuskannya perlahan seakan mencoba mengikhlaskan dan melepaskan Andrew. Lalu malam itu tak terjadi apa-apa. Nick dan Chloe sama-sama terdiam. Tenggelam pada perasaan dan pikirannya masing-masing. Keheningan menyelimuti atmosfer di antara keduanya hingga Olivia dan Jade datang empat puluh lima menit kemudian.
***
Keesokan paginya, Nick meminta bertemu dengan Garnetta. Garnetta mengiyakan dan mereka bertemu di sebuah kamar hotel. Sesuai dengan permintaan Nick, Garnetta datang bahkan lebih awal dari Nick.
"Aku tidak bisa menghentikan pernikahanmu dengan Andrew kalau kamu memang menginginkannya." Nick menatap lekat kekasihnya atau mantan kekasihnya. Entahlah. Tidak ada yang jelas dari hubungannya dengan Garnetta.
"Aku hanya ingin kehidupanku lebih baik dari yang sekarang. Andrew menawarkan yang tidak kamu tawarkan padaku, Nick." Dia menjawab dengan realistis.
"Aku bisa memenuhi kebutuhan hidupmu."
"Tapi kamu tidak bisa menikahiku."
"Kita masih bisa..."
"Nick." Sela Garnetta. "Bagaimana kalau orang tuamu atau kakekmu tahu soal hubungan kita nanti. Bukankah ini akan menjadi masalah. Bisa-bisa kakekmu menarik semua apa yang diberikannya padamu. Bukankah ini alasan kamu menikahi Chloe?"
Nick ingin sekali menendang sesuatu yang bisa ditendangnya atau yang bisa dihajarnya. Kaca, semisalnya. Tapi, dia tidak ingin membuat Garnetta takut dengan apa yang dilakukannya. Melepaskan Garnetta sama saja dengan melepaskan setengah bagian hatinya.
"Kamu tidak mencintai Andrew bukan?" Nick menatap mata Garnetta tajam.
"Tentu saja, tidak. Begitu juga Andrew padaku. Dia hanya mencintai Chloe." Garnetta meraih tangan Nick dan menggenggamnya. "Aku mencintaimu, Nick. Dan masih akan terus mencintaimu."
Nick melepaskan dengan kasar tangan Garnetta. "Tapi, kamu mau menikah dengan Andrew."
"Kamu tidak bisa memenuhi permintaanku!" Garnetta tampak marah.
"Maafkan aku, Garnetta." Nick memeluk Garnetta. "Aku minta maaf. Aku tidak bisa menikahimu. Aku tidak bisa memenuhi permintaanmu."
Nick melepaskan pelukan Garnetta. Dia menatap wajah Garnetta. Tidak mudah untuk melupakan seseorang yang dicintainya begitu saja. Jadi, Nick belum berniat melepaskan Garnetta. Apa pun yang terjadi. Dia akan tetap berada di samping Garnetta.
Nick memiringkan kepala. Hidungnya menyentuh hidung Garnetta. Dia memagut bibir mungil Garnetta dan dengan cepat melepas pakaiannya.
***
"Kamu yakin?" Chloe bertanya pada Olivia setelah mendengar penjelasan Olivia. Oke, kini Olivia berpihak pada Chloe. Olivia yang memiliki akses dan mengetahui password ponsel Nick sengaja menyadap nomor Nick. Chloe memerintahnya dan Olivia mau melakukannya. Ya, entah kenapa dia mau melakukan pengkhianatan kedua kali pada Tuannya.
"Mereka sedang di hotel?" Tanya Chloe. Seharusnya, dia senang mendengar pemberitahuan Olivia, tapi dia tidak sepenuhnya senang. Malah Chloe merasa Nick seperti mengkhianatinya. Bukankah dia mengizinkan Nick tetap menjalin hubungan dengan Garnetta?
"Iya, Nyonya."
"Di mana Jade?"
"Dia masih tidur. Nyonya, apa rencana Nyonya setelah tahu Tuan bertemu dengan Garnetta di hotel."
"Aku akan mengancamnya dan menakut-nakutinya." Chloe tersenyum. Olivia tidak bisa menangkap maksud Chloe.
"Dengan bukti ini, aku bisa menyuruhnya melakukan ini-itu. Kurang lebih seperti menyiksanya." Senyum Chloe semakin lebar.
"Nyonya, sepertinya Tuan dan Garnetta bertemu hanya untuk mengucapkan kata perpisahan sebelum Garnetta menikahi Tuan Andrew. Apa Anda tahu soal ini?"
Chloe menatap Olivia. Mencoba menguatkan dirinya. Dia menyingkirkan rasa sakitnya. Untuk apa dia menghabiskan waktu menangisi pria sialan seperti Andrew? Pria yang dia kira akan menjadi pelindungnya ternyata adalah pria yang malah memberikannya penderitaan dengan menikahi Garnetta. MENIKAHI GARNETT!
Bukankah apa yang dilakukan Andrew tidak bisa dimaafkan? Setidaknya, kalau dia memang ingin menikah bukan Garnetta pengantin wanitanya. Apakah tidak ada wanita lain selain Garnetta? Apalagi pernikahan Andrew dilaksanakan saat Chloe baru saja menikah dengan Nick.
"Tentu saja aku tahu." Jawab Chloe dengan ekspresi dingin.
Olivia takut Chloe akan menangis seperti kemarin hingga matanya sembab. "Nyonya, tidak apa-apa?"
"Aku bukan wanita lemah dan bodoh yang harus menangisi dan membiarkan rasa sakit terus hidup di dalam hatiku, Olivia. Aku sudah..." Jeda sejenak. "Aku sudah menangisinya kemarin dan air mata yang aku keluarkan itu cukup untuk mengubah rasa cintaku pada Andrew."
Olivia menatap takjub Nyonyanya. "Ba-bagaimana bisa Nyonya seperti itu? Langsung lepas hanya dalam waktu sehari."
"Keputusan Andrew untuk menikahi Garnetta jelas mengubah perasaan cinta jadi tidak peduli lagi."
"Tapi, dalam waktu singkat itu rasanya tidak mungkin, Nyonya." Olivia memasang wajah serius.
"Aku masih terluka, Olivia. Ah, aku tidak suka Andrew menikahi Garnetta dan Nick tidur dengan Garnetta."
"Nyonya, Tuan sepertinya tidak tidur dengan Garnetta. Mungkin Tuan hanya ingin mengucapkan salam perpisahan."
"Memangnya kamu ada di sana?"
Olivia menggeleng.
"Aku tahu bagaimana Nick, Olivia. Denganku saja dia terus memaksa meskipun dia tidak menyukaiku dan cenderung membenciku, apalagi dengan wanita yang dicintainya."
***
Mau didouble update nggak nih?
Jangan lupa komentarnya ya biar aku double update malam ini juga ^^Jangan lupa buat nyepam dan share cerita ini biar pada seru2an di kolom komentar nanti 😂
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect CEO (21+)
Romance*** Di saat semua wanita memuja Nicholas Dean Willis hanya Chloe yang berani menyebutnya 'sampah'dan itu membuat Nick tertantang untuk membuat Chloe bertekuk lutut padanya. mampukah Nick membuat Chloe bertekuk lutut ataukah yang terjadi malah sebal...