The Perfect CEO - 3

8.3K 496 107
                                    

Kakek menyesap tehnya perlahan. Lalu menatap cucu kesayangannya dengan tatapan lembut. Kakek selalu melihat sisi positif dari Nick yang pekerja keras dan pintar berbisnis tanpa tahu bagaimana karakter buruk cucunya itu. Nick pandai dalam menyebunyikan topengnya di hadapan Kakek. Kakek bahkan tak pernah tahu kalau Nick pernah menjalin hubungan dengan Garnetta—wanita biasa yang tidak memiliki apa pun. Yang tak setara dengan Nick—begitulah kata Ibu Nick.

"Bagaimana keadaan Chloe?"

"Baik-baik saja, Kek. Kakek tidak perlu mengkhawatirkan Chloe."

"Katanya sepasang kekasih yang akan melaksanakan pernikahan biasanya akan mengalami cekcok."

Sepasang kekasih? Nick ingin tertawa mendengar perkataan Kakeknya. Dia dan Cloe bukanlah sepasang kekasih. Dan ya, Chloe memang tidak menyukainya seperti Chloe menyukai Andrew.

"Ya, sedikit, Kek. Kami sudah sama-sama dewasa dan aku rasa kami bisa melewati pertengkaran kecil."

"Jangan sombong, Nick. Kamu tidak bisa menganggap remeh wanita. Mereka kalau sudah marah bisa membuatmu mati." Kemudian kakek terbahak.

Nick ikut tertawa kecil. "Chloe mudah diatasi, Kek. Dia tipikal wanita yang tidak rumit dan penurut." Dustanya.

"Bagus kalau Chloe memang penurut. Istri yang penurut itu sangat baik dibandingkan istri yang suka membangkang. Kapan-kapan kamu ajak Chloe datang ke rumah, Nick. Kakek ingin bertemu dengan Chloe."

"Iya, Kek. Nanti Nick akan bawa Chloe ke sini."

"Sebulan lagi kalian menikah tapi Chloe bahkan tidak melakukan perkenalan dengan keluarga di sini."

"Chloe termasuk wanita pemalu, Kek." Nick kembali berdusta.

"Hahaha, Kakek kira kamu suka wanita yang attractive."

"Tidak. Chloe pemalu dan itu membuat Nick penasaran dan akhirnya jatuh cinta padanya. Andrew lebih suka wanita yang attarctive."

Kakek kembali terbahak.

***

Chloe menatap awan gelap di teras rumah mewah Nick. Dia merindukan Andrew merindukan segalanya dari pria itu. Andrew memberinya cinta dan kasih sayang lebih dari yang dimintanya. Tapi, takdir memang senang sekali mempermainkannya. Sebulan lagi dia akan menjadi istri dari Nicholas Dean Willis. Pria yang dianggapnya sampah. Pria yang bahkan tidak pernah ada dalam pikirannya untuk dijadikan seorang suami.

Nick datang dengan mobil sport mewahnya. Dia menatap Chloe detangan tatapan yang seperti membenci sekaligus juga menginginkan. "Kamu menungguku pulang, Nyonya Willis?" goda Nick saat dia berada tepat di depan Chloe.

"Kamu pasti tidak bisa menahan rindu untuk tidak bermalam denganku kan?"

Chloe hanya terdiam menatap pria yang selalu yakin kalau semua wanita akan bertekuk lutut padanya.

"Bisakah kamu tinggalkan aku sendiri di sini."

"Tentu tidak bisa karena mau bagaimanapun kamu milikku. Ayahmu sendiri yang menyerahkannya padaku."

Chloe merasakan dadanya yang mendadak sesak. Ya, ayahnya sendiri yang menyerahkan Chloe pada Nick.

"Ayo, kita masuk!" Nick menarik pergelangan tangan Chloe.

Chloe menghempaskan tangan Nick dengan kasar. "Aku tidak mau." Katanya dengan tatapan tajam.

"Aku bilang masuk, Chloe. Kamu mau menunggu Andrew datang lagi dan membawamu kabur? Andrew tidak seberani itu. Dia pengecut."

"Tapi setidaknya dia mencintaiku."

Nick tersenyum mengejek. "Oh ya, cinta. Kenapa wanita selalu yakin kalau pria yang dicintainya mencintainya juga?"

"Karena memang itulah kenyataannya, Nick. Bagaimana dengan Garnetta?"

Ekspresi wajah Nick berubah angker saat Chloe menyebut nama Garnetta.

"Kamu pengecut, Nick. Kamu tidak bisa menikahi kekasihmu dan kamu pun ingin Andrew tidak bisa menikahiku kan. Kamu tidak berani mengambil keputusan untuk hidup bersama Garnetta tanpa kemewahan yang selalu disediakan keluargamu. Kamu pengecut, Nick."

"Jangan menyebut nama Garnetta lagi di depanku." Nick berkata dengan nada dingin dan tajam.

"Kenapa? Karena Garnetta mengingatkanmu betapa pegecutnya dirimu?"

Nick menyeret Chloe masuk ke dalam rumahnya. Wanita itu tidak bisa melepaskan diri dari Nick karena genggaman Nick yang begitu erat dan menyakitkan. Nick menjatuhkan Chloe di atas sofa dan dengan cepat dia berada di atas Chloe menatap penuh amarah wanita itu. Napas Chloe memburu dia tampak agak pasrah tapi saat Nick lengah Chloe akan langsung beraksi untuk melepaskan diri dari Nick.

Nick dapat merasakan dada Chloe yang naik-turun di dadanya. Pria itu terus menapat Chloe tanpa berkata apa pun. "Aku sudah memperingatkanmu untuk tidak menyebut nama Garnetta."

Ponsel Nick berdering. Dia mengambil ponsel dari sakunya dan mengangkat telepon dari Andrew. "Sialan!" umpat Nick yang merasa terganggu.

"Kalau kamu ingin melihat Garnetta lagi, dia ada di sini. Bersamaku, Nick." Lalu telepon mati secara sepihak.

Dia kembali menatap Chloe. "Malam ini kamu lolos, Chloe. Tapi malam-malam berikutnya, demi Tuhan, kamu tidak akan lolos dariku."

***

Waduh Nick ngeri juga ya :D

NEXT???

Yang mau dinext tinggalin komentarnya ya ^^


The Perfect CEO (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang